Hidup oleh Roh Mengganti Hidup oleh Daging
Posted by Admin 2025-09-19

Sharing Supplemen COOL September #3 2025
Hidup oleh Roh mengganti Hidup oleh Daging
Galatia 5:16-26
Salah satu pesan yang Paulus tuliskan kepada jemaat Galatia adalah teguran keras karena banyak anggota jemaat, yang sekalipun telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah dan dimeteraikan oleh Roh Kudus, ternyata menjalani hidup mereka seperti orang-orang yang belum mengenal Allah dan belum bertobat. Nampaknya hal itu terjadi karena adanya pengajaran sesat atau pandangan yang tidak tepat mengenai hidup dalam Kristus yang dianut oleh jemaat Galatia. Paulus menyatakan teguran dan keheranannya di pasal 1 ayat 6-10 (buka dan bacalah bersama-sama).
Paulus mengingatkan bahwa kehidupan dan kemerdekaan yang kita peroleh karena kita telah telah diselamatkan Kristus, hendaknya dijalani dengan benar dan bukannya kembali lagi kepada kehidupan yang lama; membuat dosa yang lama lagi dan beranggapan seolah-olah hal itu tidak jadi masalah denganAllah. Paulus menjelaskan dengan singkat dan padat melalui surat kepada jemaat Galatia ini perihal doktrin keselamatan dan kehidupan yang baru sebagai orang-orang yang telah menerima anugrah keselamatan Allah. Dalam teks yang kita baca hari ini, kita akan belajar dua hal penting mengenai menjadi kehidupan sebagai orang-orang yang telah diselamatkan Allah.
1. Hidup kita tidak boleh lagi dikendalikan oleh daging, tetapi taat dituntun oleh Roh Kudus.
Oleh hikmat Roh Kudus, Paulus menuliskan surat ini agar jemaat Galatia dan jemaat Tuhan disegala masa mengerti bahwa kehidupan kedagingan (“dosa”) yang justru dari hal itulah kita diselamatkan oleh Kristus, tidak dapat dilawan dengan kehidupan kedagingan yang lain, tetapi justru harus digantikan oleh kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus! (ayat 16-18). Paulus menuliskan banyak contoh-contoh kehidupan kedagingan alias dosa (ayat 19-21), yang seharusnya ditanggalkan ketika kita menerima hidup yang baru dari Tuhan. Pahami prinsip ini: tanpa anugrah keselamatan, maka manusia akan selalu diperbudak oleh keinginan daging/dosa, tidak peduli seberapa keras dia berupaya untuk keluar dari perbudakan itu dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik (Rom. 7:21-24). Tetapi anugrah keselamatan Kristus memerdekakan kita dari perbudakan dosa itu (Rom. 8:2; 2Kor. 3:17). Dosa dan tabiat daging bukanlah sesuatu yang membelenggu umat Tuhan lagi, tetapi menjadi suatu pilihan yang kepadanya kita dapat tolak dan berkata “tidak!”.
Ini artinya, kita harus menyadari bahwa daya tarik untuk kembali kepada perbudakan dosa itu tetap ada dan memancing kita untuk memilih kembali ke sana. Untuk melawan daya tarik yang demikian besar itu, maka kita membutuhkan sesuatu yang jauh lebih besar, dan tidak ada yang lebih selain Roh Kudus yang adalah Roh Allah itu sendiri, yang ada dalam hidup kita dan menuntun kita di dalam kebenaran (ayat 18 dan 25). Orang-orang yang dituntun Roh Kudus, dapat menyalibkan keinginan daging dan segala hawa nafsu duniawi (ayat 24). Sehingga pertanyaan utamanya adalah: apakah kita memilih untuk dituntun Roh Kudus, atau tidak?
Hari-hari ini, seperti pesan Gembala kita, Pdt.Dr.Ir. Niko Njotorahardjo, banyak memuji dan menyembah dalam Roh; perbanyak berbahasa Roh. Semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin kita terus terkoneksi dengan Tuhan, maka semakin besar juga pemahaman kita akan firman Tuhan dan kepekaan kita dalam mengikuti tuntunan-Nya. Roh Kudus bersedia untuk menuntun kita, namun bersediakah kita dituntun oleh-Nya dan tidak mengeraskan hati atas suara-Nya?
2. Hidup yang dituntun Roh Kudus akan menghasilkan buah Roh, yaitu Karakter Kristus.
Jika tabiat daging/dosa dijabarkan oleh rasul Paulus sebagai berbagai jenis tindakan, maka buah Roh, yang adalah Karakter Kristus, semuanya dinyatakan sebagai satu-kesatuan (ayat 22). Paulus tidak mengatakan buah-buah Roh (jamak/banyak) tetapi sebagai buah Roh (tunggal). Orang yang hidupnya dituntun oleh Roh Kudus, akan menghasilkan semua karakteristik buah Roh tersebut di dalam hidupnya. Tentu bukan artinya semua buah Roh itu akan muncul dan menjadi sempurna dalam hidup kita secara instan, tetapi melalui perjalanan hidup bersama Roh Kudus, penyerahan diri dan ketaatan kepada tuntunan-Nya, akan semakin mematangkan buah Roh itu dalam diri kita. Kata “dipimpin oleh Roh” pada ayat 17, 18 dan 25 menunjukkan suatu perjalanan dan proses yang berlangsung terus-menerus.
Kita bisa saja belajar per definisi apa saja butir-butir dalam buah Roh tersebut, tetapi Paulus ajarkan kepada kita semua bukanlah itu fokusnya, tetapi hidup kita yang mau menanggalkan kedagingan lama kita dan menyerahkan diri dipimpin oleh Roh Kudus. Itu adalah suatu keputusan yang harus kita ambil sendiri. Keputusan dan pilihan kita ambil, entahkah itu hidup menurut kedagingan atau hidup dipimpin oleh Roh, akan memiliki konsekuensinya. Yang satu akan menuju kebinasaan, namun yang satunya menuju hidup yang kekal (Gal. 8:7-8). Pilihan ada ditangan kita. (CS).
Pertanyaan diskusi:
Bagaimana jika saudara diperhadapkan pada situasi dimana jika saudara tidak mengikuti apa yang menjadi “kebiasaan” maka karir, bisnis, pendidikan saudara bisa terhambat dan bahkan mungkin keuangan pun tersendat? Yang menjadi masalah adalah bahwa “kebiasaan” tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran firman Allah (contoh: korupsi, joki, penipuan, pemerasan, dll.). Apakah saudara tetap mau mengambil keputusan dipimpin Roh Kudus, dengan resiko dikucilkan dan berkat keuangan/karir/bisnis terhambat, atau mengikuti “kebiasaan” itu dan keuangan/karir/bisnis lancar?