Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
-
Ruang Remaja
"Dan Raja itu akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,
kamu telah melakukannya untuk Aku."
Matius 25:40 TB
Kisah Nicholas Winton: Penyelamat Anak-anak Yahudi1
Tahun 1938, Eropa berada di ambang Perang Dunia II. Di Praha, ribuan keluarga Yahudi hidup dalam ketakutan karena ancaman invasi Nazi Jerman. Nicholas Winton, seorang pemuda Inggris berusia 29 tahun yang awalnya berencana berlibur ke Swiss, memutuskan mengubah tujuannya setelah menerima permintaan sahabatnya untuk datang ke Praha dan melihat situasi pengungsi Yahudi.
Saat melihat langsung, Winton terkejut. Ratusan anak Yahudi terancam ditangkap dan dibawa ke kamp konsentrasi. Ia merasa tidak bisa tinggal diam. Dengan sumber daya terbatas, ia mulai mencari cara untuk menyelamatkan mereka. Winton kembali ke London, mendesak pemerintah Inggris untuk memberikan visa khusus bagi anak-anak tersebut. Ia juga menggalang dana pribadi untuk membayar biaya perjalanan.
Selama beberapa bulan, Winton mengatur delapan kereta yang membawa total 669 anak dari Praha ke Inggris. Setiap perjalanan penuh risiko, dokumen harus diurus dengan cepat, dan rute perjalanan diawasi ketat oleh pihak Nazi. Pada 1 September 1939, kereta kesembilan yang direncanakan membawa 250 anak tidak pernah berangkat. Hari itu, Jerman menyerbu Polandia dan Perang Dunia II resmi dimulai. Semua anak di kereta terakhir itu tidak pernah terdengar kabarnya lagi.
Setelah perang, Winton tidak pernah membicarakan tindakannya. Ia menyimpan semua dokumen penyelamatan di loteng rumahnya selama puluhan tahun. Baru pada 1988, istrinya menemukan arsip itu dan membawanya ke sebuah program TV. Saat acara berlangsung, Winton duduk di penonton tanpa tahu bahwa di sekelilingnya duduk puluhan orang yang kini sudah dewasa, anak-anak yang dulu ia selamatkan. Saat pembawa acara mengumumkan hal itu, seluruh ruangan berdiri memberi penghormatan, dan Winton hanya tersenyum malu.
Nicholas Winton meninggal pada tahun 2015 di usia 106 tahun, meninggalkan warisan hidup yang membuktikan bahwa kasih sejati tidak mencari pujian atau imbalan.2
Relevansi dengan Alkitab: Mengasihi Seperti Kristus
Dalam Matius 25:35-40, Yesus mengajarkan bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain, bahkan kepada "yang paling hina," sama seperti kita melakukannya untuk-Nya. Winton mungkin tidak mengorbankan nyawanya secara fisik, tetapi ia mengorbankan waktu, tenaga, uang, dan kenyamanannya untuk menolong anak-anak yang terancam. Tindakan praktisnya menyiapkan perjalanan, mencarikan tempat tinggal, dan menyelamatkan nyawa mencerminkan ajaran Yesus bahwa kasih sejati bukan hanya kata-kata, melainkan perbuatan nyata. Kasih seperti ini sungguh tanpa pamrih, tidak mencari pujian, dan menjadi berkat bagi orang lain.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Kisah Nicholas Winton mengingatkan kita bahwa:
1. Kasih sejati adalah tindakan.
Winton tidak hanya bersimpati, tetapi bertindak. Kita bisa menunjukkan kasih tanpa pamrih dengan perbuatan kecil, seperti mendengar curhat teman, menolong tanpa diminta, atau berdiri membela yang lemah.
2. Kasih tidak memandang latar belakang.
Winton menolong anak-anak Yahudi, yang bukan bangsanya, karena ia melihat kebutuhan mereka. Kasih Kristus memanggil kita untuk menolong siapa pun yang membutuhkan, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial.
3. Tuhan bisa memakai siapa saja.
Winton adalah seorang pemuda biasa yang melakukan hal luar biasa. Ini mengajarkan kita bahwa Tuhan dapat menggunakan kita, apa pun latar belakang kita, untuk membawa dampak positif bagi orang lain.
"The measure of a life is not its duration,
but its donation."
