Sang Pemberi Kelegaan dan Kekuatan
Posted by Admin 2025-07-11

Sharing Supplement COOL #2 Juli 2025
Sang Pemberi Kelegaan dan Kekuatan
Mazmur 62:6-9; 1 Petrus 5:7-9
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Mazmur 62:9 TB2
Tahun 2025 adalah Tahun Penuaian. Penuaian yang sedang terjadi adalah penuian jiwa-jiwa dan penuaian berkat secara rohani maupun secara jasmani. Namun di tahun ini juga kita melihat bahwa banyak persoalan yang ternyata terjadi. Banyaknya orang kehilangan pekerjaan di Indonesia oleh karena efisiensi yang dilakukan banyak usaha sebagai akibat lesunya ekonomi secara mendunia. Kita juga melihat bagaimana perang-perang terjadi dan semakin ter-eskalasi, terutama di wilaya timur tengah. Dunia yang baru saja berdiri pasca pandemi COVID-19, masih harus menghadapi berbagai pergolakan politik dan ekonomi di titik-titik sentral. Belum lagi begitu maraknya berita dari dalam Indonesia kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan seperti korupsi yang blak-blakan, dan meningkatnya kasus bully di antara para pelajar, mahasiswa dan bahkan di program-program pasca sarjana.
Memang, tidak ada yang berkata bahwa Penuaian artinya keadaan akan tenang-tenang saja. Justru sebaliknya, dengan menggunakan metafora dunia pertanian/perkebunan, maka para petani/pekebun yang akan memasuki fase penuaian, justru kerap berhadapan dengan berbagai tantangan sebelum penuaian aktual terjadi. Banyak peristiwa yang bisa saja membuat mereka feeling down atau putus pengharapan, sebelum penuaian aktual terjadi. Begitu juga dengan kita; bisa merasa berat hati, bingung dan putus pengharapan.
Raja Daud dalam Mazmur dan Rasul Petrus dalam kitab 1 Petrus, dalam teks yang kita baca diatas, membeberkan apa yang hendaknya kita lakukan saat kita merasa tertekan, bingung dan mungkin putus asa menghadapi berbagai peristiwa yang menyesakkan dada kita:
1. Nyatakan perasaan kita secara terbuka kepada Tuhan yang adalah kekuatan, pengharapan dan perlindungan kita.
Salah satu keunikan dari kitab Mazmur adalah betapa terbukanya para penulis Mazmur mengungkapkan perasaan mereka yang terdalam secara terbuka kepada Tuhan. Dalam Mazmur 62, Raja Daud menyatakan bahwa Tuhan-lah yang menjadi sumber kekuatan, pengharapan dan perlindungannya. Di dalam Tuhan juga kita ketenangan dan kelegaan batin kita. Seringkali membuat hidup terasa sesak dan dada tertekan, bukan persoalan-persoalan yang kita hadapi, tetapi tekanan pikiran dan batin yang membuat kita menjadi tidak tenang.
Contoh, saudara mendengar kabar tentang gempa bumi terjadi di suatu tempat yang jauh, namun berita itu membuat anda tidak tenang dan ingin segera turun dari gedung dimana anda bekerja. Betul, persoalan memang terjadi, tetapi perasaan hati, kegelisahan hati dan ketidaktenangan dalam berpikir, hal-hal itu yang kerap membuat hidup kita terasa sesak.
Seringkali kita tidak bisa mengungkapkan isi dan kekhawatiran hati kita kepada orang lain karena banyak hal. Mungkin kita adalah orang tua yang harus terlihat “tangguh” di hadapan anak- anak kita. Mungkin karena kita adalah pemimpin yang harus terlihat “tenang” di tengah kepanikan bawahan kita. Mungkin juga karena kita takut saat kita terbuka dengan orang lain, keterbukaan kita malah dihakimi negatif oleh orang itu. Namun ada satu pribadi yang akan mau mendengarkan kita apa adanya: Tuhan, dalam nama Yesus.
Daud menasihatkan kepada kita: curahkanlah isi hati kita kepada-Nya; di dalam Dia ada perlindungan. Keterbukaan kita akan dilindungi Tuhan, pengharapan kepada-Nya tidak sia-sia. Tuhan Yesus sendiri pernah berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28 TB2)
2. Lawanlah tekanan dan intimidasi iblis, dengan iman yang teguh.
Dalam teks 1 Petrus 5:7-9, Rasul Petrus juga menyampaikan pesan yang serupa, yaitu agar kita menyerahkan khawatir kita kepada Tuhan yang adalah pemelihara kita. Namun menariknya, di ayat 8 dan 9, Petrus mengajar kita agar kita juga tidak diam melawan intimidasi iblis.
Digambarkan seperti singa yang mengaum-ngaum, demikian juga intimidasi iblis yang mencoba mempengaruhi pikiran suasana hati kita. Suara-suara negatif itulah seringkali, sadar atau tidak disadari, banyak mempengaruhi jiwa dan suasana hati banyak orang percaya.
Kita harus percaya bahwa suara iblis dan suara Roh Kudus sangat berbeda. Suara Roh Kudus bisa saja “keras” menegur jika kita berbuat salah, agar kita bertobat dan kembali hidup lurus di jalan Tuhan. Suara Roh Kudus, sekalipun berupa teguran, akan membawa kita kepada kehidupan, solusi dan ketenangan. Sebaliknya suara iblis, adalah godaan, tuduhan dan hal-hal buruk yang membuat hidup kita tidak tenang, susah istirahat dan susah untuk melihat masa depan. Ujungnya adalah penurunan dan kehancuran. Jika ini yang sedang saudara hadapi, Petrus katakan: Lawan! Lawan dan hardiklah iblis dengan kekuatan dan iman yang kita dapatkan dalam Tuhan Yesus Kristus.
Ditengah keadaan yang bisa memberikan kepastian, ingatlah ada satu pribadi yang selalu konsisten dan pasti, yang selalu mengasihi dan berjalan bersama kita; Tuhan Yesus Kristus. Dialah sang pemberi kelegaan dan kekuatan hidup kita. Amin. (CS)
Diskusi:
Pernahkah saudara “curhat habis-habisan” kepada Tuhan karena ada tekanan yang sedang anda hadapi, dan Dia menjawab memberikan apa yang saudara butuhkan? Bagikan kisah saudara.