Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
BERINTEGRITAS DI TENGAH KRISIS HIDUP
Ruang Remaja
"Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini
tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan
yang akan dinyatakan kepada kita.”
Roma 8:18 TB
Kisah Anthony Ginting: Pahit Manis di Garis Akhir
Bagi penggemar bulutangkis, nama Anthony Sinisuka Ginting sudah tak asing lagi. Ia adalah salah satu tunggal putra kebanggaan Indonesia yang dikenal dengan kecepatan, smash tajam, dan semangat yang tak pernah padam di lapangan. Namun, perjalanan Ginting menuju puncak bukanlah jalan tol yang mulus.
Di berbagai turnamen besar, Ginting sering kali mencapai babak-babak penting, bahkan final, tetapi seringkali harus puas dengan posisi runner-up atau medali perunggu. Kekalahan demi kekalahan ini, terutama di event besar, sering membuatnya dicibir oleh sebagian kecil warganet. Mereka hanya melihat kegagalan di garis akhir, bukan keringat yang tumpah dalam latihan berjam-jam.
Titik baliknya terjadi di Olimpiade Tokyo 2020 (diselenggarakan 2021). Setelah melalui pertandingan yang melelahkan dan penuh tekanan, Ginting berhasil meraih Medali Perunggu. Walaupun bukan emas, medali ini adalah pencapaian bersejarah karena ia menjadi tunggal putra Indonesia pertama yang meraih medali Olimpiade dalam 17 tahun. Lebih dari medali itu sendiri, yang menginspirasi adalah proses dan mentalitasnya.
Ginting tidak pernah berhenti berlatih. Ia belajar dari setiap kekalahan, menganalisis kelemahannya, dan terus bangkit. Ia menunjukkan bahwa nilai seorang atlet tidak hanya ditentukan oleh warna medali, tetapi oleh ketekunan untuk terus berjuang meskipun sering jatuh. Baginya, setiap tetes keringat di pelatnas, setiap pukulan yang salah, adalah bagian dari "penderitaan" yang membentuk kemuliaan.
Relevansi dengan Alkitab: Kemuliaan di Balik Penderitaan
Kisah perjuangan Ginting sejalan dengan apa yang diungkapkan Rasul Paulus dalam Roma 8:18. Paulus mengingatkan kita bahwa penderitaan dan kesulitan yang kita alami sekarang—mulai dari kegagalan dalam ujian, tekanan pertemanan, hingga rasa lelah dalam mengejar impian—sebenarnya tidak sebanding dengan kemuliaan (kesuksesan, karakter yang matang, berkat) yang akan kita terima nanti.
Sama seperti Ginting yang harus menahan rasa sakit kekalahan berulang kali sebelum akhirnya meraih Perunggu Olimpiade, kita pun harus menjalani proses. Tuhan tidak menjanjikan jalan yang mudah, tetapi Dia menjanjikan hasil yang seimbang dengan iman dan ketekunan kita. Proses itulah yang membentuk karakter emas, jauh sebelum medali emas itu dikalungkan.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
1. Nilai Diri di Proses, Bukan Skor Akhir
Jangan biarkan kegagalan satu kali menentukan keseluruhan identitasmu. Fokuslah pada seberapa banyak kamu belajar dan bertumbuh dari usaha yang telah dilakukan.
2. Kesabaran Adalah Bagian dari Iman
Impian besar memerlukan waktu. Ketika kamu merasa lelah dan ingin menyerah, ingatlah bahwa ketekunan adalah bukti nyata imanmu bahwa usaha keras tidak akan sia-sia.
3. Jadikan Setback sebagai Comeback
Kekalahan atau kegagalan bukanlah akhir. Itu adalah data berharga yang memberitahumu apa yang harus diubah untuk keberhasilan berikutnya. Anggap kegagalan sebagai biaya untuk menjadi lebih baik.
Sebagai remaja, kita sering ingin hasil instan. Kita melihat feed media sosial dan hanya melihat highlight sukses teman-teman. Belajarlah dari Ginting: terima dan cintai setiap tahapan. Karena kemuliaan sejati bukan hanya tentang memenangkan kejuaraan, tetapi tentang siapa dirimu ketika kamu melewati badai untuk sampai di sana. (MA)
"A champion is afraid of losing.
Everyone else is afraid of winning."
