Ruang Remaja
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”
Roma 12:11
Suatu hari seorang hamba Tuhan bercerita pada saya tentang perjalanannya ke Israel. Dia terkesan dengan kondisi Laut Mati. Katanya, air Laut Mati itu amatlah asin sehingga tidak ada ikan atau tanaman yang dapat hidup di dalamnya. Kondisi seperti itu terjadi karena di Laut Mati itu tak ada saluran atau aliran pembuangan. Sejumlah besar air tercurah ke laut ini, tetapi sayang tak ada yang mengalir ke luar. Bagaimana bila seandainya kondisi laut mati itu adalah anak-anak Tuhan? Apa jadinya bila kita banyak menampung makanan tetapi tidak kita salurkan keluar? Pasti mirip tanaman bonsai, bukan? Tiap hari disiram dan dipupuk, tetapi tidak pernah bertumbuh. Kondisi tersebut adalah gambaran tentang anak Tuhan tidak yang berbuah dan tidak memiliki semangat secara rohani. Mungkin saja mereka hadir di setiap kebaktian, mengikuti siaran rohani di televisi atau live streaming, mempelajari dan menerima firman Allah setiap hari, namun hidup kekristenannya tidak kunjuhg produktif. Orang-orang seperti itu tak berbeda dengan Laut Mati. Mereka memiliki banyak penerimaan tetapi tidak melakukan pengeluaran. Padahal untuk menjadi umat percaya yang bersemangat dan berbuah, kita tidak seharusnya hanya “menerima” apa saja yang dapat kita peroleh, tetapi kita juga harus “memberi” pelayanan kepada orang lain!
KRISTEN LAUT MATI
Sobat, bagaimana dengan dirimu? Pesan tersebut mengingatkan kita bahwa menjadi orang percaya tidak hanya tentang menerima berkat dari Tuhan, tetapi juga tentang memberi berkat kepada orang lain. Tuhan menginginkan kita menjadi saluran berkat bagi jiwa-jiwa yang haus dan membutuhkan penghiburan, pertolongan, pengharapan, dan kasih. Dalam ajaran Kristen, penting untuk menjalani hidup yang berbuah, yaitu menghasilkan perbuatan-perbuatan baik yang mencerminkan kasih Tuhan kepada orang lain. Dengan dipenuhi oleh Roh Kudus, kita lebih dimampukan untuk menjadi saluran air kehidupan yang menyegarkan dan memberkati orang di sekitar kita.
Pesan akhir yang disampaikan adalah pentingnya hidup sebagai umat Kristen yang produktif dan bersemangat, serta melayani orang lain dengan kasih dan kerendahan hati. Kita diingatkan untuk tidak menjadi seperti Laut Mati yang hanya menampung masukan tanpa memberikan sesuatu kepada orang lain. Dengan memberikan hidup kita sebagai saluran berkat Tuhan, kita sedang menunjukkan kasih Kristus kepada dunia di sekitar kita. Amin. (MA).
Ruang Marketplace
"Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi."
Lukas 21:13
Rasanya sulit membayangkan bagaimana jadinya jika dalam kehidupan kita sehari-hari tidak ada penemuan benda bernama ritsleting. Benda kecil bergerigi, yang jika dikaitkan menjadi satu rangkaian dengan menggeser besi kotak penguncinya, bisa menyatukan atau memisahkan gerigi di sebelah kiri dan kanannya, sehingga celana, jaket atau tas kita bisa terbuka atau tertutup rapi dengan cepat.
Ritsleting ditemukan pertama kali oleh pria bernama Elias Howe pada tahun 1851, lalu disempurnakan lagi oleh Gideon Sundback. Penyempurnaan disain yang dilakukan oleh Sundback inilah yang akhirnya membuat ritsleting dikenal dan tersebar keseluruh dunia.
