JANGAN SAMPAI DIMUNTAHKAN TUHAN
Wahyu 3:14-22
Kondisi Laodikia sebagaimana yang terungkap pada Wahyu 3 adalah unik. Laodikia terletak pada dataran dan awalnya didirikan oleh wangsa Yunani-Siria. Kota ini sangat makmur, namun hancur karena gempa Bumi pada tahun 60M. Hebatnya, penduduk setempat mampu membangunnya kembali tanpa bantuan apapun dari Kekaisaran Romawi. Laodikia juga dikenal sebagai penghasil karpet, wol, obat-obatan dan juga merupakan kota finansial. Obat mata dari kota ini terkenal di seluruh Kekaisaran Romawi. Laodikia mendapatkan air dari mata air-mata air yang berada di Heirapolis. Air panas dari daerah tersebut dialirkan melalui saluran-saluran air (aquaduct) yang sedemikian sehingga ketika tiba di Laodikia sudah tidak panas lagi, melainkan hangat/suam-suam kuku.
Dari ketujuh jemaat yang TUHAN Yesus puji, tegur dan peringatkan, maka ada yang sesuatu yang salah dengan jemaat Laodikia. TUHAN Yesus memakai kata "muntah" (3:16), sesuatu yang menggambarkan kejijikan-Nya. Mempelajari lebih lanjut teks kita pada minggu ini, maka ada beberapa pembelajaran yang bisa kita tarik mengenai pesan-Nya kepada jemaat Laodikia.
1. TUHAN Yesus tidak suka kesombongan
TUHAN Yesus menegur jemaat Laodikia karena pekerjaan/pelayanan mereka tidak temukan tegas dingin atau panas (3:15-16). Keadaan suam-suam kuku ini membuat TUHAN memuntahkan mereka dari dirinya. Mengapa Yesus sampai melakukan hal tersebut? Apa yang dibuat oleh jemaat Laodikia sehingga mereka dimuntahkan? Ayat-ayat selanjutnya memberikan penjelasan.
Jemaat Laodikia, sebagaimana halnya dengan penduduk kota itu, ternyata sombong. Mereka merasa kaya dan kuat, mampu mendirikan kembali kotanya yang hancur akibat gempa tanpa bantuan siapapun. Mereka juga mampu menghasilkan kekayaan dan obat-obatan mata yang mujarab pada masa itu. Namun semua itu TUHAN pandang lain, yaitu bahwa sesungguhnya mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang (3:17).
Merujuk kepada ayat 3:18, maka kita bisa menyimpulkan bahwa kekayaan dan kemampuan yang dimilili Laodikia ternyata bukanlah di dapat dengan caranya TUHAN. TUHAN menegur mereka akan hal ini yaitu agar mereka memperoleh kekayaan, baik secara fisik dan rohani, yang berasal dari Dia. Selama ini mereka "terberkati" namun memperolehnya dengan meninggalkan Yesus. Mereka makan-minum dan menikmati hidup, namun tidak melibatkan Yesus didalamnya. Itulah sebabnya Yesus ingin agar mereka bertobat (3:19) dan Ia rindu ada lagi diantara mereka, terlibat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Perhatikanlah ayat 3:20 yang menggambarkan betapa Yesus rindu ada bersama dengan mereka. Bahkan Yesus rindu untuk terus bersama mereka sampai selama-lamanya (3:21).
Bagaimana dengan kita, saudara-saudara? Mari kita refleksi diri; adakah barangkali kita sombong seperti Laodikia? Merasa kuat dan mampu dengan cara kita sendiri, dan sekalipun kita mengatakan percaya pada Yesus namun sadar atau tidak sadar kita telah meninggalkan Dia diluar rumah kehidupan kita? Jika ya, maka bertobatlah. Sadarilah bahwa segala berkat yang sejati hanya berasal dari Dia dan didapatkan hanya dengan cara yang Ia kenan. Lain daripada itu, seberapapun berkat dan kekuatan yang kita miliki, itu semua hanyalah semu. Bukalah pintu dan biarkan diri-Nya bersama dengan kita.
2. TUHAN Yesus rindu agar kita memiliki fokus yang benar dalam hidup
Salah satu penyebab mengapa banyak orang percaya jatuh dalam kesulitan dan persoalan adalah faktor mata. Kemanakah orang percaya memandang saat ada persoalan atau saat tidak ada persoalan? Jemaat Laodikia nampaknya tidak memiliki persoalan secara finansial maupun kesehatan. Mereka pun tidak meninggalkan TUHAN sepenuhnya, hal dimana diakui oleh Yesus bahwa Ia tahu segala pekerjaan mereka (3:15). Artinya mereka tidak fokus; tetap melayani TUHAN tetapi kekayaan diperoleh dengan cara yang tidak Ia kehendaki. Itulah sebabnya TUHAN mengingatkan agar kembali orang-orang Laodikia hidupnya dipenuhi oleh Roh Kudus (ayat 3:18 "membeli ... minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.") dan dengan demikian hikmat-Nya lah yang menjadi tuntunan dan suara yang mengarahkan hidup mereka. Ingatkah saudara kisah 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh? Yang bodoh karena mereka kehabisan minyak, atau dengan kata lain hidupnya tidak dipenuhi oleh Roh Kudus.
Saudara-saudara, dalam hidup kita marilah kita memiliki fokus hidup yang benar. Berfokus pada apa yang TUHAN ajarkan, inginkan dan arahkan agar apapun yang kita kerjakan dan dapatkan bukanlah mendatangkan celaan, tetapi pujian terutama dari TUHAN Yesus sendiri. Amin. (CS)