Sabar Menanti Realisasi Janji-Nya
Posted by Admin 2025-07-18

Sharing Supplement COOL #3 Juli 2025
Sabar Menanti Realisasi Janji-Nya
Segala janji yang indah, yang difirmankan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang gugur. Semuanya terpenuhi. - Yosua 21:45 TB2
Not one word of all the good promises that the LORD had mad to the house of Israel had failed; all came to pass. - Joshua 21:45 ESV
Menunggu sering kali menjadi sesuatu yang meresahkan, apalagi kalau apa yang dinantikan tidak kunjung tiba. Misalnya mungkin ketika kita di restoran, makanan yang kita pesan nampaknya lama datang ke meja kita. Atau mungkin ketika kita sedang berkendara, kemacetan yang terjadi membuat waktu yang dibutuhkan menuju lokasi menjadi lebih lama. Semua ini tentu tidak menyenangkan, apalagi jika kita sudah melakukan bagian kita. Kita sudah memesan makanan dengan benar dan mungkin juga telah membayarnya. Kita telah berkendara dengan baik; tidak melanggar aturan lalu lintas. Tetapi tetap saja apa yang kita nantikan sepertinya lama tiba.
Banyak anak-anak Tuhan, dan mungkin juga saudara, telah melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Ada perintah Tuhan yang memang harus kita lakukan sebagai anak-Nya, tetapi ada juga hal-hal yang harus kita lakukan karena kita mau mendapatkan realisasi janji-Nya. Kita harus memahami ada perbedaan antara anugrah Tuhan dan janji Tuhan. Anugrah adalah sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita tanpa ada prasyarat kondisi yang harus kita penuhi. Satu-satunya bagian kita dalam anugrah adalah menerima dengan iman. Sedangkan Janji adalah sesuatu yang akan Tuhan berikan kepada kita kalau kita memenuhi/melakukan prasyarat kondisi yang Ia tetapkan. Dalam konteks Janji, setelah kita lakukan bagian kita, maka Tuhan akan lakukan bagian- Nya. Namun tidak sedikit yang merasa bahwa sekalipun telah melakukan bagiannya, Tuhan belum merealisasikan janji-Nya. Dalam keadaan seperti itu, bagaimana sebaiknya respon kita?
1. Menerima bahwa keputusan Tuhan untuk merealisasikan janji-Nya pasti akan terjadi pada waktu yang tepat.
Amsal 19:20-21 TB2, “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.”
Kita hendaknya memahami bahwa Tuhan memiliki kedaulatan penuh untuk memutuskan kapan, dimana, melalui apa/siapa, bagaimana merealisasikan janji-Nya kepada kita, terutama dalam perihal kapan (waktu) janji itu diwujudkan. Kedaulatan Tuhan bukan artinya Ia semena-mena, tetapi karena kebijakan dan pertimbangan Tuhan yang tentunya jauh lebih sempurna dari pemikiran kita, maka bisa saja Tuhan sepertinya menunda atau tidak segera mewujudkan. Namun satu hal yang pasti, Tuhan setia dan Ia tidak ingkar janji. Bacalah juga Ratapan 3:22-23 dan Mazmur 100:5.
2. Pastikan gaya hidup kita siap untuk menerima realisasi janji-Nya (2Pet. 3:9)
2 Petrus 3:9 TB2, “Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggap sebagai kelambatan, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
Konteks langsung dari 2 Petrus 3 adalah mengenai hari Tuhan yang mendekat dan bagaimana orang percaya menyikapinya. Dari hal tersebut, kita juga mendapati sebuah pembelajaran bahwa bukannya Tuhan berlambat-lambat mewujudkan janji-Nya (konteks langsung: kedatangan-Nya), tetapi permasalahannya adalah apakah kita siap untuk menerima perwujudan janji itu (konteks langsung: hidup dalam keselamatan).
Saudara, Tuhan itu baik dan Dia tidak ingin kita jatuh dalam perjalanan keselamatan kita. Kalau kita tidak memiliki gaya hidup yang benar, bisa jadi berkat yang Tuhan realisasikan malah akan membuat kita jatuh dalam dosa atau keterpurukan. Misal: menurut saudara, orang punya gaya hidup boros, tidak pernah mengatur baik keuangannya, hutang sana-sini tapi tidak pernah bayar, saat punya uang tidak pernah membantu mereka yang berkekurangan; apakah orang yang seperti ini pantas untuk mendapatkan kelimpahan? Atau, ada orang yang tidak pernah disiplin dalam hal kesehatan, mengatur makanan dan malas mendengarkan nasihat baik untuk hidup sehat; mungkinkan Tuhan “menahan” kesembuhan/kepulangan orang ini dari Rumah Sakit agar dia didisiplinkan dahulu oleh dokter dan mendengarkan nasihat yang gamblang untuk menjaga kesehatannya? Atau, ada mahasiswa yang ingin cepat lulus, tetapi malas kuliah, mengumpulkan tugas seadanya dan bahkan berani menggunakan joki; menurut saudara tidakkah Tuhan akan “menahan” janji-Nya sampai mahasiswa ini memperbaiki gaya hidupnya? Anda tentu sekarang mengerti maksud saya bukan?
Ingatlah, Tuhan ingin kita semua berbalik dan bertobat dari cara hidup kita yang tidak benar, agar dalam perjalanan keselamatan kita, kita benar-benar dapat menerima dan menikmati berkat-berkat yang Dia persiapkan untuk kita. Tuhan bisa saja menahan realisasi janji-Nya sampai Dia melihat kita siap untuk menerima hal tersebut.
3. Miliki iman bahwa kasih karunia dan berkat Tuhan selalu cukup untuk kita.
2 Korintus 9:8 TB2, “Lagi pula, Allah sanggup melimpahkan segala anugerah kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam
berbagai perbuatan baik.”
Jemaat Kristen pada zaman para rasul bukanlah jemaat yang sangat berkelimpahan secara keuangan. Ada masa-masa mereka memiliki kelimpahan, namun juga ada masa-masa mereka menghadapi kesulitan keuangan. Namun Rasul Paulus selalu mengingatkan jemaat, dan artinya itu juga untuk kita saat ini, bahwa kita tidak pernah benar-benar kekurangan. Kita harus tetap menabur dan membantu mereka yang berkekurangan. Mengapa? Karena Tuhan memastikan kita berkecukupan dalam segala sesuatu. Ini adalah iman kita, iman yang kita letakkan bukan pada manusia atau keadaan, tetapi kepada Tuhan dalam nama Yesus. Kita percaya bahwa Tuhan yang begitu mengasihi kita, adalah Tuhan juga yang memastikan kita memiliki segala yang kita butuhkan untuk menjalani hidup yang berkecukupan, dan untuk kita menjadi berkat bagi orang lain sehingga orang tersebut mengucap syukur kepada Tuhan (ayat 12-15). Bagian kita adalah menjalankan berkat itu dengan gaya hidup dan cara yang benar.
Tetap percaya, tetap beriman dan tetap sabar menantikan janji Tuhan direalisasikan dalam hidup kita. Amin. (CS)
Diskusi:
• Adakah yang memiliki kisah bagaimana Tuhan akhirnya merealisasikan janji-Nya, dan momen hal itu terjadi adalah tepat? Silakan dibagikan?
• Apakah saudara memiliki gaya hidup yang mencerminkan ketidaksiapan saudara menerima realisasi janji Tuhan? Apa yang akan saudara lakukan setelah menyadari hal ini?