Meskipun dikenal di seluruh dunia sebagai fastener atau zipper, penemuan risleting tidak menjadi primadona bagi fashion desainer dan para perancang tas. Mereka masih merasa bahwa kancing dengan berbagai type adalah pilihan yang terbaik. Sampai tiba masa Perang Dunia pertama (PD-1). Perang dunia waktu itu mengharuskan setiap prajurit untuk cepat dan sigap mempersiapkan peralatan perang. Pakaian, jaket dan sepatu mereka harus bisa dengan cepat dipakai atau ditanggalkan. Ritsleting tiba-tiba saja menjadi favorit untuk perlengkapan perang ketika itu di Amerika. Dengan ritsleting, para prajurit dapat menyingkat waktu mereka hanya dengan menggeser penguncinya. Tas, jaket dan sepatu mereka dapat dengan cepat ditutup rapi dan dibuka kembali.
Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1950, sebuah perusahaan di Jepang mengkhususkan diri memproduksi ritsleting dengan proses otomasi dan kualitas yang tinggi, lalu memasarkannya ke seluruh dunia. Perusahaan tersebut bernama: YKK (Yoshida Kogyo Kabushikikaisha). Nama ini tentu tidak asing bagi kita, karena nama ini tertera hampir di semua ritsleting yang ada pada celana, tas dan jaket yang kita miliki. Kini ritsleting menjadi kebutuhan pokok di hampir semua jenis fashion, karena praktis dan cepat. Semua karena krisis yang terjadi di dunia ketika perang berkecamuk dan semua orang ketakutan.
Mungkin tak terpikir di benak kita, bahwa krisis senantiasa mengandung peluang, tergantung bagaimana perspektif kita memandangnya. Sebenarnya, tidak ada krisis yang tidak mempromosikan peluang. Jika saja kita mampu melihat krisis sebagaimana kita melihat peluang, kita tentu akan selalu bersahabat dengan semua situasi. Krisis yang kedatangannya tidak mampu kita cegah, sebenarnya adalah cara Tuhan mengirimkan kita peluang-peluang yang besar. Berikut adalah kacamata atau perspektif yang mestinya kita kenakan, ketika melihat atau berada dalam situasi krisis :
MENYIKAPI DENGAN POSITIF
Sikap kita ketika menghadapi sebuah kenyataan sangat penting. Apakah kita tetap tenang, tidak panik dan tetap positif? Atau sebaliknya kehilangan harapan, mulai mengeluh dan patah semangat serta menyalahkan keadaan.
Yusuf mungkin akan sulit menemukan cara bertemu dengan saudara-saudara dan ayahnya, jika bukan karena Tuhan yang mengijinkan terjadinya krisis kelaparan dahsyat yang melanda Mesir waktu itu. Krisislah yang mengkondisikan Yusuf berpeluang menjadi orang paling berpengaruh di Mesir pada jamannya.
Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.
Kejadian 45:8-9
Kita perlu menjaga sikap positif dalam setiap keadaan. Tak perlu kuatir berlebihan, tapi juga jangan menjadi korban situasi dengan menyerah pada keadaan yang akhirnya menggiring kita keluar dari panggilan Allah. Krisis itu sendiri sejatinya bukan bencana, karena bencana yang sesungguhnya adalah ketika krisis berhasil mengubah sikap kita menjadi negatif dan tidak lagi mempercayai Tuhan.
MENDEKAT KEPADA TUHAN
“Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Yesus menegur para murid ketika mereka membangunkan-Nya waktu tidur di tilam, sewaktu krisis terjadi dan kapal hampir tenggelam akibat angin ribut.
Markus 4:38
Pahamilah bahwa Yesus sebenarnya bukan menegur sikap para murid yang mendekat dan membangunkan-Nya. Yang ditegur Yesus adalah statement negatif dan putus asa yang keluar dari mulut para murid. Berusaha mendekat dan “membangunkan” Tuhan adalah sikap yang benar. Karena situasi yang extraordinary biasanya memang tak akan mampu tertangani oleh manusia biasa, dibutuhkan tangan yang maha kuat untuk mengatasinya secara tuntas.
