Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
HATI NURANI, PENTINGKAH ITU?
Ruang Remaja
"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payahmu tidak sia-sia."
1 Korintus 15:58 (TB)
Kisah William Kamkwamba: Ilmuwan Muda dari Malawi
William Kamkwamba adalah seorang remaja dari Malawi, Afrika. Pada usia 14 tahun, keluarganya tidak mampu membayar biaya sekolah karena dilanda kelaparan parah di desanya. Namun, William tidak menyerah. Ia pergi ke perpustakaan lokal dan mulai membaca buku-buku sains. Salah satu buku tentang energi angin menginspirasinya: ia ingin membangun turbin angin untuk menyediakan listrik bagi desanya.
Dengan barang-barang bekas dari tempat sampah dan sepeda tua milik ayahnya, William berhasil membangun kincir angin sederhana yang bisa menyalakan beberapa lampu dan pompa air. Awalnya, banyak orang menganggapnya aneh, bahkan menertawakannya. Tapi hasil nyata dari kreativitas dan ketekunannya membuat desanya memiliki akses pada air bersih dan listrik untuk pertama kalinya.
Kini, William telah berbicara di konferensi internasional, menulis buku berjudul The Boy Who Harnessed the Wind, dan menjadi inspirasi global—semua karena ia mau setia, belajar, dan melayani meski dalam keterbatasan.
Relevansi dengan Alkitab: Melayani dengan Apa yang Ada
Ayat di 1 Korintus 15:58 menegaskan bahwa jerih payah dalam Tuhan tidak sia-sia. William mungkin tidak secara langsung berkhotbah atau memimpin pujian, tapi ia menunjukkan kasih Tuhan melalui inovasi yang menolong sesamanya. Itu juga bentuk pelayanan—dengan kreativitas, ilmu, dan semangat memperbaiki hidup orang lain.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Kita semua punya keterbatasan—waktu, uang, fasilitas. Tapi keterbatasan tidak pernah membatasi Tuhan. Ketika kita mau memakai apa yang kita punya, sekecil apa pun, Tuhan bisa memakainya untuk hal yang besar. Tidak semua orang harus jadi pengkotbah; ada yang dipanggil menjadi ilmuwan, penulis, desainer, pemimpin sosial—dan semuanya bisa memuliakan Tuhan bila dilakukan dengan hati yang taat dan melayani. (MA)
""Don't let what you cannot do stop you
from doing what you can."
John Wooden
Ruang Kesehatan
“Baru bangun tidur, tapi rasanya masih capek. Padahal semalam sudah tidur cukup…”
Pernah nggak kamu merasa cepat lelah walaupun tidak melakukan aktivitas berat? Atau tubuh terasa lemas sepanjang hari, sulit fokus, dan semangat seperti hilang? Kondisi seperti ini sering dianggap biasa, padahal bisa jadi merupakan sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Yuk, kita telusuri penyebab dan solusi dari rasa lelah yang berlebihan ini!
Apa Itu Kelelahan?
Kelelahan adalah kondisi ketika tubuh merasa sangat letih, baik secara fisik maupun mental, sehingga tidak mampu menjalankan aktivitas seperti biasanya. Berbeda dengan rasa capek biasa yang hilang setelah istirahat, kelelahan yang berlebihan bisa berlangsung lama dan memengaruhi kualitas hidup.
Penyebab Umum Mudah Lelah
Kapan Harus Waspada?
Jika kamu merasa lelah terus-menerus meski sudah tidur cukup dan tidak sedang banyak aktivitas, waspadalah. Kelelahan kronis bisa menjadi gejala penyakit seperti:
Segera periksa ke dokter jika kelelahan disertai penurunan berat badan drastis, sesak napas, jantung berdebar, atau sulit konsentrasi.
Cara Mengatasi Mudah Lelah
Tips Pencegahan Agar Tidak Mudah Lelah
Refleksi Rohani: Tubuh yang Lelah Butuh Pemulihan dari Tuhan
Kelelahan bukan hanya soal fisik, tapi juga bisa menyentuh aspek rohani. Dalam kehidupan yang sibuk, kita sering lupa berhenti dan mencari kekuatan dari Tuhan. Alkitab meneguhkan kita lewat:
“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya… orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya...”
