MENGHARGAI BERKAT TUHAN

27 Nov, 2023

Bahan Bacaan :
Lukas 17:17-18, "Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

Penjelasan Materi :
Dari kisah ini jelas kita bisa melihat siapa yang akan sungguh-sunggub beriman dan diselamatkan dan siapa yang tidak. Sepuluh orang kusta itu memang percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan mereka. Keyakinan mereka akan Yesus sungguh besar. Terbukti, bahwa ketika Yesus tidak secara langsung menyembuhkan mereka, melainkan menyuruh mereka memperlihatkan tubuh mereka kepada para imam, dan tanpa ragu mereka segera pergi memcari imam-imam, dan saat itulah mujizat terjadi atas mereka.

Namun, Hanya satu orang saja, yaitu orang Samaria (sembilan lainnya mungkin sekali orang Yahudi), yang setelah melihat dirinya sembuh memuliakan Allah dan kembali kepada Yesus untuk menyembah Dia. Orang Samaria ini kembali karena dia bukan hanya merasakan dan mengalami jamahan kuasa Tuhan tetapi menyadari akan anugerah-Nya. Oleh karena itu ia kembali untuk mengucap syukur sebagai bentuk Penghargaan akan Berkat Tuhan atas hidupnya.

Bagaimana dengan kesembilan orang lainnya? Rupanya bagi mereka yang penting adalah kesembuhan itu, bukan Tuhan yang menyembuhkan. Mereka merasakan mujizat Ilahi tetapi tidak merasakan jamahan Ilahi. Jamahan kasih Tuhan tidak mereka sadari, oleh sebab itu respons mereka pun tidak ada.

Orang yang benar-benar mengalami keselamatan pasti menunjukkan kepekaan akan hal-hal rohani. Salah satunya adalah kepekaan akan anugerah yang sudah diterimanya. Hidupnya akan penuh dengan ucapan syukur. Kesaksian-kesaksiannya bukan berpusatkan kepada dirinya sendiri dan apa yang sudah terjadi pada dirinya, tetapi kepada Allah dan apa yang Allah sudah lakukan atas dirinya.

Perhatikanlah dua hal ini, yakni :
1) Perhatikanlah, ada kelimpahan penyembuhan di dalam darah Yesus, yang cukup bagi semua orang. Betapa murah hatinya Kristus dalam berbuat baik: Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di sini terjadi penyembuhan secara besar-besaran, semua orang sakit dipulihkan dengan hanya sebuah perkataan saja.

(2) Betapa pelitnya kita dalam membalas budi: "Di manakah yang sembilan orang itu? Mengapa mereka tidak kembali untuk berterima kasih?" Hal ini menyiratkan bahwa sikap tidak tahu berterima kasih adalah dosa yang kerap ditemukan. Dari antara banyak orang yang menerima belas kasihan Allah, hanya ada sedikit, sangat sedikit, yang kembali untuk berterima kasih dengan cara yang benar (bahkan kurang dari satu berbanding sepuluh), yang bersikap tahu membalas budi atas kebaikan yang telah mereka terima. AS

Bahan Diskusi :
1. Sadarkah kita, bahwa kita sudah mengalami berkat Tuhan?
2. Coba ceritakan berkat Tuhan yang sudah kita alami!
3. Sudahkah kita mempersembahkan ucapan syukur kepada Tuhan sebagai bentuk penghargaan akan berkat-berkatNya?

 

GBI Jalan Jend Gatot Subroto