Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
JESUS, THE SOON COMING KING
Ruang Remaja
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku
yang membawa kemenangan."
Yesaya 41:10 (TB)
Kisah Esther Ahn Kim: Berani Demi Iman
Pada tahun 1939, saat Jepang menjajah Korea, pemerintah memerintahkan semua warga untuk membungkuk di hadapan altar Shinto sebagai tanda kesetiaan kepada Kaisar Jepang. Tindakan ini bertentangan dengan iman Kristen yang meyakini bahwa penyembahan hanya layak diberikan kepada Tuhan.
Esther Ahn Kim, seorang guru muda Kristen, menolak mematuhi perintah tersebut. Keputusan ini bukan tanpa risiko; ia tahu bahwa tindakannya akan membawa konsekuensi berat. Pada hari upacara, saat semua orang membungkuk, Esther tetap berdiri tegak. Tindakannya menarik perhatian dan menyebabkan ia segera ditangkap dan dipenjarakan.
Di dalam penjara, Esther menghadapi siksaan fisik dan mental. Ia dipaksa tinggal di sel sempit bersama narapidana lain yang sakit dan penuh keputusasaan. Setiap hari, ia mendengar teriakan penyiksaan dan merasakan ancaman yang terus-menerus. Namun, Esther memutuskan untuk tetap percaya pada janji Tuhan dalam Yesaya 41:10. Ia mulai menghafal ayat-ayat Alkitab yang sebelumnya sudah dipersiapkannya, karena ia tahu di penjara tidak akan ada Alkitab yang bisa ia baca.
Di tengah kondisi yang mengerikan, Esther tidak menyerah. Ia menyanyikan lagu-lagu rohani dengan suara pelan dan menguatkan tahanan lain dengan membagikan penghiburan dari firman Tuhan. Tindakannya ini membuat banyak orang di dalam penjara bertanya-tanya tentang sumber kekuatan dan ketenangannya.
Selama enam tahun di penjara, Esther terus menjadi saksi tentang kasih Tuhan. Ia tidak hanya bertahan tetapi juga menjadi alat penguatan bagi sesama tahanan. Setelah dibebaskan, ia menulis kesaksiannya dalam buku If I Perish, yang menjadi inspirasi bagi banyak orang Kristen di seluruh dunia.
Relevansi dengan Alkitab: Keberanian dalam Ketakutan
Yesaya 41:10 mengingatkan kita bahwa Tuhan menyertai, menolong, dan meneguhkan kita dalam segala situasi. Esther Ahn Kim mengalami kebenaran janji ini saat ia menghadapi ketakutan di penjara. Keberaniannya menunjukkan bahwa iman sejati tidak akan goyah meski dihadapkan pada ancaman dan penderitaan.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Dalam hidup, kita mungkin menghadapi tekanan atau ancaman karena iman atau prinsip yang kita pegang. Kisah Esther Ahn Kim mengajarkan bahwa keberanian sejati muncul ketika kita percaya pada penyertaan Tuhan. Ketakutan itu nyata, tetapi janji Tuhan lebih kuat. (MA)
"Courage is not the absence of fear but the triumph over it."
Nelson Mandela
Dunia Kita
Kupu-kupu adalah salah satu serangga yang paling menarik dan indah di dunia. Selain penampilannya yang memukau, kupu-kupu juga memiliki beberapa fakta unik yang jarang diketahui:
APA KATA ALKITAB TENTANG TRANSFORMASI?
Proses metamorfosis kupu-kupu mengingatkan kita pada transformasi rohani yang ditekankan dalam Alkitab.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Roma 12:2
Seperti ulat yang berubah menjadi kupu-kupu, kita juga diajak untuk mengalami pembaruan dalam hidup, menjadi ciptaan baru yang memuliakan Tuhan.
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
2 Korintus 5:17
Kupu-kupu mengajarkan kita tentang harapan, pertumbuhan, dan keindahan transformasi. Kita diingatkan bahwa meski proses perubahan sering kali sulit, hasil akhirnya akan membawa keindahan dan kemuliaan yang baru. (MA)
Ruang Kesaksian
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Filipi 4:13
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara. Kanker bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus), atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara. Kanker payudara terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Sel tersebut umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan. Dan biasanya terjadi pada wanita.
Hal serupa telah dialami oleh Jeane Gozali yang terlahir sebagai seorang Kristen, dan sejak kecil dididik takut akan Tuhan serta aktif dalam melayani. Ia menikah dengan Aries suaminya tercinta pada tahun 2003 dan telah dikaruniai dengan dua orang putri cantik bernama Brenda dan Keke.