Peter Marshall
____________________________
1 Murdoch, A. (2014). If It’s Not Impossible…: The Life of Sir Nicholas Winton. London: Elliott and Thompson.
2 BBC News. (2015, July 1). Sir Nicholas Winton, who saved children from Nazis, dies aged 106.
Dunia Kita
Tahukah kamu bahwa biji mustard (sesawi) adalah salah satu biji terkecil di dunia, dengan ukuran hanya sekitar 1 milimeter? Meski sangat kecil, biji ini bisa tumbuh menjadi pohon atau semak besar setinggi 3–6 meter. Di Timur Tengah, pohon sesawi yang sudah tumbuh lebat bahkan mampu menjadi tempat berteduh burung. Fenomena ini menjadi pengingat bahwa sesuatu yang tampak sepele bisa memiliki dampak yang besar ketika diberi kesempatan untuk bertumbuh.
PROSES PERTUMBUHAN
Biji sesawi tumbuh dengan cepat jika mendapat tanah yang subur, air yang cukup, dan sinar matahari. Awalnya, bentuknya nyaris tidak terlihat jika diletakkan di telapak tangan. Namun, dalam waktu singkat, akarnya mulai menjalar, batangnya memanjang, dan daunnya berkembang. Pohon sesawi menjadi gambaran bagaimana sesuatu yang kecil—seperti ide, iman, atau perbuatan baik—dapat bertumbuh menjadi besar dan bermanfaat bagi banyak orang.
APA KATA ALKITAB?
Yesus sendiri menggunakan biji sesawi sebagai perumpamaan tentang Kerajaan Allah. Dalam Matius 13:31-32, Yesus berkata:
"Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, ia lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Ayat ini mengajarkan bahwa iman yang kecil pun dapat menghasilkan perubahan besar jika kita mengizinkannya bertumbuh dalam pimpinan Tuhan.
KESIMPULAN
Fakta unik tentang biji sesawi ini mengingatkan kita untuk tidak meremehkan hal-hal kecil. Baik itu doa sederhana, tindakan kasih, atau langkah iman yang tampak sepele—semuanya dapat berkembang menjadi berkat besar bagi orang lain. Mulailah dari yang kecil, percayakan kepada Tuhan, dan lihat bagaimana Dia menumbuhkan sesuatu yang luar biasa dari hidup kita. (MA)
Ruang Kesaksian
"Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib,
karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat."
Mazmur 71:7 TB
Pada kesempatan ini saya Eka ingin membagikan pertolongan dan keajaiban Tuhan yang terjadi di dalam kehidupan keluarga kami, terutama adik saya Eva. Kami tinggal di Menado dan melayani di GBI Marina Plaza Manado.
Pada hari Minggu, 20 November 2022, adik saya Eva melayani di ibadah Raya GBI Marina Plaza Menado sebagai singer. Dalam suasana penyembahan tiba-tiba ia terjerembab, namun tidak sampai jatuh karena teman di sampingnya sempat menahannya. Pertolongan pertamapun diberikan oleh beberapa orang pengerja dan diantaranya ada 2 orang dokter.
Saat diperiksa nadinya Eva sangat lemah, hampir tidak terdeteksi. Karena Eva sudah tidak sadarkan diri, maka segera dilarikan ke Rumah Sakit. Sampai di Rumah Sakit, Eva langsung di CT Scan dan hasilnya sangat mengejutkan, ia mengalami pendarahan hebat di batang otak dan keadaan Eva koma.
Saat dipindah dari IGD menuju ICU di lantai 3, saya melihat dari mulutnya keluar busa yang begitu banyak. Melihat kejadian ini secara manusia saya begitu kuatir dan sedih sekali, mengingat suaminya baru di panggil Tuhan 10 bulan yang lalu. Meninggalkan Eva dengan 2 anak yang paling besar kelas 2 SMA dan yang bungsu kelas 4 SD.
Sampai di ICU saya tidak bisa masuk ke dalam tetapi hanya menunggu di luar. Dokter memperlihatkan melalui layar monitor kondisi otak Eva, kondisinya sangat buruk. Pendarahan melebar kemana-mana, sampai ke batang otak dan terjadi pembengkakan. Itulah yang membuat pasien tidak sadarkan diri, dokter menjelaskan bahwa tidak ada tindakan lain, selain harus segera dioperasi supaya pendarahan tidak melebar dan menekan batang otak.
