"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu,
Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan,
Aku telah menguduskan engkau,
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Yeremia 1:5 TB
Kisah Bethany Hamilton: Ombak dan Kepercayaan Diri
Di pulau Kauai, Hawaii, hiduplah seorang gadis yang jiwanya terikat pada laut: Bethany Hamilton. Sejak usia muda, Bethany sudah dikenal sebagai salah satu peselancar remaja paling berbakat. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di atas papan selancar, mengejar ombak, dan bermimpi menjadi peselancar profesional.
Namun, pada pagi hari yang tenang tanggal 31 Oktober 2003, mimpi itu terancam hancur. Saat Bethany berusia 13 tahun, ia sedang berbaring di papan selancarnya di perairan Tunnels Beach ketika seekor hiu macan menyerangnya, menggigit dan merenggut lengan kirinya hingga ke bahu. Dalam sekejap, dunianya berubah dari deburan ombak menjadi pertarungan melawan maut. Ia kehilangan 60% darahnya, tetapi ajaibnya, ia berhasil selamat.
Kejadian traumatis ini pasti akan membuat banyak orang menyerah, tetapi tidak bagi Bethany. Hanya tiga minggu setelah kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya, Bethany kembali ke laut. Kembali ke papan selancar. Ia harus belajar kembali bagaimana menyeimbangkan diri, bagaimana mendayung hanya dengan satu lengan, dan bagaimana melewati ombak yang ganas.
Dunia menganggapnya gila, tetapi Bethany berpegang teguh pada keyakinannya — bahwa Tuhan memiliki rencana untuk hidupnya. Ia menolak untuk menjadi korban yang menyedihkan. Sebaliknya, ia menggunakan kekurangannya sebagai kekuatan unik. Dengan kerja keras dan tekad yang luar biasa, Bethany tidak hanya kembali berselancar, tetapi juga kembali berkompetisi. Dalam waktu dua tahun, ia memenangkan kejuaraan nasional pertamanya.
Hari ini, Bethany Hamilton adalah inspirasi global. Ia adalah seorang peselancar profesional, penulis, dan seorang ibu yang menggunakan kisahnya untuk memotivasi orang lain. Ia membuktikan bahwa kekurangan fisik tidak menghalangi pencapaian jika kita memiliki keberanian untuk menerima diri sendiri dan iman untuk melangkah maju.
Relevansi dengan Alkitab: Ditetapkan Sebelum Lahir
Kisah Bethany yang bangkit dari keterpurukan mengingatkan kita pada bagaimana Tuhan memandang dan menetapkan kita. Seperti yang dikatakan Yeremia 1:5, Tuhan telah menentukan dan mengkhususkan kita bahkan sebelum kita lahir.
Bethany dihadapkan pada pilihan: menyembunyikan diri dan kesedihan, atau bangkit dan menunjukkan bahwa rencana Tuhan jauh lebih besar daripada tragedi. Ia memilih untuk menerima keadaannya — berbeda dari peselancar lain - dengan hanya satu lengan — dan menggunakannya untuk kemuliaan-Nya. Ia menunjukkan bahwa keunikan (bahkan "kekurangan") yang kita miliki bisa menjadi platform terbesar kita untuk menginspirasi. Kita semua dipanggil untuk menjadi "nabi" atau pembawa pesan di tengah-tengah lingkungan kita, menunjukkan bahwa kekuatan kita berasal dari sumber yang lebih tinggi.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
1. Identitas Kita Ada di Tuhan, Bukan Keadaan
Keadaan (seperti kehilangan lengan) bisa merenggut banyak hal, tetapi tidak bisa merenggut siapa kita di mata Tuhan.
2. Keunikan Adalah Kekuatan
Jangan takut menjadi berbeda atau memiliki "kekurangan." Hal yang membuatmu berbeda bisa menjadi hal yang paling berdampak dan menginspirasi orang lain.
3. Ketakutan Bukanlah Akhir
Sama seperti Bethany yang kembali ke laut tempat ia diserang, kita harus menghadapi ketakutan kita. Iman membuat kita mampu melangkah maju, bahkan di tempat yang paling menyakitkan.
Sebagai remaja, mungkin kita merasa ingin "menghilang" saat kita berbeda dari teman-teman yang lain, entah karena penampilan, hobi, atau keyakinan. Belajarlah dari Bethany: jangan takut untuk berdiri tegak dengan satu lengan (atau satu hal unik) yang kamu miliki. Tuhan akan memakainya untuk mengubah dunia di sekitarmu. (MA)
"Life is a lot like surfing...
when you get caught in the impact zone,
you've got to just get right back up,
because you never know what the next wave will bring."
Bethany Hamilton