Murid yang Melahirkan Murid Baru 2

Posted by Admin 2025-08-15

blog-post-image

Sharing Supplement #2 Agustus 2025

Murid yang Melahirkan Murid Baru
“Apa yang telah engkau dengar dariku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga pandai mengajar orang lain.” 2 Timotius 2:2 (TB-2)


“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir
zaman." Matius 28:19-20 (TB-2)


Tuhan Yesus tidak hanya memanggil kita untuk percaya, tetapi untuk menjadi murid dan menjadikan segala bangsa murid. Gereja bukan hanya tempat ibadah, tapi tempat pembentukan murid yang melahirkan murid. Dalam visi penuaian jiwa dan pertumbuhan Kerajaan Allah, regenerasi rohani adalah sesuatu yang sangat penting. Kita dipanggil untuk melahirkan penabur dan penuai baru, tidak hanya untuk sekarang, tapi bahkan dua generasi ke depan, sebagaimana Paulus mengajar Timotius (generasi 2), lalu menyuruh Timotius mengajar orang-orang yang dapat dipercaya (generasi 3), yang akan mengajar orang lain juga (generasi 4).

Dalam perspektif teologi dan spiritualitas Pentakosta, ini bukan sekadar pelatihan atau mewariskan ajaran, tetapi sebuah pekerjaan yang dikuasai Roh Kudus, yang menyangkut karakter, kuasa, dan ketaatan yang diturunkan secara rohani dan nyata. Hari ini kita akan merenungkan dan belajar bersama 3 (tiga) hal terkait dengan bagaimana kita dapat menjadi murid yang melahirkan murid baru:

 

1. Menjadi murid yang dapat dipercaya dan dapat memuridkan (2 Tim. 2:2)
Kunci utama regenerasi rohani adalah memilih orang yang dapat dipercaya yaitu mereka yang setia dalam perkara kecil; mau belajar dan diajar; memiliki hati untuk memberi diri bagi generasi lain.

Menjadi murid bukan hanya tahu Firman, tetapi hidup dalam kuasa Roh Kudus dan menghasilkan buah roh. Murid sejati tidak hanya menerima, tapi siap menjadi saluran untuk mewariskan legacy kebenaran dan kuasa. Namun, kitanya yang harus lebih dahulu menjadi murid, sebelum kita menghasilkan murid. Setelah itu, Latihlah anggota COOL yang menunjukkan kesetiaan dan buah. Jangan fokus hanya pada jumlah (kuantitas), tetapi pada kualitas. Berdoalah agar Tuhan tunjukkan siapa yang bisa dipercayai untuk dilatih dan dibimbing.

2. Mengajarkan ketaatan sebagai gaya hidup, bukan sekadar ajaran (Mat. 28:20)
Yesus tidak berkata "ajarlah mereka mengetahui," tapi “ajarlah mereka melakukan." Penuaian tidak akan terjadi jika generasi berikut hanya tahu Firman tapi tidak taat kepada Firman. Ketaatan adalah buah dari kepenuhan Roh Kudus (Kis. 5:32). Roh Kudus bukan hanya membuat kita berkhotbah dan memberitakan injil dengan kuasa, tetapi hidup dengan taat. Murid sejati akan dapat melahirkan murid yang baru ketika mereka belajar tunduk pada pimpinan Roh Kudus dan menghidupi ajaran Kristus, bukan hanya menyampaikan ajaran tersebut.

Dalam mengajar anggota COOL, gunakan pendekatan “teladan lebih kuat dari kata”. Ajar mereka dengan hidup kita. Lakukan pemuridan bukan hanya di kelas, tapi dalam kehidupan nyata. Latih mereka dalam keputusan-keputusan praktis untuk taat, bukan hanya diskusi.

3. Menjangkau dan mempersiapkan dua generasi sekaligus.
Mazmur 78:5-7 (TB-2), “Ketetapan dikeluarkan-Nya di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, supaya dikenal oleh generasi yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya;”

Allah berpikir lintas generasi. Paulus mempersiapkan Timotius, Timotius melatih yang lain, dan mereka harus mengajar lagi. Inilah pola reproduksi rohani jangka panjang. Jika kita hanya menabur untuk hari ini, maka penuaian akan berakhir di generasi kita. Teologi Pentakosta menekankan bahwa Roh Kudus dicurahkan bagi anak-anakmu dan cucu- cucumu juga (Kis. 2:39). Kita dipanggil untuk melatih anak rohani yang kelak melatih anak rohani mereka dan menabur benih pengurapan, karakter, dan ajaran ke generasi yang belum lahir. Penting sekali bagi kita untuk melibatkan generasi muda yang ada di COOL dalam pelayanan sedini mungkin, melatih mereka untuk bukan hanya “ikut”, tetapi juga “memimpin” serta berdoa secara profetik untuk generasi berikutnya.

 

Penutup
Gereja yang kuat bukanlah gereja yang hanya banyak jemaat, tetapi gereja yang menghasilkan murid yang melahirkan murid. Allah tidak mencari orang yang sekadar aktif, tetapi yang reproduktif secara rohani. Jika kita setia memuridkan generasi ini dan membekali mereka untuk melatih generasi selanjutnya, maka penuaian tidak akan berhenti pada kita, tapi akan terus berlanjut sampai Kristus datang kembali. (DL).

 

Pertanyaan Diskusi/Refleksi Diri:
• Apakah saya sudah benar-benar menjadi murid Kristus yang setia dan taat?
• Apakah pelayanan saya menghasilkan murid, atau hanya pengikut? Siapa yang sedang saya latih atau muridkan hari ini?
• Apakah saya memiliki visi rohani yang melampaui generasi saya sendiri? Apa yang bisa saya lakukan minggu ini untuk membina generasi berikutnya?