Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
YesusTeladanIntegritasdalamPerbuatan.pdf
Ruang Remaja
“Why staying faithful to Christ,
may mean saying no to your friends?”
Apakah Kamu Pernah Mengalami Pengalaman Seperti Jamie?
Ketika Jamie mulai masuk sekolah menengah, dia memiliki sekelompok teman yang sangat menyenangkan untuk diajak hangout, bercerita, makan siang dan bersenang-senang.
Akan tetapi di kelas 8, segalanya mulai menjadi sulit. Teman-teman sekolah Jamie mulai doyan nongkrong di pusat pertokoan pada akhir pekan. Suatu hari, Jamie melihat sahabatnya Emma menyelipkan kalung dari sebuah toko aksesoris kedalam sakunya, dan berlari cekikikan keluar toko tanpa membayar.
Akhir pekan lainnya, Jamie, Emma, dan dua teman lainnya sedang nongkrong dan Emma mengajak mereka menonton film dengan rating 17+. Gadis-gadis itu semuanya baru berusia 13 tahun, tetapi Emma memanggil kakak perempuannya untuk datang dan membeli tiket. Jamie mengikuti teman-temannya menonton film dengan kepala tertunduk. Dia hampir tidak bisa melihat ke layar.
Jamie berharap hubungan sosial dengan teman-temannya akan selalu mudah, tetapi yang terjadi malah semakin buruk. Seiring bertambahnya usia, Jamie jadi sering menyelinap keluar rumah pada malam hari untuk menghadiri pesta liar.
Setiap kali teman-temannya melakukan sesuatu yang buruk, mereka mendesak Jamie untuk bergabung. Dan, Jamie tidak tahu bagaimana untuk berkata 'tidak'. Setiap kali dia menyelinap keluar pada malam hari, atau minum alkohol di sebuah pesta, Jamie merasa malu, seperti yang dia rasakan saat menyelinap menonton film 17+ pertama dulu itu.
Teman sekolah Jamie juga ingin agar Jamie berhenti ikut Persekutuan Doa Remajanya. Mereka mengatakan kepadanya bahwa itu kuno dan terlalu religius, akhirnya Jamie merasa malu masuk ke dalam mobil ketika ayahnya mengantarnya ke gereja pada hari Jumat. Dia segera berhenti datang ke Persekutuan Doa Remaja. Dia bahkan tidak yakin lagi, apakah dia masih menjadi seorang Kristen, setelah melakukan begitu banyak hal buruk. Pasti Allah sudah tidak menginginkannya.
Apa Itu Tekanan Teman Sebaya?
Jamie mengalami tekanan teman sebaya – teman-temannya mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang salah, atau yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Jika dia tidak melakukan apa yang diinginkan teman-temannya, Jamie takut ia akan kehilangan pertemanan itu.
Tekanan teman sebaya sangat berat. Kita ingin teman-teman menyukai kita dan menganggap kita baik, jadi sulit untuk berkata 'tidak' ketika mereka ingin kita melakukan sesuatu, bahkan jika itu salah!
Alkitab memiliki beberapa point penting yang berguna bagi kita yang sedang menghadapi tekanan teman sebaya. Berikut tiga hal penting yang harus diingat jika kita seorang remaja Kristen yang menghadapi tekanan teman sebaya:
You Are Called To Stand Out
Kita adalah anak-anak Allah yang telah diselamatkan oleh kematian Yesus Kristus. Jadi, Allah ingin kita menjalani kehidupan dengan cara yang menyenangkan-Nya. Dan, itu termasuk mengikuti kehendak Allah, bukan teman-teman kita.
Roma 12:2 menyatakan,
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Saat kita bertumbuh sebagai orang Kristen, kita diminta untuk semakin tidak terlihat seperti teman duniawi kita, dan semakin serupa dengan Yesus. Dengan cara ini, kita akan berbeda dan ketika orang melihat kita, mereka akan dapat melihat kebesaran Tuhan.
You Aren’t Alone
Ada banyak cara yang efektif untuk mendapatkan bantuan jika kamu kesulitan dengan teman-temanmu. Kamu bisa meminta nasihat dari orang tua, kakak rohanimu atau orang dewasa yang kamu percaya.
