TUHAN PENOLONGKU

Posted by Admin 2024-03-17

blog-post-image

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Filipi 4:13

Perkenalkan nama saya Andrew, saya sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang putra. Sejak kecil saya tumbuh di tengah keluarga yang cinta Tuhan. Pada tahun 1998 saya pindah menetap di Amerika  dan berjemaat di GBI New Jersey.

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi cerita, menyaksikan pertolongan Tuhan serta kebaikan-Nya di mana Tuhan sudah memberikan kesempatan hidup yang ke dua dalam hidup saya.

Bulan November 2022,  saya ada  perjalanan ke London dalam rangka tugas kerja. Pagi itu ditemani istri saya Lili kami menuju airport menggunakan Uber. Saat berada di daerah Broocklyn New York dada saya terasa nyeri, dan ketika ingin mengambil botol air minum tiba-tiba saya tidak sadarkan diri. Spontan istri saya panik, langsung menghubungi nomor darurat 911. Tidak lama ambulans pun datang,  saya langsung dibawa ke RS terdekat, saat itu saya sudah tidak sadarkan diri.

Saya dibawa ke RS di daerah Broocklyn New York.  Lebih dari 24 jam mereka menstabilisasi saya.  Namun keesokan harinya saya dipindah ke RS lain, karena mereka tidak sanggup menangani. Saya mengalami burn aorta. Yaitu robeknya urat nadi besar yang memompa darah ke jantung, ginjal dan hati.

Akibat urat nadi robek, aliran darah ke hati dan ginjal berkurang, sehingga ginjal dan hati stop berfungsi.  Akibatnya darah menggenang di sekitar jantung. Menurut dokter jika tidak segera diatasi  jantung akan sulit bekerja karena tertutup darah dan cairan. Tetapi Puji Tuhan, saya melihat Tuhan campur tangan di dalamnya. Pertolongan pertama diberikan sebelum dipindah ke RS lain, dikarenakan mereka tidak sanggup menanggani keadaan ini.

Satu hal yang saya syukuri,  Tuhan Yesus sungguh baik. Pagi itu saya pesan Uber, namun dua kali di cancel dan baru yang ke tiga datang sekitar 30 menit. Yang kedua saat ambulans datang dan menempuh perjalanan ke RS  hanya 7 menit. Saya percaya Tuhan yang membuka jalan sehingga tidak ada kemacetan, padahal jalur  Brocklyn New York terkenal lalu lintasnya padat. Kalau bukan Tuhan yang membuka jalan, tidak mungkin ambulans bisa tiba secepat itu. Saat itu darah sudah keluar kemana-mana. Tetapi Puji Tuhan kondisi ini tidak menghentikan jantung saya. Kalau  bukan Tuhan yang menolong, saya tidak akan lolos dari maut.

Langkah pertama yang dilakukan melalui tindakan operasi. Dada saya dilubangi, mereka memompa semua darah dan cairan yang menutupi  sekitar jantung. Supaya jantung bisa kembali bekerja. Mereka masih belum berani melakukan operasi yang besar untuk memperbaiki aorta yang bocor. Tindakan operasi baru dapat dilakukan setelah fungsi ginjal dan hati mencapai sekian persen.

Empat hari kemudian mereka melihat kondisi saya, walaupun belum mencapai presentasi yang aman untuk operasi  tetapi liver sudah mulai bekerja, ginjal masih belum mencapai target. Namun dokter bedah memutuskan untuk mengambil tindakan operasi, karena lebih berbahaya dan beresiko jika harus menunggu.

Operasi kedua dilakukan,  aorta saya dipasangi clap. Situasi itu kritikal secara medis, tetapi jika tidak dilakukan lebih ktitikal lagi. Saya percaya Tuhan campur tangan di dalamnya sehingga operasi itu berhasil. Namun setelah beberapa hari kemudian dari hasil pemeriksaan melalui X-ray masih ada cairan-cairan disekitar jantung. Jadi mereka melakukan  pembersihan dengan operasi yang ke 3.

Sejak awal dibawa ke rumah sakit sampai dilakukan tindakan operasi kondisi saya tidak sadar. Tetapi menurut istri, saat di emergency beberapa kali tangan saya bereaksi, seperti ingin bicara namun tidak bisa. Setelah operasi yang ke tiga dan masuk ke ICU, di situ saya baru sadar.

Semua tubuh saya dipasangi banyak alat; mulai dari kepala, oksigen, ventilator, makanpun masuk melalui lewat hidung. Ginjal saya masih belum berfungsi, karena belum mencapai 50% saya juga harus cuci darah.

Selama itu saya merasakan Tuhan berikan kekuatan, Tuhan ingatkan juga selama saya di ICU bahwa kasih-Nya tidak pernah meninggalkan saya. Istri saya juga selalu menemani.  Jika orang menanyakan keadaan saya, maka jawabnya selalu dengan iman; "baik, semakin baik".  Meskipun dihatinya ada rasa takut, takut kehilangan dan lain sebagainya. Sampai ada orang yang berkomentar: "Kok jawabnya baik sich? Kan keadaannya lagi begitu?" Tetapi istri saya menjawab: "Iman saya berkata dia semakin baik". Istri saya selalu memperkatakan yang baik buat kondisi saya.