Yesaya 40:29-31
Bila tubuhmu terasa lelah dan jiwamu pun mulai meredup, ingatlah bahwa kekuatan sejati datang dari Tuhan. Ia memberikan kelegaan, bukan hanya untuk tubuh, tapi juga untuk hati yang letih.
Pulihkan tubuhmu, kuatkan jiwamu.(MA).
Ruang Kesaksian
Perkenalkan nama saya Angel Pangandaheng. Saya tinggal di dusun Sompiro; salah satu desa di pantai utara Sulawesi Utara. Umur saya 26 tahun sekarang saat membagikan kesaksian ini. Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang penyertaan Tuhan Yesus yang sangat baik atas hidup saya.
Semua berawal dimana saya sangat sibuk dengan aktifitas saya. Setiap hari minggu pagi saya harus ke gereja untuk pelayanan anak sekolah minggu, dan setiap hari senin sampai sabtu saya mengikuti kegiatan cari dana untuk biaya youth gereja mengikuti Jambore (perkemahan) Youth GBI se-Sulawesi Utara, dan saya juga bekerja sebagai Petugas Pemungutan Suara di desa Sompiro. Selain itu saya juga berbisnis ikan segar, dimana saya harus mengantarkan tiap pesanan ikan dan jaraknya lumayan jauh dari rumah.
Saya berpikir bahwa yang terpenting saya sudah melayani di gereja, maka hubungan saya dengan Tuhan akan baik-baik saja, tetapi saya lupa memberikan waktu khusus saya buat Tuhan Yesus secara pribadi.
Pada hari Jumat tanggal 9 Juni 2023, saya sempat sharing dengan sepupu saya. Saya berkata, bahwa saya sudah sangat lelah dengan keadaan saat ini, karena harus bekerja di desa, pelayanan anak sekolah minggu dan youth gereja, sementara saya juga harus mengantarkan pesanan ikan yang yang jaraknya berkilo-kilo meter dari rumah. Saya berkata, "Ingin sekali istirahat di rumah tanpa memikirkan apapun."
Dan Tuhan menjawab keinginan saya itu, namun dalam cara yang sama sekali tidak saya harapkan. Tepat pada keesokan harinya tanggal 10 Juni 2023 dalam perjalanan pergi bekerja, saya mengalami kecelakaan dengan teman saya. Kepala saya terbentur dengan keras, kemudian kondisi saya kejang-kejang ditempat, serta mengeluarkan busa dari mulut, mengeluarkan darah dari telinga. Kemudian saya dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi yang parah. Saya muntah darah sebanyak 3 (tiga) kantong kresek dan juga keluar darah dari hidung dan telinga. Melihat hal itu saya di rujuk ke Rumah Sakit Daerah di Gorontalo hari Sabtu sore.
Karena besoknya hari Minggu, maka tidak ada penanganan yang lebih lanjut, sehingga saya harus menunggu sampai hari Senin untuk pengobatan yang lebih lanjut.
Pada hari Senin dokter menyarankan untuk melakukan CT Scan kepala saya. Hasil CT Scan menyatakan bahwa saya mengalami pendarahan otak yang parah, dan tengkorak kepala saya pecah. Saya harus segera di operasi. Awalnya jadwal operasi akan dilakukan pada keesokan harinya jam 8 malam, tetapi setelah melihat kondisi saya yang sangat parah maka operasi di lakukan jam 8 pagi dan selesai jam 4 sore, Puji Tuhan! Atas penyertaan Tuhan Yesus operasi berjalan lancar dengan meninggalkan 60 (enam puluh) jahitan. Kemudian saya langsung sadar dan menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Ketika dalam perawatan saya selalu berteriak kesakitan karena beberapa hal, seperti penyuntikan obat-obatan dan pencabutan selang pembuangan darah dari dalam kepala, Belum lagi penciuman saya hilang total dan saya tidak bisa mencium bau apapun, sehingga saya berjanji tidak mau lagi menyentuh meja operasi.
Setelah 1 bulan lebih di rawat d Rumah Sakit Daerah, akhirnya saya bisa keluar dari rumah sakit dengan kondisi yang lebih baik.