Juga, jangan lupa bahwa Yesus juga mengalami tekanan dan godaan! Sewaktu Yesus di bumi, banyak orang (bahkan iblis!) berusaha membuat-Nya melakukan kesalahan yang bukan bagian dari rencana Allah.
Ibrani 2:18 mengatakan,
“Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”
Ketika kamu tergoda untuk menyerah pada tekanan teman sebaya, Yesus tahu bagaimana perasaanmu. Akan tetapi, Dia berdiri teguh dan dengan pertolongan-Nya, kamu juga bisa dikuatkan untuk melawan tekanan itu.
You Are Forgiven
Jangan lupa bahwa melalui Yesus semua dosa kita diampuni.
1 Yohanes 1:9 mengatakan,
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Jika kamu telah melakukan hal yang salah, berdoalah kepada Tuhan untuk memohon pengampunan dan meminta pertolongan-Nya untuk berdiri teguh di kemudian hari.
Tekanan teman sebaya sangat berat, tetapi jangan lupa bahwa di semua bagian kehidupan kita, Allah ada untuk kita. Amin. (MA)
Dunia Kita
Mengapa Ada Istilah "Air Mata Buaya"?
"Air mata buaya"? Artinya adalah kiasan tentang air mata dan kesedihan yang tidak tulus, hanya pura-pura atau penyesalan yang palsu. Mengapa sampai ada istilah seperti itu?
Apakah buaya bisa menangis? Dan apakah tangisannya hanya pura-pura saja? Sebenarnya, buaya meneteskan air mata untuk mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya. Khususnya setelah memakan mangsanya, buaya akan meneteskan air mata. Tapi bukan karena penyesalan, namun secara alami hal itu terjadi karena kelenjar air mata buaya akan mengeluarkan cairan untuk mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya.
APA KATA ALKITAB TENTANG AIR MATA?
Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung,
air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu.
Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
Mazmur 56:9
Bila saat ini kita sedang dalam pergumulan hidup yang berat, berserulah kepada Tuhan di dalam doa! Setiap tetesan air mata kita Tuhan sangat peduli, bahkan air mata kita ditaruh dalam kirbat-Nya.
Kirbat yang berisikan air mata ini bukan hanya untuk menggambarkan betapa dalamnya rasa sedih dan duka atau karena beratnya masalah yang dialami, tapi juga wujud kepedulian Tuhan terhadap orang-orang yang dikasihi-Nya dan turut merasakan kelemahan-kelemahan kita.
Datanglah pada Tuhan! Dia pribadi yang mempedulikan setiap tetes air mata kita dan akan menggantikan dukacita menjadi sukacita. (LY)
Ruang Kesaksian
“Dia sendiri akan berjalan di depan mu, Dia sendiri akan menyertai engkau,
Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau,
janganlah takut dan jangan patah hati”.
Ulangan 31:8
Perkenalkan nama saya RM Ronodaviano yang dikenal dengan sebutan Davied. Saya melayani sebagai pelayan jemaat di GBI Radin Inten–Rayon 1D. Pada kesempatan ini saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan Yesus bagi keluarga saya. Puji Tuhan, saya di berikan seorang istri yang cantik bernama Nancy Laura Hutagalung dan kami dikaruniai dengan 5 orang putra dan putri.
Pada tahun 2020 disaat pandemi saya tetap bekerja, kebiasaan saya ketika berada di dalam mobil selalu mendengarkan lagu-lagu rohani sambil memuji dan menyembah Tuhan. Seringkali ketika pulang kerja larut malam, istri dan anak-anak saya telah tidur. Seperti biasa ketika pulang kerja saya meminta istri untuk menemani makan malam. Namun kali ini ia menolak. Saya berpikir mungkin ia sedang diet karena berat badannya sudah mencapai 75 kg atau sudah kecapaian setelah aktivitas seharian.
Herannya, hari demi hari berat badan istri saya turun secara drastis sebanyak 20 kg, wajahnya sudah tampak pucat, tangannya gemetar (tremor) dan dia mengatakan jantungnya berdebar dengan cepat.
Orang tua saya seorang hamba Tuhan, ketika kami berkunjung kerumahnya tanpa sengaja mereka melihat kearah leher istri. Melihat ada bengkak gondongan disebelah kanan leher. Kami menduga bengkak tersebut sudah ada sebelum orang tua saya melihatnya, hanya kami tidak menyadarinya.