Mendengar hal ini saya hanya dapat menangis dan bertanya,
"Bagaimana kondisi Eva jika selesai di operasi? Apakah keadaannya akan baik seperti semula?"
Namun dokter mengatakan bahwa tidak bisa memprediksi keadaan pasien, karena konsisinya sangat parah.
“Sekarang terserah keluarga.. kami hanya menjalankan prosedur penanganan.”
Dokter memberikan pilihan yaitu menandatangani persetujuan untuk operasi dengan segala resikonya. Saat itu iman saya bangkit, ada kekuatan yang timbul dan saya percaya itu dari Tuhan.
Saya katakan kepada dokter, bahwa saya siap menandatangani persetujuan tindakan operasi, karena saya percaya hidup dan mati itu ada di dalam tangan Tuhan dan saya sangat percaya bahwa semua ada di dalam kendali Tuhan.
Saat itu juga dokter memberikan dukungan;menguatkan juga meyakinkan saya, "ibu berdoa kami bekerja". Perkataan inilah yang membuat iman saya bangkit, saya sepakat dengan dokter bahwa saat ini juga harus segera di operasi.
Karena hari itu adalah hari Minggu, tidak ada dokter yang bertugas di rumah sakit, sehingga mereka terlebih dahulu menghubungi dokter bedah. Dari pembicaraan lewat WA dengan beberapa saudara, kami berdoa sekiranya Tuhan memberi seorang ahli bedah saraf yang terbaik. Puji Tuhan dokter yang akan mengoperasi Eva adalah dokter yang kita doakan.
Sekitar jam 6 sore dokter bedah datang dan memanggil saya, menanyakan tentang keadaan Eva. Sayapun menjelaskan kronologinya. Dokter mengatakan bahwa ia dihubungi pihak RS karena ada pasien yang harus segera dioperasi, padahal hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Saat ia sedang didoakan, ada suatu kekuatan yang mendorongnya untuk bersedia melakukan operasi saat itu juga. Ia mau memberi hidup untuk melayani Tuhan di hari ulang tahunnya, mungkin ini perintah Tuhan.
Dokter menjelaskan,
"mujizat jika Eva sembuh. Secara medis kemungkinan kecil untuk sembuh, tetapi bila kita memiliki iman percaya meskipun kecil tetapi bisa memindahkan gunung. Mari kita serahkan kepada Tuhan."
Untuk proses operasi Tuhan yang akan campur tangan, support doa dari teman-teman sepelayanan dan Bapak Gembala menjadi kekuatan untuk Eva. Saya percaya doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Diperkirakan lama operasi 4-5 jam, tindakan operasi dilakukan dari jam 19.39 - 21.00 lebih cepat dari perkiraan semula. Menurut dokter, pasien yang seperti ini membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat pulih memorinya seperti semula. Begitu pula kondisi mulutnya, pada waktu dibawa ke rumah sakit keadaannya bengkok, demikian pula kondisi tangan dan kaki kanan tidak bisa digerakan. Tetapi Puji Tuhan, semuanya bisa pulih kembali tanpa proses terapi.
Dan puji Tuhan, pada tanggal 25 Desember 2022, Eva sudah bisa beribadah ke gereja, dan sampai saat ini keadaannya sehat. Haleluyaaa, Tuhan Yesus baik!
Kami sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena kami melihat kehadiran Tuhan lewat apa yang Eva alami. Segala sesuatunya Tuhan yang campur tangan dan semua dalam kendalinya Tuhan. Kami hanya berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, biarlah tangan Tuhan sendiri yang bekerja memulihkan Eva. Iman kami bangkit dan kami mengalami kemenangan yang dari pada Tuhan.
Memasuki tahun 2023, adalah tahun dimana lewat Gembala Pembina Tuhan berbicara, bahwa tahun 2023 adalah Tahun Bangkit Dan Jadilah Pemenang. Sesungguhnya Tuhan sudah melakukannya bagi kami sehingga kami sangat dikuatkan dan melihat tahun 2023 akan lebih baik dari tahun yang telah kami lalui, seperti ada tertulis:
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
1 Korintus 2:9
Sampai dengan hari ini adik saya Eva sehat dan baik keadaannya. Sungguh Tuhan Yesus amat sangat teramat baik. Terima kasih Tuhan Yesus, segala pujian dan syukur hanya bagi NamaMu. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.