Tuhan senang jika anak-anak-Nya mengandalkan Dia dalam segala hal. Jika krisis telah bereskalasi menjadi tak terkendali lagi, naiklah ke tempat yang lebih tinggi dan temui Tuhan dalam doa, pujian dan penyembahan. Dari tempat yang tinggi, perspektif kita dikerjakan ulang dan dibaharui oleh Roh Kudus, lalu hikmat-Nya mengalir ke akal budi kita, sementara berbagai selubung perlahan diangkat dan kita melihat dengan jelas melalui perspektif yang lebih akurat.
MENGANTISIPASI SEGALA KEMUNGKINAN
Segala keputusan yang kita ambil tidak ada yang bebas dari resiko. Bahkan ketika kita tidak mengambil keputusan apa-apa, dengan maksud menghindari resiko, di situ pun ada resiko, resiko menyesal. Ketika akhirnya kita menyesal mengapa tidak bertindak.
Yang benar adalah kita menganalisa berbagai keadaan dari berbagai input dan masukan.
Krisis bisa di analisa. Banyak metode analisa yang diciptakan para ahli untuk membantu pengambilan keputusan. Salah satunya adalah SWOT, singkatan dari : Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Kita bisa memanfaatkan dan berlatih dengan metode-metode yang ada.
Selain itu, kita juga bisa memperoleh nasihat dari para ahli : Dokter, penasihat hukum, guru/dosen bahkan gembala dan sahabat yang lebih dewasa rohani. Semakin dalam analisa dan pertimbangan kita, dengan pertolongan Tuhan melalui doa, keputusan kita akan menjadi presisi dan tepat sasaran.
MENGUBAH STRATEGI PEPERANGAN
Dalam situasi peperangan yang dinamis, bisa saja terjadi perubahan strategi. Demi mempertahankan kelangsungan bisnis, efisiensi; bahkan diversifikasi mungkin perlu dilakukan. Memangkas berbagai pengeluaran yang tidak mendukung peningkatan produktifitas, menunda liburan, mengurangi penggunaan bahan baku baru, menggunakan sisa potongan material dan lain sebagainya.
Dalam perjalanannya berlayar ke Roma, Paulus dan seisi kapal mengalami situasi krisis yaitu angin badai, “angin timur laut” (Kisah Para Rasul 27:14). Mereka terombang-ambing dengan begitu hebatnya. Muatan kapal telah mereka buang ke laut, dengan harapan beban kapal menjadi ringan, namun mereka tetap saja terombang-ambing. Kondisi gelap gulita dan sangat mencekam. Mereka berada dalam krisis angin badai itu karena mengabaikan nasihat Paulus, seharusnya mereka tidak melewati Kreta. (Kisah Para Rasul 27:21)
Jika saja mereka mengikuti nasihat Paulus, sudah pasti mereka akan terluput dari keganasan angin timur laut. Namun begitu, tetap Tuhan mengasihi seisi kapal oleh karena kehadiran Paulus. Kali ini Paulus dengan sabar menasihati seisi kapal untuk tetap memiliki pengharapan. Seorang malaikat telah memberitahunya bahwa semua orang di kapal itu akan selamat, asal tinggal diam di kapal. Paulus menasihati mereka untuk mengisi perut mereka dengan makanan. Setelah makan, mereka kembali membuang bahan makanan, gandum, ke lautan lepas, dengan maksud kembali meringankan beban kapal. (Kisah para Rasul 27:38)
Dan pada akhirnya, Paulus serta seluruh penumpang kapal benar-benar selamat.