Saat itu kami berpikir pasti ada hubungan dengan kondisi kesehatannya. Kami tidak mengerti langkah apa yang harus diambil dan tidak tahu harus berobat kemana, sehingga kami hanya dapat bertekun di dalam doa.
Dalam masa pergumulan itu, pada tanggal 4 Desember 2020 saya mengalami kecelakaan motor bertabrakan dengan taksi. Kecelakaan itu cukup parah yang mengakibatkan saya hilang kesadaran.
Dalam keadaan itu saya berseru kepada Tuhan, agar diberikan perlindungan. Saat itu, saya teringat ada seorang pemuda yang menarik tubuh saya ke pinggir jalan. Motor saya hancur. Banyak orang datang mengerumuni saya. Dengan susah payah saya berusaha membuka tas dan mengambil hp untuk menghubungi istri.
Mujizat Tuhan sungguh nyata, sekalipun luka saya cukup parah namun Tuhan melindungi. Telapak kaki saya sudah terbelah seperti mau putus, saya merasakan ngilu ketika telapak kaki saya mengeluarkan banyak sekali darah mengucur.
Akhirnya saya dibawa ke RS terdekat dengan menggunakan taksi yang telah menabrak saya. Sopir taksi mengatakan bahwa kejadian itu begitu menakutkan, sampai membuatnya takut dan bingung. Saya hanya dapat menjawab dengan lirih “maafkan saya ya pak, saya yang salah”.
Namun sepertinya sopir taxi mengabaikan ucapan saya karena dia berasumsi bahwa semua itu adalah kesalahannya. Saya katakan sekali lagi “tenang pak”, sambil terus merintih menahan sakit. Darah begitu banyak mengalir dari kaki saya membasahi kursi, melihat keadaan itu karena paniknya sopir membawa saya ke RS bersalin dan ditolak.
Saya dibawa ke RS lain dan langsung masuk ke IGD. Karena alat medis di RS tersebut tidak memadai maka kami bertolak ke RS di daerah Dewi Sartika dan dirawat di sana. Saya diberikan pertolongan pertama sambil menunggu proses operasi.
Saya bertemu dengan istri saya, ia mengatakan bahwa masalah dengan sopir taxi sudah diurus dengan papa. Tidak beberapa lama teman-teman kantor, gereja dan teman dekat datang berkunjung untuk memberikan dukungan doa dan kekuatan.
Pertolongan pertama dilakukan oleh dokter IGD, kaki saya dijahit alakadarnya tanpa proses pembiusan. Selesai dijahit dan diperban untuk sementara waktu, karena lukanya terbuka seperti mau copot. Patah tulang, urat (tandon) pada kaki putus, saya begitu kesakitan sampai berteriak dengan kuat menahan sakit. Saya berseru: “Bapa jangan tinggalkan saya, Tuhan Yesus”.
Sementara menunggu proses rawat inap di RS, hasil tes rapid saya positif COVID-19. Saya hanya terdiam dan berdoa. Pagi-pagi bapak Gembala Moses menghubungi saya, beliau menguatkan saya: “yang kuat ya Vied, jangan kecewa sama Tuhan”. Saya merenungkan perkataan itu, sepertinya tidak pantas saya yang berdosa ini sampai kecewa dengan Tuhan. Saya berdoa dan minta ampun kepada Tuhan, sedikit pun tidak pernah terlintas atau terbesit untuk kecewa kepada Tuhan.
Puji Tuhan, semua proses berjalan dengan lancar, hasil tes COVID-19 kedua hasilnya negatif. Proses pengobatan berjalan begitu cepat, saya terus berdoa dan fokus kepada Tuhan. Saya menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Sempat terlintas keraguan; apakah nanti saya bisa berjalan kembali atau tidak, tetapi saya abaikan dan percaya penuh kepada Tuhan Yesus yang akan menyembuhkan.
Operasi dimulai pukul 12 siang, sebelumnya saya terlebih dahulu swab dan discan. Puji Tuhan, hasilmya normal. Selama tindakan operasi berlangsung, keluarga dan teman-teman turut mendoakan. Saya merasakan damai sejahtera dan percaya pernyertaan Tuhan sempurna.
Puji Tuhan, setelah 4 jam operasi, semuanya boleh berjalan dengan baik. Saya masih menjalani rawat inap selama 4 hari. Bersyukur saya mempunyai teman-teman pelayan yang selalu mendukung dan mendoakan, terutama tempat dimana saya melayani yaitu GBI Radin Inten.
