Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
BAPTISAN ROH KUDUS SANGAT PENTING!
Ruang Remaja
"Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita."
Roma 8:37(TB)
Kisah Nyata: Rebecca Bitrus — Ibu yang Tidak Menyerah pada Ketakutan
Rebecca Bitrus adalah seorang wanita Kristen dari Nigeria bagian utara, wilayah yang sering mengalami serangan dari kelompok ekstremis Boko Haram. Pada tahun 2014, rumah Rebecca diserbu. Ia dan kedua anaknya diculik. Selama dua tahun ia ditahan di hutan, di bawah tekanan psikologis, pelecehan, dan ancaman kematian karena menolak meninggalkan imannya kepada Kristus.
Di dalam tahanan, para militan memaksa Rebecca untuk masuk Islam. Ia dipukuli, disiksa, dan diancam akan dibunuh. Namun dengan suara lembut namun tegas, ia berkata,
“Saya tidak bisa menyangkal Tuhanku. Dia tidak pernah meninggalkan saya, jadi saya pun tidak akan meninggalkan-Nya.”
Rebecca kehilangan satu dari kedua anaknya saat ditahan. Ia juga dipaksa melahirkan seorang anak dari militan yang memperkosanya. Namun setelah dibebaskan oleh tentara Nigeria pada 2016, Rebecca memutuskan untuk tetap merawat bayi tersebut dan mengampuni semua yang telah menyakitinya. "Aku tak ingin hidup dengan kebencian. Aku ingin Tuhan melihatku setia dalam penderitaan," katanya dalam wawancara dengan Open Doors.
Relevansi dengan Alkitab: Kemenangan di Tengah Penderitaan
Roma 8:37 mengingatkan kita bahwa kasih Kristus menjadikan kita lebih dari pemenang, bahkan dalam penderitaan paling kelam. Rebecca Bitrus bukan hanya bertahan, ia menang — bukan secara duniawi, tapi dalam keteguhan dan kasih yang tidak padam, seperti Kristus yang tetap mengasihi dalam penganiayaan.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Penderitaan tidak selalu berarti kekalahan. Dalam iman, penderitaan bisa menjadi jalan bagi kemenangan rohani. Kisah Rebecca menunjukkan bahwa pengampunan lebih kuat dari kebencian, dan kasih Kristus sanggup menopang bahkan ketika semua tampak hilang. Jika Rebecca bisa tetap setia di tengah luka terdalam, kita pun bisa mempercayakan hidup kita kepada Kristus dalam setiap musim. (MA)
“Forgiveness is the final form of love.”
Reinhold Niebuhr
Dunia Kita
Tahukah kamu ? Gagak adalah burung yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Burung gagak adalah bukti nyata bahwa yang penting bukanlah ukuran otak, melainkan bagaimana menggunakannya. Mereka belajar dengan cepat sehingga penelitian menunjukkan bahwa gagak berusia empat bulan bisa sama cerdasnya dengan kera dewasa.
Gagak juga memiliki ingatan yang sangat baik, mampu mengingat wajah manusia, dan bahkan mengidentifikasi orang-orang tertentu sebagai teman dan orang lain sebagai musuh.
Namun warnanya yang gelap dan suaranya yang serak menusuk telinga membuat gagak kerap dikaitkan dengan hal gaib.
Kata Alkitab Mengenai Burung Gagak??
Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
1 Raja-raja 17:6
Bertolak belakang dengan budaya dan mitologi tersebut, Allah justru memakai burung gagak sebagai penolong bagi Elia. Burung gagak dihadirkan untuk memelihara hidup Elia di masa yang sulit, yakni pada waktu kemarau panjang terjadi. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak dengan setia membawa roti dan daging untuk Elia.
Mengapa Tuhan memakai burung gagak? Bukankah burung merpati jauh lebih baik? Merpati melambangkan kasih dan ketulusan. Kelihatannya lebih tepat jika Allah mengutus merpati dalam kisah ini.
Tiada yang mustahil bagi Tuhan! Burung gagak bisa melakukan hal baik sekalipun bertolak belakang dengan penilaian kebanyakan orang. Binatang yang dikenal sebagai pembawa sial berubah menjadi pembawa berkat. Hal ini terjadi karena kuasa Tuhan.
Berkat tidak tergantung pada sarana yang dipakai-Nya. Sumber berkat hanyalah kuasa Tuhan. Sesuatu yang tampaknya buruk dalam pandangan manusia belum tentu menjadi kutuk. Dengan perkenan Tuhan, segala hal dapat dipakai-Nya sebagai sarana untuk membawa kebaikan. (MA)
Ruang Kesaksian
"Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung
dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan kakimu goyah,
Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesusnggunya tidak terlelap dan tigak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."
