TANGGUNG JAWAB MENJALANKAN BERKAT TUHAN
Posted by Admin 2025-09-19

TANGGUNG JAWAB MENJALANKAN BERKAT TUHAN
Commander of Thousand – (Minggu 3 - Sept 2025)
Bahan Bacaan :
Matius 25:20-21 "Hamba itu datang dan membawa lima talenta itu, katanya: Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh lima talenta lain. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."
Penjelasan Materi:
Guys, pernahkah kalian menyadari bahwa setiap napas yang kita hirup, setiap talenta yang kita miliki, bahkan setiap kesempatan kecil yang datang—itu bukanlah kebetulan, melainkan berkat Tuhan yang dititipkan dengan maksud ilahi? Tapi sering kali, kita lebih sibuk menikmati berkat itu tanpa pernah bertanya: “Apa yang Tuhan ingin aku lakukan dengan ini?” Tuhan bukan hanya ingin memberkati kita, tapi mempercayakan sesuatu yang besar melalui hidup kita. Dan hari ini, kita akan belajar bahwa berkat tanpa tanggung jawab hanyalah kesia-siaan—tapi ketika kita setia mengelolanya, kita sedang membuka pintu menuju panggilan yang jauh lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan :
1. Berkat Adalah Titipan, Bukan Hadiah (1 Korintus 4:2)
Dalam pemahaman Alkitab, semua milik kita adalah pemberian Tuhan (Yakobus 1:17). Tapi pemberian itu bukan dimiliki, melainkan dikelola (stewardship). Kita bukan pemilik, tapi pengelola. Sama seperti ketika kamu dititipi mobil mahal milik teman. Kamu tidak bisa asal pakai. Kamu harus menjaga, merawat, dan menggunakannya dengan bertanggung jawab. Karena suatu saat, pemiliknya akan meminta pertanggungjawaban.
Nah, begitu juga berkat dari Tuhan. Entah itu berupa talenta menyanyi, kemampuan public speaking, kreativitas media sosial, bahkan kesempatan sekolah di tempat bagus—semuanya adalah “talenta” yang dipercayakan oleh Tuhan, bukan untuk disimpan atau dipamerkan, tetapi untuk dikembangkan dan dipakai dengan tujuan ilahi. Tuhan tidak sekadar mau kita “senang” dengan berkat-Nya, tapi mau kita setia mengelolanya, karena setiap berkat mengandung misi. Semakin besar berkat yang kita pegang, semakin besar pula tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada kita.
2. Tuhan Menghargai Proses & Kesungguhan, Bukan Hasil Instan (Galatia 6:7-9)
Kerajaan Allah bekerja melalui proses pertumbuhan (lihat perumpamaan tentang benih dalam Markus 4). Tuhan tidak menuntut hasil langsung, tetapi kesetiaan dalam proses. Tuhan itu seperti sutradara film yang menyiapkan setiap adegan dengan cermat. Kita mungkin hanya lihat satu babak kehidupan, tapi Tuhan melihat seluruh cerita. Perkataan dari si hamba: “Aku telah beroleh lima talenta lain”. Ini tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan proses, kerja keras, kegigihan, dan disiplin. Tuhan tidak sedang mencari siapa yang paling cepat sukses, tetapi siapa yang tetap setia dan terus berkembang dalam proses.
Dalam Kerajaan Allah, kesetiaan lebih bernilai daripada viralitas. Tuhan mengukur langkah kita, bukan lompatan besar kita. Maka, jika hari ini kamu merasa "masih kecil", "masih belajar", atau "belum kelihatan hasilnya", jangan patah semangat. Tuhan sedang memperhatikan hati yang setia, bukan hasil akhir semata.
3. Kesetiaan Membuka Tanggung Jawab Lebih Besar dan Sukacita Sejati (Lukas 16:10)
Kalimat yang diucapkan sang tuan, “Engkau setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu,” menunjukkan bahwa kesetiaan adalah pintu menuju perkara besar dan kebahagiaan sejati. Tuhan tidak akan memberikan hal besar kepada mereka yang meremehkan hal kecil. Justru di situlah ujian dan pembentukan karakter terjadi. Ketika kita setia mengelola berkat dalam keseharian—seperti melayani dalam hal sederhana, membangun kedisiplinan pribadi, atau bertanggung jawab atas tugas kecil—kita sedang mempersiapkan diri untuk menerima kepercayaan ilahi yang lebih besar. Kesetiaan hari ini menentukan panggilan besar kita besok. Prinsip Kerajaan Allah adalah faithfulness leads to fruitfulness. Tuhan tidak asal memilih pemimpin. Dia memilih mereka yang terbukti setia dalam hal kecil.
Guys, Kalau kamu ingin hidupmu berdampak, jangan hanya minta berkat. Tapi minta hati yang bertanggung jawab atas berkat itu. Hidup ini terlalu singkat untuk hanya menikmati berkat tanpa tujuan. Tuhan tidak memanggil kita untuk sekadar jadi penonton, tapi pelaku dalam panggung besar rencana-Nya. Ia telah mempercayakan sesuatu kepada kita—mungkin terlihat kecil, sederhana, bahkan sepele—tapi di tangan Tuhan, hal kecil yang kita jalankan dengan setia bisa menjadi pintu menuju hal-hal besar dan kekal. Jangan tunggu nanti, jangan tunggu lebih banyak, cukup mulai hari ini—gunakan apa yang kamu punya, lakukan dengan hati, dan percayalah: Tuhan sedang mempersiapkan upah, sukacita, dan kepercayaan yang lebih besar dari yang bisa kamu bayangkan. Jadilah hamba yang ketika Tuhan kembali, Dia bisa berkata kepadamu, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.".! Amin.
Bahan Diskusi:
(1) “Apa saja berkat Tuhan yang sedang kamu pegang hari ini? Sudahkah kamu mengelolanya?”
(2) “Apa satu langkah kecil yang bisa kamu lakukan minggu ini untuk menjalankan tanggung jawab atas berkat itu?” (HE)