Setelah siuman saya tidak bisa bergerak, tidur telentang, mau miring ke kiri tidak ada tenaga sama sekali. Setiap hari mereka menanyakan nama saya siapa? Saya ada di mana? Mereka ingin melihat bagaimana  respon saya. Puji Tuhan keadaan saya tidak mempengaruhi otak saya. Setelah keluar dari ICU saya ikut  rehabilitasi fisik terapi, melatih motorik tubuh; sampai saya bisa jalan. Selama tujuh minggu saya menjalani perawatan di RS dan selama di  RS saya mengucap syukur Tuhan memberikan saya penolong yang baik, yang mengasihi. Setiap hari dengan setia dia datang dan hal itu sangat menguatkan saya.

Tanggal 24 Desember 2022 saya keluar dari RS, namun seminggu kemudian saya kena bakteri di mata. Tanggal 31 Desember saya ke dokter mata, saya harus ke dokter bedah mata atau opthalmologist.  Karena menjelang tahun baru, banyak tempat praktek tutup, tetapi Tuhan baik.  Kami berhasil mendapatkan ada satu tempat yang prakteknya buka. Keadaan mata kiri saya sudah buram sekali, tidak bisa melihat. Menurut dokter keadaannya sudah parah, saya tidak bisa melihat sinar. Mata saya di suntik antibiotik dan diminta untuk kembali lagi ke RS. Ada bakteri dan infeksi jadi harus dibersihkan.

Tanggal 4 Januari 2023, mata sebelah kiri saya dioperasi, setelah itu saya sudah kehilangan penglihatan untuk mata sebelah kiri. 3 minggu saya di RS dan selama itu saya diberi kekuatan oleh Roh Kudus,  untuk tidak pernah mempertanyakan: "Tuhan kenapa begini? kenapa?"  Apapun yang terjadi saya tahu Tuhan tidak pernah meninggalkan saya,  Tuhan punya rancangan yang tidak saya pahami, namun saya percaya rancangan-Nya selalu baik. Saya hanya taat dan berserah.

Kami tidak langsung pulang ke New Jersey. Esok harinya kami ada janji dengan dokter Ophthalmologist yang mengoperasi mata saya, dan menanyakan resep antibiotik dari RS dan saya jawab, "tidak ada/ tidak di kasih". Antibiotik harus diberikan untuk membersihkan sisa-sisa bakteri. Mendengar hal itu saya kembali lagi ke RS.

Setiap hari saya diinfus, begitu pula setelah saya di rumah harus diinfus selama 6 minggu. Kami berpikir bagaimana melakukannya selama 6 minggu, harus ada perawat yang datang setiap hari. Keluar dari RS kami menginap di hotel dan Puji Tuhan ada satu perusahaan yang menyediakan perawat beserta alat medis. Namun tidak mungkin mereka datang setiap hari. Perawat menunjukan bagaimana cara menggunakan infus. Istri saya mempelajari bagaimana caranya dan selama di rumah istri sayalah yang merawat.

Semua orang mengatakan, saya rajin olah raga, tapi mengapa harus ada kejadian ini. Kehidupan kita tidak ada yang tahu. Melewati hari demi hari,  mengucap syukur dengan apa yang ada hari ini, tidak usah kuatir akan hari esok, karena kita tahu Tuhan akan menyertai.

Selama di RS saya diingatkan Tuhan ayat alkitab, cerita sekolah minggu yang sudah puluhan tahun saya dengar tentang Sadrakh Mesakh Abednego juga Ayub. Dalam keadaan apapun, sembuh atau tidak sembuh jangan sampai meninggalkan Tuhan, Tuhan itu setia. Kasih-Nya melimpah dalam keadaan apapun.

Semua kejadian yang saya alami berturut-turut ini adalah sesuatu yang besar dalam hidup saya. Dari aorta besar pecah yang hampir merenggut nyawa saya. Yang kedua mata. Saat di RS itu selama 3 minggu setelah keluar dari RS, istri saya selalu menguatkan saya.

Ayat Fiman Tuhan mengatakan "Allah turut bekerja dalam segala hal, untuk mendatangkan kebaikan untuk orang-orang yang mengasihinya". Dalam setiap kejadian; baik atau tidak baik, kita harus bisa mengucap syukur. Ini satu ujian bagi kita, karena ujian, pencobaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Saya diingatkan tentang iman, pengharapan dan kasih  tapi yang akan tetap adalah kasih. Kita harus lebih lagi mengasihi Tuhan, berserah dan berdoa.

Sekeluarnya dari RS. sekalipun kondisi saya masih lemah tetapi semakin hari semakin baik. Hasil follow up fisical terapi, kondisi clap yang dipasang di urat nadi besar, detak jantung semuanya baik sesuai dengan harapan dokter. Selama saya menjalani perawatan banyak teman-teman sepelayanan termasuk Gembala Bapak Nehemia mendoakan, juga membawakan makanan untuk istri saya. Bahkan dari saudara seiman dari luar kota turut bedoa bersama  melalui zoom. Semua dipersatukan dalam kasih saudara-saudara seiman.

Melihat kejadian demi kejadian yang terjadi, saya bersyukur atas anugerah yang Tuhan kasih. Sekalipun berada di dalam lembah kelam namun sesekali Tuhan tidak pernah meninggalkan. Belajar percaya bahwa rancangan-Nya selalu baik. Pertolongan dan penyertaan-Nya dalam setiap moment Tuhan selalu ada. Terima kasih Tuhan atas hidup yang Kau beri.