Jarak Rumah Sakit Daerah dari rumah kami sangat jauh, dan keterbatasan ekonomi kami mengakibatkan saya tidak pernah kontrol ke dokter di Rumah Sakit Daerah tersebut. Hanya beriman kepada Tuhan Yesus, bahwa saya akan baik-baik saja.
Awalnya saya sangat senang sekali karena bisa sembuh, tetapi intimidasi yang saya rasakan sangat berat, melihat kondisi saya dengan kepala botak dan tidak bisa melakukan aktifitas berat seperti olahraga volley yang merupakan hobi saya sejak kecil, mengakibatkan saya sangat frustasi dan tidak bisa menerima keadaan saya tersebut. Belum lagi saya sangat trauma mengendarai sepeda motor.
Empat bulan setelah selesai operasi saya mulai kembali melakukan aktifitas seperti biasa. Saya memakai wig karena saya sangat malu dengan kepala botak saya, Jadi wanita botak dalam usia 25 tahun sungguh sangat membuat saya tertekan, dan sulit untuk berdamai degan keadaan tersebut. Namun saat itu saya berusaha untuk berdamai dan membangkitkan kepercayaan diri saya.
Di tahun 2024 saya sudah melakukan aktifitas berat, mengemudikan mobil dengan jarak yang jauh, menari tarian rebana di gereja, dan kembali bekerja seperti sebelum kecelakaan, karena saya anggap diri saya sudah sehat 100%. Semua ini membuat kepercayaan diri saya kembali seperti dulu, sehingga awal tahun 2024 saya memantapkan diri untuk mengikuti pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil dengan tujuan agar saya bisa memulihkan perekonomian keluarga kami. Sejak awal tahun saya sudah belajar dengan serius dan saya sudah membayar untuk ikut Bimbel Online tentang Calon Pegawai Negeri Sipil dan semua ini membuat saya sangat yakin kalau saya pasti lulus ujian Calon Pegawai Negeri Sipil.
Bulan Agustus 2024, kepala saya mulai sakit lagi; semakin hari sakitnya makin sering dan saya tidak mampu menanggung sakit itu. Mengingat kondisi keuangan keluarga, saya hanya minum obat dari warung, karena saya sudah menunggak iuran BPJS sehingga sudah tidak bisa menggunakan fasilitas tersebut.
Pada tanggal 8 Oktober 2024 Tuhan mempertemukan saya dengan hamba- hamba Tuhan di waktu yang tepat; di waktu yang tidak pernah terpikirkan oleh saya. Kedatangan hamba- hamba Tuhan adalah untuk membagi berkat untuk gereja kami, tetapi Tuhan mengaturnya sehingga saya bisa berbincang langsung dengan beliau tentang kecelakaan yang saya alami. Hamba Tuhan tersebut langsung menyuruh saya untuk melakukan pemeriksaan kembali hasil operasi yang lalu dan membantu pembiayaannya. Awalnya saya berpikir untuk menolaknya karena takut membebani, tetapi pada malam tanggal 10 Oktober 2024, kepala saya sakit lagi dan sakitnya makin parah, maka saya memutuskan untuk menerima bantuan hamba Tuhan tersebut. Pada malam itu juga tunggakan BPJS saya dilunasi, dan esok harinya pada tanggal 11 Oktober saya berangkat ke Manado untuk melanjutkan pengobatan. Di Menado kami ditampung oleh sebuah keluarga hamba Tuhan.
Tanggal 14 Oktober 2024 saya menjalani CT scan, dan pada tanggal 15 Oktober hasilnya keluar dan ternyata saya harus di operasi kembali untuk penutupan tengkorak kepala.