MELAKUKAN LANGKAH IMAN
Setelah semua strategi dan analisa dilakukan, sekarang waktunya melangkah dengan iman. Jangan gentar, karena semua resiko sudah diperhitungkan. Serangan keraguan pasti datang, tapi milikilah keberanian. Ingatlah bahwa oleh korban darah Yesus, kita bisa dengan keberanian masuk ke hadirat Allah, ke tempat kudus-Nya dan mendengar dengan lebih jelas, bagaimana tuntunan Tuhan bagi kita dalam melangkah. Lakukan dengan apa yang kita miliki, percayalah meski memulai dengan serba sedikit, pelipatgandaan pasti akan terjadi. Bukankah Maria, ibu Yesus menasihatkan para pelayan perjamuan kawin di Kana agar melakukan apa saja yang diperintahkan Yesus kepada mereka? (Yohanes 2:5)
Mujizat air menjadi anggur dalam perkawinan di Kana tentu tidak akan pernah terjadi, bila para pelayan perjamuan menolak mengisi tempayan-tempayan kosong itu dengan air, apalagi ketika mereka disuruh Yesus mencedok tempayan-tempayan yang mereka tahu semua isinya adalah air! Mungkin mereka akan dianggap gila oleh para tamu, jika air tersebut gagal menjadi anggur. Namun para tetap pelayan percaya. Padahal waktu itu Yesus belum membuat mujizat. Teladanilah langkah iman para pelayan di Kana.
Krisis hanyalah bungkus dari sebuah bingkisan dari Tuhan. Bisa jadi bingkisan itu adalah merupakan teguran karena perbuatan masa lalu yang keliru: dosa atau kejahatan di masa lampau, maka kita perlu bertobat dan memohon ampunan Tuhan, lalu berjalan menghampiri Tuhan. Atau mungkin bingkisan itu adalah situasi yang kita tahu, bukan disebabkan akibat tindakan dosa atau kejahatan yang kita perbuat, namun kini kenyataannya kita terjebak di dalamnya, semua orang mengalaminya, maka temukanlah peluang besar di dalamnya.
Peluang untuk lebih dekat lagi kepada Tuhan, peluang untuk mendapatkan damai sejahtera, peluang untuk berinvestasi dalam kerajaan kekal di sorga dan peluang menjadi saksi bagi kerajaan sorga, dan masih banyak lagi peluang-peluang lain yang nilainya jauh melebihi emas, perak dan harta duniawi semata. (MORE)
"In the middle of difficulty, lies opportunity."
Albert Einstein
Ruang Kesaksian
“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”
I Timotius 4:12
Kebaikan Tuhan sungguh luar biasa dalam hidup saya di tahun 2020 ini. Saya tahu bahwa tahun ini adalah waktu-waktu yang berat, namun selama kita percaya sama Tuhan dan mengandalkan Tuhan, apapun yang kita alami akan terasa indah asalkan kita tetap berserah sama Tuhan. Sama seperti kebanyakan orang kita pasti punya target-target. Sudah banyak rencana yang mau dilakukan baik itu di pekerjaan, karir, liburan.
Saya adalah seorang pekerja seni (professional dancer), di mana saya sering sekali mengisi acara televisi; baik itu on air maupun off air. Saya juga sering menjadi back up dancer dari beberapa artis karena saya, adalah salah satu official dance crew mereka. Berbagai macam acara sudah sering saya ikuti; baik di dalam maupun di luar negeri untuk sebuah pertunjukan tarian.
Dari awal Januari 2020 seperti tahun-tahun sebelumnya saya sudah menerima banyak jadwal pertunjukan bahkan sampai di awal bulan Februari 2020 saya masih menerima job di luar kota, yaitu di Bali dan Surabaya. Saat itu kabar mengenai COVID-19 sudah mulai terdengar dan di Indonesia belum ada sama sekali korban, namun sudah ada kekuatiran; seperti apa yang akan terjadi jika virus COVID-19 masuk ke Indonesia.
Sampai akhirnya terdengar kabar mengejutkan, yaitu terdapat satu pasien terjangkit virus COVID-19 yang adalah teman saya sendiri. Memang saya tidak terlalu dekat, tetapi saya kenal dia sebagai sesama pekerja seni.
Saya kaget sekali namun saya tidak mau menghakimi dia, karena saat itu saya tahu, yang dia butuhkan adalah dukungan dari teman-temannya. Selain hal itu saya sebagai manusia juga sudah mulai kuatir. Jadwal pertunjukan pun sudah mulai ditunda satu persatu. Tetapi saya selalu punya sikap optimis. Saya berkata mungkin ini hanya 1-2 bulan saja, lalu semua akan berjalan normal kembali. Namun kenyataannya tidak ada kelanjutan dari jadwal-jadwal yang tertunda tersebut. Saya pun mulai berpikir, ini bagaimana? Kerjaan sudah tidak ada, kepastian jadwal tidak ada, padahal di kota Jakarta ini saya tinggal sendiri di sebuah kost-kost-an. Selain itu banyak kebutuhan yang harus saya penuhi.
