MENGHASILKAN BUAH YANG BERDAMPAK KEKAL

Posted by Admin 2025-09-26

blog-post-image

MENGHASILKAN BUAH YANG BERDAMPAK KEKAL
Commander of Thousand – (Minggu 4 - Sept 2025)

Bahan Bacaan :
Yoh 15:16–17 & 1 Kor 15:58 "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu…."

 

Penjelasan Materi :
Guys, pernahkah kamu merasa bahwa hidupmu tidak terlalu berarti? Bahwa apa pun yang kamu lakukan—entah itu belajar, kerja, atau pelayanan—terasa biasa saja, tidak berdampak besar? Tapi tahukah kamu bahwa ada sebuah panggilan dari Surga yang jauh lebih tinggi daripada sekadar hidup baik atau sukses? Tuhan Yesus berkata bahwa kita dipilih bukan untuk menjadi penonton dalam dunia ini, tapi untuk menghasilkan buah yang tetap—buah yang tidak akan hilang oleh waktu, tidak akan dilupakan oleh dunia, dan tidak akan sia-sia di mata Tuhan. Hidupmu punya potensi untuk menyentuh kekekalan. Dan hari ini, Tuhan mau membuka matamu untuk melihat bahwa hidup yang kamu jalani bisa menjadi ladang buah yang berdampak selamanya. :

1. Kita Dipilih untuk Berdampak, Bukan Sekadar Ada (Yohanes 15:16a) Pemilihan Allah adalah anugerah.
Tuhan tidak sekadar memanggil kita untuk “percaya,” tapi untuk “berbuah.” Dalam Perjanjian Baru, kata “buah” menggambarkan hasil nyata dari hidup dalam Kristus (Galatia 5:22-23). Kamu tidak hadir di dunia ini secara kebetulan. Kamu bukan hasil ketidaksengajaan. Sejak awal, Tuhan sudah melihatmu, memanggilmu, dan memilihmu—bukan untuk sekadar hidup, makan, tidur, dan kerja, tapi Tuhan memilihmu untuk mewakili Kerajaan-Nya di bumi! Kamu adalah duta surga yang sedang hidup di dunia digital dan penuh tantangan ini.

Ketika kamu menyadari bahwa kamu dipilih Tuhan, kamu tidak akan lagi membandingkan dirimu dengan pencapaian orang lain. Kamu akan mulai bertanya: “Tuhan, apa yang Engkau ingin lakukan lewat hidupku?” Karena anak muda yang tahu bahwa dia dipilih, akan hidup dengan misi, bukan sekadar eksis. Sama seperti seorang atlet yang dipilih langsung oleh pelatih utama untuk mewakili negara—bukan karena dia paling kuat, tapi karena pelatih percaya padanya. Demikian juga Tuhan memilih kamu bukan karena kamu sempurna, tapi karena Dia melihat potensi kekal dalam dirimu.

2. Buah yang Tetap = Hidup yang Terus Menghasilkan Kebaikan Kekal (Yohanes 15:16b) Dalam bahasa Yunani, kata “meno” untuk “tetap” (juga muncul dalam Yohanes 15:4-5) berarti tinggal, bertahan. Jadi buah yang tetap adalah hasil hidup yang terhubung terus dengan Kristus, dan menghasilkan dampak rohani yang abadi. Tuhan tidak hanya ingin kita menghasilkan “buah sesaat”—seperti semangat pelayanan yang cuma muncul saat retret, atau kasih yang hanya muncul saat mood bagus. Tuhan rindu kita menghasilkan buah yang tetap: karakter yang terus bertumbuh, dan kasih yang bertahan bahkan di tengah pergumulan. Buah kekal itu bukan tentang apa yang kamu tunjukkan di Instagram Story-mu, tapi apa yang tertanam dalam hati orang-orang yang kamu sentuh dalam diam.

Satu kata penguatan yang kamu ucapkan ke temanmu yang sedang depresi, satu tindakan pengampunan terhadap orang yang menyakiti kamu — itu adalah benih kekekalan. Bayangkan kamu bikin konten yang cuma viral 2 hari, lalu dilupakan. Tapi bayangkan kalau lewat hidupmu, ada orang yang diselamatkan, berubah, dan melayani karena kamu pernah hadir dan mengasihi mereka. Mana yang lebih bermakna? Viral itu sementara, tapi buah kekal itu berbicara sampai ke surga.

3. Pelayanan dalam Tuhan Tidak Pernah Sia-Sia (1 Korintus 15:58) Paulus menulis ayat ini setelah menjelaskan kebangkitan. Artinya, semua yang kita lakukan bagi Tuhan bukan hanya berguna di bumi, tapi juga berbuah untuk kekekalan (2 Korintus 5:10). Alkitab berkata, tidak ada satu pun yang kita kerjakan dalam Tuhan itu sia-sia. Tuhan sangat tahu, bahkan saat kamu memilih untuk mengasihi orang yang tidak membalas kasihmu.

Pelayanan dan hidupmu mungkin tidak dilihat banyak orang, tapi dilihat oleh Tuhan. Dan yang dilihat Tuhan, akan diberkati Tuhan. Kita tidak bekerja untuk applause dunia, tapi untuk “mahkota kemuliaan” yang kekal (2 Timotius 4:8). Dunia mengukur keberhasilan dari hasil yang instant. Tapi Allah menghargai setiap benih kecil yang kita tabur, bahkan jika kita tidak melihat hasilnya langsung. Seperti menanam pohon, kamu mungkin tidak duduk di bawah naungannya, tapi generasi selanjutnya akan menikmatinya.

 

Guys, dunia ini akan selalu menilai kita dari seberapa cepat kita berhasil, seberapa besar kita dikenal. Tapi Tuhan menilai kita dari seberapa dalam kita tertanam dalam Dia dan seberapa nyata buah yang kita hasilkan untuk kemuliaan-Nya. Mungkin buahmu belum terlihat besar hari ini, tapi jika itu berasal dari kasih, ketaatan, dan ketekunanmu dalam Tuhan—buah itu akan tetap, berdampak, dan dikenang dalam kekekalan.

Jangan remehkan satu tindakan kasih, satu doa sederhana, satu langkah kecil dalam pelayanan, karena di tangan Tuhan, itu bisa mengubah hidup seseorang untuk selamanya. Hidup yang berdampak kekal bukan tentang berapa lama kita hidup, tapi tentang untuk siapa dan demi apa kita hidup. Mari kita jadi generasi yang tidak hanya hidup—tetapi menghasilkan buah yang mengubahkan dunia dan dihitung sampai ke surga.! Amin.

 

Bahan Diskusi:
(1) "Buah seperti apa yang sedang kamu hasilkan hari ini—buah yang hanya terlihat oleh dunia, atau buah yang akan tetap berdampak dalam kekekalan?”
(2) “Jika hidupmu adalah benih, di mana kamu akan menanamnya hari ini agar menghasilkan warisan yang menyentuh generasi setelahmu?” (HE)