Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
YesusTeladanIntegritasdalamPerbuatan.pdf
Ruang Remaja
“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan hakmu seperti siang.”
Mazmur 37:5-6
Ada sebuah keluarga; ayah, ibu dan dua anak. Keluarga tersebut adalah seorang Kristen yang cinta Tuhan dan mereka semua melayani Tuhan di salah satu gereja yang ada di Jakarta.
Keluarga tersebut memiliki kehidupan yang harmonis dan berkecukupan dalam segi finansial. Sampai pada suatu titik karena sebuah keadaan, keluarga tersebut mengalami krisis keuangan dan harus berjuang dengan berbagai berbagai cara agar dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi mereka.
Pada akhirnya, keluarga tersebut memutuskan untuk menyewakan salah satu aset properti yang mereka punyai. Mereka mulai memasang iklan menyewakan ruko gandeng mereka. Ruko tersebut terbilang cukup luas dan bisa dipakai untuk kebutuhan dagang maupun kantor.
Selang beberapa hari kemudian, mereka di hubungi oleh salah satu calon penyewa ruko tersebut. Calon penyewa tersebut ternyata adalah seorang pemilik dari rumah pijat plus plus yang mempunyai ruko tidak jauh dari ruko yang mereka sewakan.
Pemilik ruko tersebut membuka harga Rp. 500.000.000,- untuk setahun sewa. Kemudian terjadilah tawar menawar. Antara si pemilik rumah pijat plus plus dan pemilik ruko tersebut. Akhirnya mereka deal di harga sebesar Rp. 450.000.000,-.
Pemilik ruko tersebut meminta agar calon penyewa mengirimkan DP sebesar Rp. 100.000.000,- sebagai tanda jadi. Dan mereka sepakat besok malamnya akan bertransaksi.
Di samping kesepakatan yang sudah terjadi itu, ternyata istri dari pemilik ruko tersebut merasakan tidak ada damai sejahtera karena harus menyewakan rukonya kepada rumah pijat plus plus. Tetapi karena masalah keuangan dan tidak ada pilihan, mereka memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan untuk diberikan jalan terbaik.
Tidak membutuhkan waktu lama, keesokan harinya di pagi hari keluarga tersebut mendapat telepon dari seorang calon penyewa lagi yang sedang mencari sebuah ruko. Calon penyewa itu mengatakan, bahwa ruko tersebut nantinya akan dipakai untuk tempat ibadah sebuah gereja.
Singkat cerita, setelah percakapan yang cukup panjang dengan calon pembeli yang pertama (si pemilik rumah pijat plus plus), akhirnya keluarga pemilik ruko tersebut membatalkan untuk menyewakan kepada rumah pijat dan memilih ruko tersebut dipakai untuk ibadah gereja, padahal uang sewa yang ditawarkan oleh pemilik rumah pijat plus plus tersebut lebih besar dibandingkan dengan yang diberikan oleh gereja tersebut. Keluarga tersebut memilih untuk taat dan mengikuti kehendak Tuhan.
Di saat keluarga itu berani membayar harga untuk memberikan tempat untuk pekerjaan Tuhan, janji Tuhan nyata dan terbukti untuk keluarga tersebut. Tidak ada satu hari pun mereka hidup berkekurangan dan kondisi ekonomi mereka perlahan-perlahan dipulihkan. Mereka mendapatkan damai sejahtera dan anak-anak mereka pun bisa sampai melanjutkan kuliah di luar negeri.
Dari kesaksian di atas, kita bisa memetik pelajaran yang luar biasa. Saat teman-teman menghadapi situasi sesulit apapun, tetaplah percaya dan mengutamakan pekerjaan dan kehendak Tuhan terlebih dahulu.
Jangan pernah hitung-hitungan kepada Tuhan, karena perhitungan untung dan rugi kita sebagai manusia sangat terbatas. Tetapi jika kita berani membayar harga untuk Tuhan, Dia bisa mengubah 'kerugian' dalam kacamata manusia menjadi berkat yang berlimpah-limpah.
Tuhan Yesus tidak pernah berhutang kepada anak-anak-Nya. Dia akan terus menepati janji-Nya untuk memelihara kita yang setia dan melakukan firman-Nya. Kiranya cerita ini dapat memberkati kita semua. Amin. (MA)
Ruang Marketplace
“Ketahuilah pada hari-hari terakhir akan datang MASA yang SUKAR.”