Saya terus bertanya-tanya, ini kalau tidak ada pekerjaan lalu bagaimana? Semakin banyak pertanyaan muncul di pikiran saya hari demi hari seperti menghantui kehidupan saya. Sebagai manusia kita memang dituntut untuk bertahan hidup, apapun keadaannya. Saat itu kondisi hidup saya benar-benar seperti tidak ada lagi jalan keluar sampai akhirnya saya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
Namun saat itu saya beruntung karena saya punya komunitas yang memang benar-benar mendorong untuk tetap intim dan dekat sama Tuhan. Komunitas ini juga mendukung saya untuk bersama-sama saling berbagi dan menceritakan apa saja yang menjadi masalah yang sedang kita semua hadapi di masa-masa pandemi ini. Bukan hanya itu, komunitas ini juga menawarkan untuk membantu dan mendoakan setiap anggotanya yang punya masalah. Memang baru tahun 2020 ini saya mengenal komunitas ini yaitu COOL dari Gereja tempat saya beribadah di CK 8 - Gandaria City. Meskipun kita hanya melakukan COOL setiap hari Jumat melalui virtual ZOOM, namun setiap kali berjumpa dengan mereka lewat virtual, saya merasa seperti di recharge kembali.
Di dalam ibadah-ibadah COOL online ini kita berdoa, memuji, menyembah Tuhan, dan kita juga saling berbagi cerita. Hal ini menjadi kekuatan baru buat saya selain memang setiap hari saya juga rutin bersekutu dengan Tuhan. Saya ingat pernah mendengar khotbah dari Ps. Andy Tjokro pada suatu hari Minggu di mana krisis itu bisa menghasilkan sebuah kesempatan. Saat itu saya ingat bahwa di tahun 2020 ini saya dan teman saya punya rencana untuk membangun usaha kuliner, tetapi sampai saat itu belum terlaksana karena kesibukan.
Akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk memulai usaha tersebut di mana kita bersama-sama memikirkan apa nama usahanya, makanan apa yang harus dibuat, bagaimana sistemnya sampai ke masalah membuat akun instagram dari usaha tersebut. Kita mulai dengan pre order pertama. Saat itu makanan yang kami jual adalah cumi asin, ayam woku dan juga teri. Kami memang hanya menjual 3 menu utama itu.
Puji Tuhan, ternyata banyak yang memesan dan membeli makanan kami. Mulai dari pesanan pertama sampai berikutnya selalu saja ada yang membeli. Saya dan teman saya benar-benar tidak menyangka dan kami berdua berkata kenapa tidak dari dulu kita buat usaha ini.
Di situ saya mengerti bahwa melewati sebuah krisis kita mendapatkan kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru. Mulai saat itu dari bulan pertama, kedua, ketiga sampai saat ini saya dan teman saya terus berjualan bahkan kami sudah menambahkan beberapa menu baru. Puji Tuhan saya benar-benar merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa, walaupun selama 4 bulan saya tidak ada pekerjaan rutin seperti yang biasa saya lakukan, tetapi semua kebutuhan hidup saya tercukupi;
Awalnya sejak menjadi jemaat di CK 8 – Gandaria City di tahun 2017 belum terpikir oleh saya untuk bergabung dengan COOL dan juga belum bisa memutuskan COOL mana yang akan saya pilih untuk berkomunitas. Jadi saya hanya beribadah biasa di hari Minggu. Sampai suatu saat ada teman yang datang kepada saya dan bilang sepertinya saya cocok dengan COOL yang sekarang saya berada di dalamnya. Akhirnya saya diperkenalkan dengan Gembala COOL Pondok Indah. Seminggu sebelum COOL online dimulai saya masih berkesempatan untuk hadir di COOL offline. Saat itu kita berbagi cerita satu dengan yang lain dan waktu itu tepat sekali dengan jadwal doa keliling, jadi kita bersama-sama melakukan doa keliling.