Mazmur 121:1-5
Nama saya Esther saya adalah seorang Pengerja Migran Indonesia (PMI). Saya ingin berbagi kisah bagaimana Tuhan Yesus sungguh baik. Tuhan tidak pernah terlambat menolong dan selalu memberi kemurahan dalam kehidupan saya.
Bermula tahun 2017 saya kembali bekerja di Hongkong, dan selama di sana saya beribadah di Gereja Africa International Church Hongkong. Di sana saya berkenalan dengan sepasang suami istri, yang wanita seorang Philipina dan yang pria dari Afrika. Pertemanan kami terjalin sangat baik lebih dari setahun.
Hingga pada suatu hari, mereka berdua minta tolong meminjam nomor rekening Bank, untuk menerima transferan uang dari luar Hongkong. Dengan alasan untuk biaya hidup dan bussines mereka. Tanpa curiga saya pun memberikan nomor rekening bank atas nama saya.
Saya sama sekali tidak menaruh curiga, karena mereka orang gereja yang saya anggap orang baik. Namun ternyata kebaikan saya disalah gunakan. Ternyata saya ditipu. Tanpa sepengetahuan saya sebenarnya nomor rekening saya telah disalah gunakan.
Tahun 2019, tiba-tiba 3 orang polisi datang ke rumah tempat saya bekerja. Mereka menangkap dan membawa saya ke kantor polisi. Di sana saya diinterogasi, sidik jari saya diambil. Saya memberikan sejumlah uang sebagai jaminan sehingga saya menjadi tahanan luar selama 10 bulan dan saya pun dibebaskan.
Waktu terus berjalan, hingga 4 tahun kemudian, tanggal 19 Maret 2023 ketika saya akan cuti pulang ke Indonesia, tiba-tiba saat diimigarasi bandara Hongkong saya ditangkap. Saya dirantai, diborgol, diinterogasi dan HP saya pun di tahan. Dengan alasan kasus tahun 2019 dinyatakan belum selesai. Saya dikirim ke tahanan penjara di tempat lain. Selama 1 minggu saya tidur di penjara Hongkong.
Saya diadili dengan tuduhan sebagai pengguna money laundry. Sekali lagi saya memberikan uang jaminan supaya saya tidak ditahan tidur di penjara Hongkong. Saya tidak mau masuk ke sana lagi, karena begitu mengerikan suasana penjara Hongkong.
Akhirnya dalam proses pengadilan saya memutuskan untuk tinggal di rumah pastory gereja, di GBI CK 10 yang digembalakan oleh Pdt. Bernard H. Saya sudah cukup lama mengenal beliau. Saya tinggal di sana sampai kasus selesai.
Selama menjadi tahanan luar saya dilarang meninggalkan Hongkong sampai proses sidang pengadilan selesai. Saya harus bolak balik menghadiri sidang, Puji Tuhan saya selalu didampingi Pdt. Bernard dan Ibu Annie sampai proses persidangan selesai. Banyak hal yang saya rasakan dimana pertolongan Tuhan itu sungguh nyata dan ajaib. Karena saya merasa terhimpit dengan keadaan, begitu banyak tekanan dan posisi saya sangat sulit.
Dalam proses hukum yang berjalan saya benar-benar belajar berserah kepada Tuhan, terus berdoa dan mendekatkan diri dalam hadirat Tuhan. Saya banyak dikelilingi anak-anak Tuhan yang turut mendoakan untuk hasil keputusan pengadilan yang terbaik. Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan.
Di sinilah saya mengalami Tuhan, Tuhan tidak pernah terlambat memberikan pertolongan-Nya. Di negara orang saya dikelilingi oleh anak-anak Tuhan yang selalu mendukung di dalam doa. Karena tinggal di gereja maka saya banyak terlibat dalam pelayanan, COOl, KOM, pelayanan Minggu. Rohani saya bertumbuh, iman saya pun timbul karena pendengaran akan Firman Tuhan. Itulah yang menguatkan saya. Meskipun saya mendengar bahwa jika terbukti bersalah maka hukuman yang dijatuhkan bisa 9, 7, 6 tahun penjara atau vonis bebas.
Dan pada saat sidang terakhir, keputusannya adalah nama baik, no criminal; dinyatakan saya bebas dan tidak bersalah. Haleluya, Puji Tuhan. Tuhan Yesus baik. Sungguh penyertaan dan kekuatan yang dari Tuhan yang kasih-Nya tidak terbatas, yang memampukan saya melewati masa-masa proses sidang pengadilan sampai selesai. Semua hanya karena anugerah kasih karunia Tuhan Yesus yang melepaskan saya dari jerat hukum dan saya bisa kembali berada di Indonesia.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.