Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
YesusTeladanIntegritasdalamPerbuatan.pdf
Ruang Remaja
“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”
Efesus 1:7
Pada suatu hari ada seorang artis terkenal Hollywood sedang berlibur dan berjalan-jalan disekitar Kota San Fansisco. Ketika sedang berjalan-jalan menyusuri pinggir jalan tersebut, artis itu memasuki sebuah toko perahu.
Di dalam toko perahu tersebut terdapat berbagai jenis perahu yang di jual. Lalu artis tersebut menyuruh seorang pembuat perahu untuk memahat sebatang pohon sehingga menjadi sebuah kano yang tanpa sambungan sama sekali.
Tiga hari kemudian, kano tersebut pun selesai dibuat. Dan artis itu membawa pulang kano tersebut ke villa miliknya yang berada di tepi sebuah sungai, dan dia menambatkan kanonya itu pada sebatang pohon ditepi sungai tersebut.
Berselang beberapa minggu, datanglah hujan dan badai, yang mengakibatkan perahu itu terlepas dari ikatannya dan hanyut ke laut. Artis itu sangat sedih ketika mengetahui kanonya hilang terbawa arus.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, saat artis tersebut sedang berlibur ke Miami Beach, dia memasuki sebuah toko yang berada disekitar pantai. Saat dia mengitari toko tersebut, dia terpana melihat ke sebuah etalase yang menjual sebuah kano. Artis itu kemudian mendekati etalase itu dan melihat dengan seksama, ternyata kano tersebut adalah miliknya yang hanyut dulu.
Artis itupun menghampiri penjaga toko dan menanyakan mengenai kano tersebut. Artis itu menceritakan bahwa kano tersebut adalah miliknya yang hanyut ketika hujan badai. Tetapi sang penjaga toko pun berkata, bahwa dia tidak berani memberikan kano tersebut kepada artis itu karena dia hanya seorang penjaga dan dengan rela artis itupun membayar harga kano tersebut itu demi bisa memilikinya kembali.
Lalu, dia pulang dari toko itu dengan sukacita sambil memanggul kano nya itu, dan membawanya kembali ke villa nya.
Dari cerita singkat ini, apa yang bisa kita ambil pelajarannya? Cerita tersebut sama seperti kisah kehidupan kita. Pertama kali, ketika kano itu diciptakan dan kali ke dua, ketika kano itu ditebus dari toko itu.
Hidup kita juga seperti itu, dua kali dimiliki oleh Tuhan. Sekali ketika kita diciptakan, dan sekali lagi ketika kita ditebus, oleh darah Yesus.
Kata 'penebusan' berhubungan dengan pembayaran uang tebusan untuk melepaskan seseorang dari perbudakan. Saat Adam jatuh ke dalam dosa maka seluruh manusia menjadi berdosa (Roma 5:12).
Manusia perlu seorang penebus untuk membebaskannya dan hanya Yesus yang sanggup melakukannya. Yesus rela menjadi manusia, disiksa dan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Karena pengorbanan-Nya kita bebas dari perbudakan dosa, menikmati pengampunan dosa serta berkat anugerah yang melimpah. Amin. (MA)
Ruang Keluarga
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka; “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”
Kejadian 1:28
“Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”
Kejadian 2: 15
"Mengapa Anda menikah?" Berikut adalah beberapa jawaban klasik: "karena dia baik." Kedengarannya sangat manis, bukan? Tetapi apakah baik sudah cukup untuk membangun pernikahan? Pada suatu ketika akan ada hari di mana pasangan Anda mengecewakan Anda, bahkan akan ada hari-hari ketika Anda dan pasangan tidak saling menyukai. Lalu bagaimana?
Apakah ada perbedaan pernikahan Kristen dan non Kristen? Apa perbedaan pernikahan Kristen dengan pernikahan yang lain? Jarang sekali kita mendengar pasangan Kristen yang mau menikah memberikan alasan khas Kristen : mereka menikah berdasarkan Alkitab dan berpusat pada Injil. Banyak alasan yang menjadikan seorang Kristen menikah, namun hasil akhirnya adalah berpusat pada kebahagiaan pribadi diri sendiri, untuk memenuhi pencapaian pribadi diri sendiri, sementara itu mereka mengabaikan, bahkan kehilangan tujuan utama. Apakah ini tujuan besar dari pasangan yang menikah , sehingga oleh karenanya Tuhan memberkati ?