Itu adalah pertemuan COOL pertama saya dan setelah itu sudah dimulai COOL online. Merupakan suatu kekuatan buat saya karena bertemu dengan teman-teman COOL ini. Saya bersyukur kepada Tuhan untuk orang-orang yang ada di COOL ini karena merekalah orang yang tulus mendukung dan juga mendoakan saya. Meskipun selama pandemi ini kita tidak pernah bertemu secara langsung, tetapi saya merasakan ada kasih di dalam COOL ini dan juga ada satu dukungan moral yang saya rasakan seperti sebuah keluarga. Tidak ada penghakiman, meskipun saya sudah berbagi mengenai hidup lama saya, mereka malah lebih terbuka di dalam hal penerimaan. Di dalam COOL ada beberapa teman yang juga jualan secara online, mereka saling mendukung dan membantu.
Saya belum pernah mempunyai pengalaman di bidang Food & Beverage karena selama ini dunia yang saya geluti adalah dunia pertunjukan atau entertainment. Yang saya tahu adalah bagaimana membuat suatu acara menarik dan juga mengenai produksi acara. Saya sangat heran karena saya bisa dipertemukan dengan orang-orang hebat yang selama ini tidak pernah saya pikirkan. Suatu saat saya bertemu dengan seorang teman dan secara tidak langsung waktu kita sedang berbicara, saya meminta pekerjaan ke teman saya ini karena di tempat dia bekerja beberapa restaurant sudah mulai buka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Saat itu teman saya berkata kepada saya bahwa dia akan mengabari saya mengenai pekerjaan yang saya singgung kepada dia.
Saat saya berbicara ke teman saya dan menanyakan mengenai pekerjaan itu, seperti keluar begitu saja dari mulut saya. Tetapi saat itu saya juga berpikir, di masa sulit seperti sekarang ini banyak orang yang di PHK, sehingga saya berbicara kepada diri sendiri kalau memang dapat pekerjaan ya syukur, kalau tidak dapat tidak apa-apa karena usaha kuliner kami masih berjalan.
Pada tanggal 28 Juni 2020 waktu sedang kumpul bersama teman-teman, tiba-tiba salah seorang teman saya yang adalah Marketing Director datang ke saya dan dia bilang kalau dia sempat mendengar keinginan saya untuk bisa bekerja di tempat itu. Kemudian dia menyampaikan bahwa keinginan saya itu pas sekali dengan keinginan dia.
Terus terang saya kaget dan bertanya dalam hati saya apakah jawaban Tuhan secepat ini? Apalagi Marketing Director itu langsung menanyakan tanggal berapa saya siap untuk mulai bekerja dan juga langsung mengajak saya bertemu di hari Kamis berikutnya tanggal 2 Juli 2020 untuk interview. Saya jawab, setelah menyelesaikan beberapa proyek yang masih berjalan. Pada tgl 11 Juli 2020 saya mulai bergabung dan sampai hari ini sudah 1 bulan lebih saya menjadi bagian marketing department di group ini.
Kalau bukan tangan Tuhan yang membuka pintu tidak mungkin saya diterima dan bisa bertahan sampai saat ini, mengingat saya tidak mempunyai latar belakang di bidang Food & Beverage, namun hal itu seperti yang tertulis dalam Wahyu 3:8,
“Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman dan engkau tidak menyangkal nama-Ku”.
Proses Tuhan menjawab doa dan keinginan hati saya begitu cepat. Di saat banyak orang sulit mendapatkan pekerjaan, Tuhan menyediakan sebuah pekerjaan tepat pada waktu-Nya untuk saya.
Tuhan Yesus hebat, Tuhan Yesus luar biasa. Apa yang tidak pernah saya pikirkan itu yang Tuhan kerjakan buat saya. Haleluya, Amin
Biarlah kesaksian saya ini menjadi berkat dan teladan buat semua yang membaca.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.