Di dalam perjalanan hidupnya; tepatnya pada bulan Juli 2015, ia merasakan seperti gejala sakit tifus. Waktu itu menjelang pulang kerja; badannya terasa panas dan sering merasakan pegal di pundak; khususnya sebelah kiri.
Karena ketidak mengertiannya ia sempat berpikir bahwa hal itu mungkin karena kelelahan setelah seharian bekerja. Akan tetapi semakin hari semakin gejala itu sering terjadi. Karena kondisinya yang tidak membaik maka ia mendatangi dokter umum, dan memeriksakan dirinya ke labotarium untuk memastikan penyakitnya tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan baik dan tidak menunjukkan gejala tifus. Namun anehnya setiap pagi hari ketika bangun tidur, kondisi tubuhnya kembali membaik, berasa sudah sehat, tidak menunjukkan gejala apapun dan sudah tidak terasa apa-apa lagi.
Keadaan tidak nyaman kembali mulai di rasakannya ketika menjelang sore, dan kejadian itu terus berlangsung selama 2 bulan. Sehingga untuk meringankan rasa tidak nyamannya (terasa sakit dan pegal), ia sampai-sampai harus menempelkan koyo setiap sore.
Bulan ke bulan terus berganti, namun kondisi tersebut tidak juga membaik, sampai di suatu pagi, ketika ia bangun tidur, terjadi suatu perbedaan dari hari-hari sebelumnya. Kondisi tubuhnya yang biasanya membaik, pagi itu ia rasakan begitu lemah, terasa masih panas, pegalnya tidak hilang, bahkan rasa sakit kepala semakin menjadi, dan parahnya yang membuatnya semakin terkejut ketika ia merasakan bahwa payudaranya yang sebelah kiri agak sakit dan mulai mengeras.
Dalam keadan tersebut sebagai orang awam, ia tetap berpikir positif dan demi untuk meredakan bengkaknya itu ia mulai mengompres dengan air hangat dan air dingin secara bergantian, lalu lanjut beristirahat. Puji Tuhan, kondisi payudara tersebut akhirnya kembali normal.
Beberapa hari kemudian, setelah kejadian itu, ia pun pergi ke dokter onkologi di salah satu rumah sakit di Jakarta, untuk memeriksakan kondisinya. Pikirnya dokter paling hanya berkata bahwa ini adalah kelenjar, atau separah-parahnya hanya semacam kista karena hormon; yang biasa dialami oleh wanita. Jadi ia pun merasa tenang dan tidak berpikir buruk. Setibanya di RS, ia menceritakan kondisi yang terjadi kepada dokter. Lalu dokter menyarankan untuk dilakukan USG payudara.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosis dirinya terkena tumor. Pernyataan dokter tersebut sungguh mengejutkan, seketika itu juga rasa takut dan khawatir menyelimutinya. Mendengar vonis tersebut ia sempat protes kepada Tuhan serta berkata: “Haruskah saya, ya Tuhan, kenapa saya? Saya orang baik, tapi kenapa harus saya yang Tuhan izinkan untuk mengalami ini?” Begitu banyak pertanyaan yang tidak ada jawabnya.
Dalam keadaan yang sangat terpukul itu, butuh waktu beberapa hari untuk bisa menenangkan diri dan dapat menerima keadaan seperti itu. Sampai akhirnya di suatu hari, ia hanya mampu menangis sejadi-jadinya, berseru kepada Tuhan, mohon pengampunan Tuhan dan bertobat atas sikap dan pikiran yang tidak sebagaimana orang Kristen yang memiliki iman.
Dengan merendahkan diri ia mulai datang untuk berdoa, sujud dan berseru pada Tuhan. Kini ia mulai dapat mengucap syukur tentang apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Di saat itu juga, ia mulai merasakan damai sejahtera dan menemukan ketenangan.
Dari hasil diagnosis tersebut, Dokter kembali memintanya untuk dibiopsi, agar dapat diketahui apakah tumor yang ada di payudara itu jinak atau ganas. Ia pun mengikuti semua prosedur pemeriksaan, Dan hasil dari pemeriksaan tersebut, Dokter menyatakan hasilnya 50% ganas atau 50% jinak. Diperlukan tindakan lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan mengambil nodul yang ada di payudara kiri, yang selanjutnya akan dilakukan pathologi anatomi untuk mengetahui tingkat keganasannya.
Tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2015 disepakati tindakan (operasi), karena telah ditemukan dua kelenjar berukuran +1 cm dan setelah keluar hasil PA (Pathologi Anatomi) diketahui tumornya berjenis ganas, biasa dikenal dengan sebutan kanker.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, Dokter mendiagnosis kanker payudara stadium 2 dini. Melalui tindakan operasi itu payudara sebelah kirinya terpaksa diangkat serta juga kelenjar getah bening yang berada di bawah ketiak sebelah kiri juga di angkat. Ini bertujuan untuk menghindari penyebaran sel kanker ke organ tubuh lainnya. Setelah selesai tindakan operasi, tahap selanjutnya masuk dalam pengobatan medis yang dilakukan hingga saat ini, yaitu minum obat kemo 20 gr/setiap hari sekali selama sepuluh tahun serta pengobatan rutin setiap semester (6 bulan), yaitu di bulan Juli dan bulan Desember. Terhitung sejak tahun 2015 sampai sekarang secara rutin ia memeriksakan diri ke dokter onkologi dan dokter Internis. Puji Tuhan, selama itu hasil pemeriksaannya baik.
Namun dengan tidak disangka, hal yang menakutkan kembali menimpa dirinya. Hasil pemeriksaan pada pertengahan Desember 2018 ditemukan ada dua nodul (benda asing) di payudara kanan yang dikuatirkan penyebaran dari kanker sebelumnya. Hal tersebut membuatnya sangat terkejut dengan kabar buruk yang telah menimpa dirinya lagi.
Saat vonis itu keluar ia sedang terlibat dalam kepanitiaan Natal. Ia menolak untuk dioperasi dan menunggu sampai Natal selesai. Dokter menyetujuinya, dan ia masuk observasi dengan terapi tambahan dua obat selama 6 bulan (Januari-Juni 2019).
Selama observasi di bulan Maret 2019, ia bertemu dengan seorang teman yang kebetulan berjumpa di acara paskah bersama dan mengajaknya untuk dapat hadir di Rumah Doa pada setiap senin malam, namun baru sekitar awal bulan Mei 2019, ajakan itu ia penuhi dan ia mulai setia hadir di Rumah Doa GBI Rayon 9 Depok yang ada di bawah pembinaan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo. Saat itu ia yang datang dengan keputus-asaannya, mulai percaya dan berharap kepada Tuhan. Ia meminta agar Tuhan menyembuhkan penyakitnya dan diberikan umur panjang.
Setiap kali datang ke Rumah Doa itu, ia bersungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan dan menyaksikan bahwa banyak orang sakit yang Tuhan sembuhkan, Kalau Tuhan sanggup menyembuhkan mereka, Tuhan pasti sanggup untuk menyembuhkannya juga. Imannya mulai bangkit dan ia rindu agar Tuhan menyembuhkannya. Dalam doanya ia berkata kepada Tuhan apabila nanti saat pemeriksaan hasilnya baik, ia juga rindu untuk bersaksi seperti yang lainnya.
Ia kembali melakukan semua rangkaian pemeriksaan dengan penuh keyakinan, bahwa Tuhan menyertainya. Kemudian setelah para dokter memeriksa hasil tersebut satu persatu, dokter menerangkan bahwa tumor yang berada di payudara kanan tepatnya di arah jam 11 dan jam 6 itu sudah tidak ada.
Puji Tuhan, berita tersebut membuatnya sangat bersukacita karena ini adalah suatu mujizat dari Tuhan. Kanker sudah dinyatakan bersih, hasil pemeriksaannya baik. Dokter hanya menyarankan untuk menjaga pola makanan serta olahraga secara teratur. Tuhan Yesus dahsyat, Dia sungguh bekerja bagi kita yang datang dan berharap kepada-Nya. Kini ia dapat menyaksikan kebaikan Tuhan, bahwa tidak ada yang mustahil ketika kita mulai menyerahkan setiap pengumulan kita pada Tuhan, tuturnya. Jadi bulan Juli 2019, adalah bulan kemenangan.
Tahun 2021 tepatnya masuk di tahun ke-6, pemeriksaan rutin yang awalnya dilakukan per semester menjadi setiap 1 tahun saja. Ia berkata: banyak yang Tuhan ubahkan dalam hidupnya. Dulu ia sempat berpikir bahwa dirinya sudah cacat dan tidak sempurna, namun sekarang ia mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik, yang sedap didengar dan yang mendatangkan damai sejahtera. Sekalipun Tuhan mungkin tidak menyembuhkannya, ia akan selalu setia sampai akhir. Hidup bukan tentang pendek atau panjang usianya, tapi sudah seberapa banyak kita menyenangkan hati Tuhan, dan berkarya nyata untuk terus memuliakan Tuhan.
Terus andalkan Tuhan, terus bersama Tuhan, karena jerih lelah kita di dalam Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Amin.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.