" Kita telah mengabaikan arti pernikahan yang dimotivasi oleh Alkitab, dengan tujuan untuk meninggikan Kristus dan memperluas Injil "
Jawaban atas pertanyaan "Mengapa Anda menikah?" sangat menentukan perjalanan pernikahan selanjutnya. Jawaban tersebut menjadi faktor apakah pernikahan Anda kelak menjadi berhasil atau tidak. Pertanyaan “mengapa” ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi dan tujuan. Ini adalah sebuah pertanyaan misi.
Masih banyak pasangan Kristen menikah tanpa tujuan Kristiani yang jelas untuk keluarga mereka. Setiap pasangan yang mau memasuki pernikahan Kristen harus diajarkan tentang apa yang Tuhan katakan dalam Alkitab yaitu tujuan dan rencana-Nya untuk pernikahan dan keluarga. Menikah tanpa tujuan yang berpusat pada Kristus dan digerakkan oleh Alkitab seperti membangun rumah tanpa fondasi. Hal seperti ini sering dilakukan oleh banyak pasangan yang menikah.
Pernikahan bukanlah ide manusia. Di awal kitab Kejadian kita menemukan rancangan Allah untuk pernikahan (Kejadian. 2:18-25). Teks ini menggambarkan pernikahan asli yang menjadi dasar tentang pernikahan dalam Alkitab. Karena Allah yang merancang pernikahan, berarti Dia yang paling tahu bagaimana cara terbaik menjalankan pernikahan. Karena Allah yang merancang pernikahan, maka bagi Anda yang mau memasuki pernikahan, libatkanlah Allah dalam mencari pasangan hidup. Bagi yang sudah memasuki pernikahan, terus libatkan Tuhan, karena Dia Pribadi yang terus terlibat aktif dalam pernikahan Anda.
Firman-Nya memberi kepada kita prinsip-prinsip yang kita butuhkan untuk pernikahan yang memuaskan, karena itu Tuhan dan Firman-Nya yang harus menjadi dasar dalam pernikahan dan keluarga. Tuhan tidak merancang pernikahan hanya agar kita bisa bahagia dan memenuhi kebutuhan kita. Dia merancang pernikahan untuk menjadi kesaksian bagi-Nya. Keluarga merupakan tempat yang menjadi saksi tentang apa artinya mengenal Tuhan.
TUJUAN ALLAH MENCIPTAKAN PERNIKAHAN
Allah membangun keluarga dan menetapkannya sebagai pondasi bagi kehidupan, bermasyarakat, berelasi, dan beriman (Kejadian 1-2).
Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Allah melanjutkan karya keselamatan bagi manusia melalui ikatan janji kepada keluarga (Kejadian 7:1; 17:7) Kejadian 7:1 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini.
Allah merancang keluarga untuk dijadikan pusat testimoni/ kesaksian tentang perbuatan baik Allah dan pusat pemuridan bagi setiap anggota keluarga ( Kejadian 18:18-19; Ulangan 6:5-8; Efesus 6:4 )
Allah merancang keluarga untuk menyatakan kemuliaan hanya bagi Dia, dengan melahirkan generasi ke generasi para penyembah Allah ( Kejadian 1: 28; Mazmur 78; Roma 11:36 )
Keluarga diawali dengan pernikahan, dan pernikahan yang dirancang Allah adalah ikatan perjanjian antara satu pasangan laki dan perempuan yang seumur hidup, untuk mencerminkan kasih Allah dalam Kristus yang menyelamatkan, memurnikan karakter dan membangun sebuah unit masyarakat terkecil yang kokoh - tak tergoncangkan.
Dengan memiliki tujuan yang benar untuk pernikahan dan keluarga, akan memampukan kita menghadapi masa-masa sulit, gangguan, dan masalah sehingga kita bisa keluar sebagai pemenang. Untuk memahami tujuan yang benar tentang pernikahan, kita perlu mengetahui tentang apa yang Tuhan katakan tentang tujuan dan peran suami, tujuan dan peran istri, tujuan dan peran orangtua, tujuan dan peran anak. Jika kita tidak jelas tentang tujuan dan peran kita masing-masing maka kita tidak dapat memperjelas dan mencapai tujuan kita bersama.
