MUJIZAT TUHAN YESUS MENYEMBUHKAN

Posted by Admin 2024-02-04

blog-post-image

"Apabila orang orang benar itu berseru seru,maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya, Tuhan itu dekat kepada orang orang yang patah hati, dan ia menyelamatkan orang orang yang remuk jiwa nya." Mazmur 34:18-19

Perkenalkan nama saya Ivana Lyora Situmorang, saya tinggal di Pekanbaru dan berjemaat di GBI Pekanbaru Rayon 11. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi cerita dimana Tuhan membuat mujizat-Nya dalam hidup saya.

Saya lahir sebagai anak ke 3 dari 5 bersaudara, ayah saya sudah pulang ke sorga sejak usia saya 15 tahun. Saya tumbuh dan dibesarkan di tengah keluarga yang cinta Tuhan, tetapi sejak kecil saya hanya menjadi Kristen KTP. Saya juga tidak mengenal Tuhan Yesus, tetapi hanya mengenal nama-Nya, tidak mengenal pribadi-Nya. Dulu kalau saya ke gereja itu karena keterpaksaan, sehingga saya jarang ke gereja.

Saat di bangku SMP, saya sempat di bully sebagai minoritas. Membuat saya semakin tidak suka menjadi Kristen, puncaknya saya marah ketika Tuhan menjemput papa saya pulang ke sorga.

Singkat cerita saat saya masuk SMA, saya mempunyai seorang kekasih. Ia adalah seseorang yang cinta Tuhan. Waktu itu saya merasa malu, terlintas di pikiran untuk datang ke GBI Rayon 11 Pekanbaru. Di situlah pertama kalinya saya datang ke gereja atas kemauan sendiri, dan hati saya merasa nyaman.

Saya semakin tersentuh ketika Gembala kami, Pak Ricky Nelson menyampaikan betapa baiknya Tuhan Yesus. Saya menerima khotbah tersebut dengan hati yang damai dan saya semakin tersadar, betapa Tuhan sangat sayang kepada saya. Saat itu saya menangis, menyadari bahwa Tuhan Yesus tidak pernah sekalipun meninggalkan saya.

Saya adalah seorang yang mengalami skoliosis (kelainan pada tulang belakang dimana bentuk punggung melengkung seperti huruf C atau S). Hal ini baru disadari setelah saya duduk di bangku SMP, salah seorang teman memberitahu kalau punggung saya menonjol sebelah dan berbeda dengan yang lainnya. Tetapi saat itu saya tidak begitu peduli dengan kondisi tersebut.

Seiring berjalannya waktu sampai saya duduk di bangku SMA, saya melihat sendiri kondisi punggung saya yang semakin terlihat jelas menonjol. Saya memberitahukan kondisi ini kepada paman saya Nelson, yang sudah saya anggap seperti orang tua sendiri.

Diantar paman Nelson saya pun berobat ke dokter, di awal pemeriksaan saya diberikan obat dan pada pemeriksaan selanjutnya dilakukan rontgen tulang serta diberikan obat. Namun setelah 6 bulan kemudian saya pergi ke rumah sakit lagi dan ternyata dokter memvonis saya ada kelainan tulang belakang atau istilahnya skoliosis. Dengan kemiringan sekitar 24%, tulang punggung saya makin bengkok dan waktu itu tidak ada cara lain selain operasi.

Saat saya tanya mengenai biayanya, bisa lebih dari 300 juta, sementara tanggungan asuransi hanya sekitar 20 juta. Tindakan operasipun sangat beresiko, bisa mengakibatkan kelumpuhan, bahkan kematian. Oleh sebab itu keluarga tidak berani mengambil resiko tersebut dan akhirnya saya tidak jadi operasi.

Setelah berbulan-bulan lamanya, saya hanya bisa berdoa dan berserah kepada Tuhan. Dengan kondisi ini, saya dikabari oleh paman Nelson, bahwa ada acara KKR Pentakosta yang diadakan selama 10 hari dari Rayon 11.

Saya datang pada hari ke 8. Saat saya maju ke depan, saya berdoa dengan kesungguhan hati. Ketika saya berdoa, saya melihat ada sebuah cahaya putih, dan saya merasakan sesuatu seperti ada yang memegang tulang belakang saya.

Saya tetap berdoa dan menangis dihadapan Tuhan, tiba-tiba saat itu saya merasakan... saya sembuh!!! Saya sudah bisa berlari tanpa ada rasa sesak. Dulu ketika saya SMP dan sampai SMA, saya tidak bisa lari lebih dari 2 menit karena sesak. Sebab diameter tulang yang bengkok terus bertambah, juga terasa nyeri, jalan beberapa ratus meter saja sudah lelah. Kata dokter, itu dikarenakan posisi tulang saya yang bengkok/ miring yang sudah mengenai paru-paru.

Tetapi malam itu saya merasakan kuasa Tuhan menyembuhkan saya, sungguh ajaib perbuatan-Nya. Malam itu saya menyaksikan, menceritakan mujizat Tuhan yang saya terima. Saya sangat bahagia dan sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus. Bahwa mujizat-Nya masih ada sampai hari ini.

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
Amsal 23:18