Billie Jean King
Ruang Kesehatan
“Mata sudah lelah, badan sudah rebah… tapi kenapa otak terus bekerja?”
Pernahkah kamu menghabiskan waktu berjam-jam di tempat tidur, berjuang untuk memejamkan mata, sementara waktu terus bergulir sampai dini hari? Sensasi frustrasi ini dikenal sebagai insomnia atau sulit tidur. Tidur adalah kebutuhan pokok tubuh, dan kurang tidur yang berkepanjangan dapat memengaruhi suasana hati, kesehatan fisik, hingga produktivitas kita. Mari kita cari tahu penyebab dan cara mengatasinya!
APA ITU INSOMNIA?
Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur, mempertahankan tidur (sering terbangun), atau kualitas tidur yang buruk, meskipun tersedia waktu dan kesempatan yang memadai untuk tidur. Insomnia bisa bersifat sementara (akut) atau berkepanjangan (kronis).
PENYEBAB UMUM
Kondisi sulit tidur dapat dipicu oleh berbagai faktor, baik fisik maupun mental:
1. Kebiasaan Tidur yang Buruk (Higiene Tidur)
Menggunakan gadget (ponsel, laptop) sebelum tidur, tidur siang yang terlalu lama, atau jam tidur yang tidak teratur.
2. Stres dan Kecemasan
Masalah-masalah dalam pekerjaan, keuangan, atau hubungan dapat membuat pikiran terus berputar (overthinking) saat malam, menghambat relaksasi.
3. Stimulan
Mengonsumsi kafein (kopi, teh) atau nikotin (rokok) terlalu dekat dengan waktu tidur dapat membuat tubuh tetap terjaga.
4. Lingkungan Tidur
Kamar yang terlalu terang, bising, atau suhu yang tidak nyaman.
5. Masalah Kesehatan
Sleep apnea, Restless Legs Syndrome, nyeri kronis, atau kondisi mental seperti depresi juga dapat menjadi penyebab.
KAPAN HARUS WASPADA?
Segera konsultasikan dengan dokter atau ahli jika insomnia:
1. Berlangsung lebih dari tiga malam dalam seminggu selama lebih dari satu bulan.
2. Menyebabkan gangguan signifikan pada aktivitas harian (mudah mengantuk di siang hari, sulit konsentrasi).
3. Disertai dengan gejala depresi atau kecemasan yang parah.
CARA MEMBANGUN TIDUR BERKUALITAS
Kita bisa mengatasi insomnia ringan dengan memperbaiki kebiasaan sehari-hari, yaitu:
1. Jadwal Tidur Teratur
Tidurlah dan bangunlah pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.
2. Batasi Penggunaan Gadget
Hindari layar (ponsel, TV, tablet) minimal satu jam sebelum tidur. Cahaya biru (blue ray) dapat menekan produksi hormon tidur (melatonin).
3. Ciptakan Ritual Relaksasi
Mandi air hangat, membaca buku cetak, atau mendengarkan musik tenang sebelum tidur dapat memberi sinyal pada tubuh untuk beristirahat.
4. Batasi Kafein dan Alkohol
Hindari konsumsi stimulan ini setelah tengah hari.
5. Jadikan Kamar Tidur Gelap dan Tenang
Pastikan kamar tidur hanya digunakan untuk tidur dan aktivitas intim saja (bukan untuk bekerja atau menonton TV).
6. Olahraga Teratur
Aktivitas fisik membantu meningkatkan kualitas tidur, tetapi hindari olahraga berat menjelang waktu tidur.
REFLEKSI ROHANI: Kedamaian Sejati Sumber Istirahat
Kualitas istirahat kita sangat berkaitan erat dengan kedamaian hati. Kecemasan dan kekhawatiran yang menumpuk seringkali menjadi pencuri utama waktu tidur.
Firman Tuhan menjanjikan ketenangan bagi mereka yang menaruh percaya pada-Nya:
“Engkau telah memberikan sukacita kepadaku,
lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur."
Mazmur 4:8
Saat kita melepaskan kekhawatiran kita di hadapan Tuhan, kita memberi izin pada pikiran dan tubuh untuk benar-benar beristirahat. Jaga hati tetap bersyukur, maka tidur pun akan menjadi anugerah yang memulihkan. (MA)
“Tidur nyenyak adalah hasil dari hati yang tenang.”
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.