Ketika semua pemain mengetahui peran mereka, maka tim dapat menyelesaikan misi bersama mereka dengan baik. Ibarat dalam sebuah perusahaan, setiap karyawan harus jelas mengerti uraian tugas dan tanggung jawab mereka. Ketika setiap orang di perusahaan menjadi yang terbaik dalam peran masing-masing, maka misi perusahaan memiliki peluang memperoleh hasil yang terbaik.
"Ketika masing-masing pribadi dalam keluarga mengetahui tujuan dan peran mereka masing - masing, maka mereka siap untuk masuk ke misi bersama dan mecapai tujuan bersama."
Ruang Kesaksian
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.
(Mazmur 37:5)
Nama saya Kasimin, umur saya 78 tahun dan saya berasal dari Sragen, Jawa Timur. Sudah lebih dari 3 tahun lamanya saya mengalami sakit pada kedua kaki saya. Menurut dokter sakit yang saya alami disebabkan karena berkurangnya pelumas pada kedua lutut saya, sehingga mengakibatkan saya kesulitan berjalan, jongkok, duduk, juga apabila berdiri terlalu lama. Rasa sakit ini membuat saya tidak bisa bekerja atau pun beraktifitas secara maksimal. Jangankan bekerja, untuk jalan saja susah.
Upaya untuk sembuh saya lakukan dengan berbagai pengobatan, dari mulai ke dokter, dipijat sampai disuntik yang memakan biaya tidak sedikit. Segala usaha yang saya lakukan tidak membuahkan hasil yang baik. Rasa putus asa karena ingin sembuh membuat saya berserah kepada Tuhan, saya hanya berdoa supaya di hari tua saya bisa hidup sehat.
Hingga pada suatu hari gembala gereja di mana saya berjemaat mengajak saya untuk ikut serta menghadiri KKR yang diadakan di Lapangan Desa Blimbing yang dilayani oleh Pdt. Niko Njotorahardjo. Pada awalnya saya menolak untuk ikut karena kesulitan untuk berjalan. Namun dengan penuh kasih bapak gembala berusaha dengan mengupayakan kursi roda untuk membawa saya datang ke KKR tersebut.
Tepat tanggal 19 Agustus 2019 saya hadir di Lapangan Desa Blimbing, di tenda orang sakit, dengan didampingi oleh istri saya, Ibu Pujiningsih. Saya larut dalam pujian dan penyembahan dan sungguh merasakan jamahan Tuhan, kasih Tuhan memenuhi saya, saya merasakan betapa Tuhan Yesus sangat-sangat mengasihi saya dengan pengorbanan yang sudah Tuhan berikan untuk hidup saya.
Di tengah rasa sakit yang saya alami, saya dihampiri oleh seorang hamba Tuhan yang berdoa untuk kesembuhan kedua kaki saya. Seperti timbul kekuatan baru, tanpa saya sadari saat saya diminta untuk berjalan saya pun bangkit berdiri dan langsung berjalan. Rasa sakit yang selama ini saya rasakan hilang begitu saja. Bahkan saat saya diminta untuk berlari, saya dapat melakukannya dengan mudah. Saat itu saya hanya bisa bersyukur atas mujizat yang sudah Tuhan Yesus lakukan untuk saya.
Selepas acara KKR tersebut sampai pada hari ini saya sudah benar-benar dipulihkan, saya sudah sembuh, bahkan saya sudah bisa pergi ke ladang menanam jagung. Hal ini membuat para tetangga yang melihat terheran-heran dan bertanya-tanya, berobat ke mana? Berapa ongkosnya? Karena mereka tahu keadaan saya sebelumnya. Jangankan pergi ke ladang, jalan saja saya sulit. Saya hanya menjawab, Tuhan Yesus yang sudah menyembuhkan saya.
Inilah bukti nyata tentang kebesaran, kasih dan mujizat yang Tuhan berikan jika kita benar-benar percaya dan berharap kepada Tuhan. Tuhan sanggup menyembuhkan segala penyakit kita semudah membalikkan telapak tangan dan mujizat-Nya sungguh nyata terjadi dan masih ada hingga hari ini.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.