Hasil pemeriksaan ini merupakan petir di siang hari, saya sangat kaget dan shock, mengingat apa yang saya alami waktu operasi pertama. Saya berusaha kuat di depan mama; dari RS saya tidak berbicara apa-apa, saya tahan dan saya berdoa terus ke Tuhan Yesus agar memberi kekuatan. Setelah tiba di rumah, saya langsung masuk kamar dan menangis sekuat-kuatnya tanpa bisa berkata apapun. Sambil menangis saya berusaha untuk tetap bersyukur. Setiap hari mata saya selalu bengkak sambil menunggu jadwal operasi. Tetapi Tuhan Yesus baik sekali memberikan orang-orang yang tepat diwaktu yang sangat tepat. Setiap hari seorang hamba Tuhan menguatkan saya dengan firman Tuhan. Tidak sampai disitu; ketika ketemu dokter untuk mengambil jadwal operasi, dokter menunjukan contoh alat yang akan di pasang di kepala; entah apa namanya, yang pastinya itu membuat saya terpuruk lagi, sehingga saya penuh dengan pertanyaan kepada Tuhan:
"Apakah saya di hukum? ",
"Mengapa harus saya yang alami semua ini? "
"Apakah saya masih ciptaan Tuhan atau ciptaan manusia?"
"Apakah Tuhan marah kepada saya?"
"Apakah pelayanan saya selama ini tidak cukup?"
Dan banyak sekali pertanyaan yang berkecamuk di pikiran saya. Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit saya menangis terus. Rasanya semua jalan buntu. Saya tidak mau menerima keadaan tersebut, saya tidak mau di operasi, saya tidak mau merasakan sakit seperti dulu, saya marah ke Tuhan, saya rasa Tuhan tidak adil.
Belum lagi mengingat dengan jadwal ujian Calon Pegawai Negeri Sipil saya yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2024, sedangkan jadwal operasi saya akan di laksanakan pada tanggal 24 Oktober 2024, padahal saya sudah belajar dan persiapkan diri saya untuk ujian masuk Calon Pegawai Negeri Sipil tersebut.
Kemudian saya curhat kepada hamba Tuhan tersebut, "kenapa saya yang Tuhan pilih? Sedangkan Tuhan tahu saya tidak mampu." Kemudian beliau mengingatkan saya tentang yang di alami Ayub, semua yang Ayub alami ternyata lebih berat dari apa yang saya alami. Dan semua yang Ayub alami tidak pernah terlepas dari rancangan Tuhan. Kisah tersebut membuat saya sadar tentang siapa diri saya dan untuk apa saya alami semua ini, akhirnya saya memutuskan untuk berdamai dengan keadaan tersebut, sehingga saya kembali bersemangat dan memutuskan untuk tetap menjalani operasi.
Pada tanggal 23 Oktober 2024 saya sudah masuk dan menjalani persiapan operasi, mulai dari pengambilan darah, rontgen, foto dada, rekam jantung, dan pemotongan rambut saya sampai botak licin. Semua saya lakukan tanpa ada air mata, dan saya tetap percaya bahwa Tuhan akan menyertai saya untuk semua yang saya alami.
Dan pada 24 Oktober 2024 saya menjalani operasi, dari jam 2 siang sampai jam 7 malam. Setelah saya sadar dari bius, disitu saya tahu kalau saya menang melawan intimidasi iblis dan lebih siap untuk mejalankan setiap proses pengobatan selanjutnya.
Dua hari saya di ICU degan progres kesehatan yang sangat baik, sehingga saya di turunkan ke ruang rawat inap. Begitu juga waktu di ruang rawat inap, kondisi saya cepat sekali membaik sehingga saya dapat cepat keluar dari rumah sakit. Saya merasakan kalau operasi kedua ini tidak sesakit operasi pertama. Semakin hari saya semakin di pulihkan oleh Tuhan Yesus dan saya bangga mengalami semua ini karena lewat pengalaman tersebut, Tuhan sedang menyatakan kuasa dan penyertaan-Nya. Semua ini menjadi kesaksian hidup saya kepada semua orang, agar semua yang mendengar tentang kisah saya bisa tahu kalau Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita dalam kondisi apapun, dan waktu Tuhan pasti yang terbaik.
Setelah beberapa hari saya pulang dari rumah sakit, tiba-tiba saya tersadar kalau saya mengalami mukjizat Tuhan, yaitu penciuman saya yang hilang waktu operasi pertama telah di kembalikan oleh Tuhan Yesus, sehingga saya bisa mencium bau lagi. Semuanya karena Tuhan Yesus Baik. Dia menyertai saya dalam sepanjang perjalanan hidup saya; sejak terjadinya kecelakaan tersebut sampai dengan hari ini; bahkan sampai seumur hidup saya.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.