Berkat Tuhan di Tengah Kesulitan
Posted by Admin 2025-07-04

Sharing Supplement COOL #1 Juli 2025
Berkat Tuhan di Tengah Kesulitan
2 Korintus 9:8–15, Filipi 4:19, Mazmur 37:25
Banyak orang merasa bersalah atau merasa tertolak oleh Tuhan saat menghadapi masalah keuangan. Merasa bahwa Tuhan tidak sayang dan tidak peduli kepadanya. Namun Alkitab tidak mengajarkan demikian. Bahkan orang benar pun bisa mengalami masa sulit.
Rasul Paulus mengatakan, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam setiap keadaan dan dalam segala hal tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku. Baik dalam keadaan kenyang, maupun dalam keadaan lapar, baik dalam keadaan berkelimpahan maupun dalam keadaan berkekurangan. Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp. 4:12-13 TB2). Yang penting bukan keadaan saat ini, tapi sikap hati dan iman kita di dalamnya. Tuhan bisa memakai kesulitan untuk mendidik kita dalam ketekunan, membentuk karakter kita, menyatakan mujizat-Nya dan mengalihkan kita ke jalan yang lebih baik.
Hari ini kita akan belajar bersama bagaimana agar kita dapat memahami, percaya dan bertindak dengan iman sesuai firman Tuhan bahwa Tuhan tetap memelihara dan memberkati kita bahkan di masa sulit secara ekonomi.
1. Tuhan adalah Sumber Berkat (2 Kor. 9:8).
Paulus menegaskan bahwa Tuhan adalah sumber segala sesuatu, termasuk di tengah kesulitan finansial. Kata “sanggup” di sini dalam bahasa aslinya (Yunani: dunatos/dunateĊ) menunjukkan kuasa ilahi yang aktif. Tuhan bukan hanya “mampu” secara teoritis, tapi aktif
bekerja untuk melimpahkan kasih karunia-Nya kepada kita.
Sebagai orang percaya yang hidup oleh Roh Kudus, kita dipanggil untuk hidup dengan iman dan ketergantungan pada kuasa Tuhan. Tuhan sanggup memberkati umat-Nya bahkan dengan cara-cara yang tidak masuk akal secara logika manusia. Kesulitan keuangan bukan berarti Allah berhenti bekerja, justru Roh Kudus bekerja di tengah kekurangan kita untuk menyatakan kuasa-Nya.
2. Berkat dari Tuhan bukan hanya soal materi, tapi juga kasih karunia. Paulus tidak hanya berbicara soal berkat materi, tapi juga tentang kasih karunia,sukacita memberi, dan berkelebihan dalam kebajikan. Di tengah kesulitan, berkat Tuhan bisa
datang dalam bentuk kekuatan, hikmat, koneksi ilahi, atau mukjizat tepat waktu. Kesaksian banyak orang percaya menunjukkan bagaimana saat mereka tetap taat memberi dan mengandalkan Tuhan, justru di masa paling sulit mereka melihat tangan Tuhan menyediakan kebutuhan mereka secara ajaib.
Dalam 2 Korintus 9:8, Paulus berkata bahwa Tuhan melimpahkan “segala kasih karunia” (charis) kepada kita. Artinya, berkat Tuhan mencakup lebih dari uang. Bisa berupa:
a. Hikmat untuk mengelola uang dengan bijak.
b. Kedamaian di tengah ketidakpastian.
c. Koneksi ilahi (orang yang Tuhan pakai untuk menolong kita).
d. Pintu-pintu pekerjaan atau usaha yang terbuka.
e. Ketekunan dan daya tahan mental.
Jangan hanya melihat berkat sebagai uang masuk rekening. Kadang berkat datang sebagai kekuatan untuk tidak menyerah, atau hikmat untuk menghindari kerugian.
3. Tindakan menabur/memberi mengalirkan berkat dan menghasilkan ucapan syukur (2Kor. 9:11-12)
Paulus berkata bahwa kebaikan jemaat dalam memberi bukan hanya mencukupkan kebutuhan orang lain, tapi juga memuliakan Tuhan melalui ucapan syukur. Dalam ekonomi Kerajaan Allah, kita tidak menunggu kaya dulu baru memberi. Kita menabur dalam iman, dan
Tuhan memakainya menjadi saluran berkat.
Pemberian bukan sekadar tindakan moral, tapi respons kepada dorongan Roh Kudus. Saat kita memberi, kita sedang menyambut pekerjaan Ilahi dalam hidup orang lain. Misalnya: Anda memberi bantuan kecil kepada sesama anggota COOL, dan ternyata itu menjawab doa yang sudah berhari-hari dipanjatkan. Anda membagikan makanan, dan itu membuka hati seseorang untuk datang kepada Kristus.
Memberi bukan tentang jumlah, tapi tentang ketaatan. Di tengah kekurangan, justru tindakan memberi bisa menjadi saluran mujizat bagi orang lain. Saat kita memberi meski dalam kekurangan, Tuhan memakai pemberian itu untuk memberkati orang lain, dan ucapan syukur pun naik kepada Tuhan. Roh Kudus menggerakkan umat untuk memberi dengan sukacita, bukan karena mampu, tapi karena dipenuhi iman. Ini adalah salah satu bentuk ketaatan dalam dimensi iman dan karunia.
Penutup
Tahun ini memang bukan tahun yang mudah, sebagaimana pesan Tuhan yang disampaikan oleh Gembala kita, Bapak Pendeta DR. Ir. Niko Njotorahardjo. Peperangan semakin intens, bencana alam, krisis ekonomi yang membuat tidak sedikit orang mengalami
kesulitan secara ekonomi. Namun dibalik itu semua, jika kita percaya dan tetap berpegang kepada TUHAN Sang Sumber Berkat, memahami berkat Tuhan dengan benar serta tetap bertindak dengan iman untuk memberi/menabur, kita akan melihat dan mengalami penyediaan Tuhan dan berkat-berkat-Nya. Amin.
(DL)
Aksi Nyata
1. Tuliskan kebutuhan dan pergumulan finansial Anda di hadapan Tuhan. Lalu doakan secara pribadi dan dalam kelompok COOL.
2. Ambil langkah iman dalam memberi. Misalnya memberi untuk sesama yang lebih membutuhkan, meskipun jumlahnya sederhana. Lakukan sebagai respon iman.
3. Mintalah pimpinan Roh Kudus dalam mengelola keuangan. Berdoalah minta hikmat untuk pengelolaan, penaburan, dan pengambilan keputusan finansial.
4. Bangun komunitas COOL yang tidak hanya berdoa bersama, tapi juga saling mendukung secara praktis sesuai kemampuan.