HIDUP DALAM IDENTITAS
Posted by Admin 2025-12-15
HIDUP DALAM IDENTITAS
Bulan lalu kita membahas mengenai Tahun Penghapusan Hutang yang jatuh di akhir tahun ke 7 dan bagaimana hidup di dalam Anugerah-Nya menjadikan kita rendah hati dan berdamai dengan diri sendiri dan sesama.
Mengapa tinggal di dalam anugerahNya adalah hal yang penting? Jawabannya adalah, karena hal ini sangat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama.
Tuhan memberitahukan kepada kita, kalau hidup keagamaan kita tidak lebih benar daripada hidup keagamaan orang Farisi – kita tidak dapat masuk dalam kerajaan Allah (Mat 5:20).
Tuhan katakan:
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Matius 6:1-2 (TB)
Mengapa kemunafikan itu terjadi?
Karena orang-orang Farisi tidak hidup di dalam anugerah pengampunannya Tuhan. Mereka berbuat sesuatu pekerjaan agamawi mereka untuk diterima Tuhan dan untuk diterima /dihargai orang lain. Mereka melakukan sesuatu to become somebody. Sedangkan kekristenan yang sesungguhnya tidak demikian. Kita melakukan segala kebaikan bukan dari luar ke dalam (untuk mendapatkan penerimaan atau pujian) tetapi dari dalam keluar (inside out). Kita melakukannya karena kita sudah dikasih oleh Tuhan. Kita melakukannya dari kasihnya Tuhan yang telah kita terima terlebih dahulu. Kita bergerak dari posisi dicintai.
Daud adalah contoh dari orang yang bergerak dari dalam keluar – sebagaimana namanya yang artinya the beloved (yang dicintai). Dia tau dirinya dikasihi Allah, dan dia bergerak dari rasa cintanya kepada Tuhan.
Demikian pula dengan Rasul Yohanes, murid yang dikasih Yesus. Dia tau identitas dirinya sebagai murid yang dikasihi. Dia lah penulis kitab Yohanes.. Dia mengganti namanya dengan kata ganti murid yang dikasihi. Apakah dia ke-pedean? Apakah murid-murid yang lain tidak dikasihi? Tentu tidak demikian.. Tetapi dia mengenal identitasnya, dan menaruh identitas murid yang dikasihi itu pada diri nya.
Seekor ikan disebut ikan bukan karena ia pandai berenang dan hidup di dalam air. Tapi yang benar adalah, karena dia Ikan maka dia hidup di dalam air dan berenang.
Demikian pula.. karena kita tau identitas kita sebagai anak-anak Allah, maka kita pun bertindak dari rasa aman sebagai anak-anak yang dikasihi Nya. Kita tidak perlu berlaku munafik seperti orang Farisi. Kita berbuat baik, kita hidup kudus, tidak mau berbohong, tidak mau mencuri, tidak menonton film porno, dsb, bukan supaya kita diterima, tetapi karena kita tau identitas kita.
Kita adalah anak-anak Allah, maka kita berbuat baik, dan kita hidup kudus. Dengan demikian kita pun tidak mencuri kemuliaan Tuhan, karena kita tau semuanya itu dari Dia, oleh Dia dan untuk kemuliaan Dia. GBU