Dirumah selama menjalani proses pemulihan, saya melihat keadaan istri saya begitu kurus karena ia belum ke dokter. Saya mengajak istri untuk sepakat berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Kami merasakan hadirat Tuhan yang begitu kuat, saya mendengar suara Tuhan: “Sakit istrimu biasa-biasa saja”. Mendengar hal ini saya hanya bisa menangis.
Kondisi yang saya alami, kaki saya patah, jalan tidak normal dan ditambah dengan keadaan istri saya yang sangat kurus sekali. Namun disini saya mau belajar percaya dan memegang janji Tuhan melalui Firman-Nya. Kami mau mengucap syukur dalam setiap keadaan.
Dalam masa pandemi, setiap hari sabtu kami selalu setia ikut COOL secara online. Dalam kesempatan itu, saya memberikan suatu kesaksian bagaimana Tuhan telah menolong dan melepaskan saya dari maut. Di akhir kesaksian itu, saya meminta dukungan doa bagi istri yang sedang sakit dan menceritakan keadaannya.
Salah satu anggota COOL bertanya: “Kenapa istrimu Davied, nanti ibu telepon ya.” Akhirnya Ibu itu menghubungi serta mendoakan kami. Beliau mengatakan, tetap percaya kepada Tuhan pasti Tuhan menyembuhkan. Ia juga menganjurkan untuk segera berobat ke RS tempat dimana ia bekerja. Disini saya percaya Tuhan turut campur tangan dengan mengirimkan orang untuk menolong kami.
Istri melakukan rawat jalan setiap bulannya selama setahun. Melalui cek darah, foto rontgen dibagian leher. Hasil pemeriksaan dokter, istri saya mengalami hipertiroidisme atau lebih dikenal dengan (hipertiroid adalah masalah kesehatan yang terjadi karena kelenjar tiroid dalam tubuh memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi menyebabkan metabolisme tubuh bekerja sangat cepat).
Proses demi proses kami lalui bersama, keadaan saya yang masih belum dapat berjalan, karena masih harus pergi berobat setiap minggunya. Karena saya pun dalam masa pemulihan maka kakak sayalah yang selalu mendampingi.
Setiap pagi kami berdoa dengan bergandengan tangan, agar Tuhan menyembuhkan istri dan saya dapat berjalan kembali. Tuhan Yesus baik, dalam waktu setahun Tuhan melakukan bagian-Nya. Kami dapat melewati masa-masa sulit ini, tidak dengan sendirian tetapi Dia Allah yang setia berjalan di depan kami. Tuhan mencukupi dan memenuhi kebutuhan kami dengan segala kelimpahan-Nya sampai hari ini.
Dalam masa pemulihan, istri saya masih harus melakukan pemeriksaan secara rutin 1 sampai 3 bulan sekali. Saya sudah dapat mengantarkannya dengan menggunakan kursi roda. Kami berdua saling mengantar ke RS masing-masing untuk berobat. Puji Tuhan, perlahan-lahan keadaan saya semakin kuat dan sudah dapat mengunakan kruk.
Dalam keadaan itu, saya masih dipercaya untuk melayani sebagai pendoa syafaat ibadah online dalam pengambilan video streaming. Saya tidak merasa malu melayani Tuhan sampai akhirnya saya benar-benar pulih hingga tidak lagi mengunakan alat bantu sampai sekarang.
Puji Tuhan, istri saya pun disembuhkan. Debar jantungnya kembali normal, gemetaran (tremor) sudah hilang juga gondongan di leher serta sesak napas sudah lenyap, Haleluya. Berat badannya mulai naik hingga mencapai 69 kg. Bersyukur buat setiap jawaban doa.
Tetaplah fokus dan mengandalkan Tuhan, bukan kepada masalah yang kita hadapi. Masalah yang terjadi dapat melemahkan dan membuat kita menjadi tertekan, sehingga kita tidak dapat fokus dengan kehidupan dimasa depan. Sebab itu serahkanlah setiap masalah kita kepada Tuhan dan teruslah bertekun di dalam doa, tetap percaya akan pertolongan-Nya. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, janganlah takut dan jangan patah hati. Bangkitlah dan jadilah pemenang. Amin.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.