2 Timotius 3:1
Tidak seorangpun menyukai berita ini, yakni tentang datangnya MASA yang SUKAR. Namun MASA itu, sedang -bahkan sudah- datang menghadang. Alkitab dipenuhi dengan kata-kata yang optimistik; sehingga bila Alkitab harus memakai kata ‘MASA yang SUKAR’, maka itu artinya masa yang dimaksud itu adalah masa yang benar-benar sukar. Sukar, dalam segala hal. Bagi banyak pelaku dunia kerja, kesukaran yang paling ditakutkan adalah ketika kesukarannya itu kemudian mulai menghantam bidang ekonomi, sendi-sendi keuangan dan akan berdampak pada semua bidang kehidupan. Dan faktanya, bila kita membuka mata; hal ini justru sedang terjadi. Para pengamat ekonomi global berpendapat sama, bahwa perubahan ekonomi yang jauh lebih parah akan bisa datang dengan tiba-tiba, dan kemudian resesi ekonomi akan melanda dunia seperti sebuah tsunami.
Menyadari bahwa masa itu datang dengan intensitas dan eskalasi yang semakin tinggi, inilah 5 sikap bijaksana yang seharusnya kita lakukan untuk menghadapi the tough times, MASA yang SUKAR dalam perjalanan hidup kita:
Melakukan ANTISIPASI
Menyikapi perkembangan-perkembangan yang terjadi, kita dapat memilih salah 1 dari 3 sikap berikut ini: Menjadi panik, atau sebaliknya bersikap pasrah “whatever will be, will be” atau memilih melakukan ANTISIPASI.
Alkitab mengingatkan, “Dengan tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatanmu“ Yesaya 30:15 Tinggal tenang dan percaya, bukanlah acuh atau pasif, melainkan aktif berjaga-jaga atau melakukan ANTISIPASI. Artinya, kita perlu memastikan kondisi roh, jiwa dan tubuh kita dalam kondisi yang terpelihara sempurna menjelang hari Tuhan yang mendekat. (1 Tesalonika 5:23)
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa. (Lukas 21:34-36)
Bila kita selama ini mengerti arti bersedia payung sebelum hujan, pastikan kita melakukan ANTISIPASI karena MASA yang (semakin) SUKAR sedang menghampiri.
Mempertajam VISI
Kita telah memahami arti pentingnya sebuah VISI. Di MASA yang SUKAR, visi kita akan habis-habisan teruji. Sebab itu, kita perlu mempertajam VISI kita, karena VISI yang clear, yang jelas dan tajam, akan sangat membantu untuk menghadapi MASA yang SUKAR.
Pastikan kita memiliki VISI kehidupan pribadi maupun organisasi yang semakin tajam, yang memberi kita kekuatan untuk melanjutkan kehidupan dan membawa organisasi kita tetap solid melangkah penuh pengharapan. (Ibrani 6 :19)
Membenahi STRATEGI
Sesungguhnya, guru yang terbaik untuk membentuk pribadi kita menjadi pribadi yang tangguh adalah situasi yang sulit, difficult times atau tough times.
Penemuan-penemuan besar yang mengubah sejarah, kebanyakan ditemukan bukan di musim panas, tetapi justru ditemukan di musim dingin. Di musim dingin para scientist itu memilih untuk tidak kemana-mana kecuali ’berdiam diri’ di dalam rumah atau laboratorium mereka, dan menemukan ‘sesuatu’. Jadikan masa-masa sukar dalam kehidupan justru menjadi turning-point (titik balik) perubahan dalam kehidupan kita.
“Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku dapat belajar ketetapan-ketetapan-Mu”. Mazmur 119:71
Itu kata-kata yang diucapkan oleh raja Daud. Bagaimana dengan kita? Jadikan MASA yang SUKAR sebagai kesempatan untuk lebih banyak ‘berdiam diri’ daripada berekspansi, masa untuk menyerap ‘pewahyuan’. STRATEGI baru untuk mengalami terobosan.
Bila selama ini kita lebih nyaman berjalan sendiri, MASA yang SUKAR akan ‘memaksa’ kita lebih aktif berkomunitas; untuk saling menguatkan dan bersinergi. Kita perlu bergabung dalam komunitas orang percaya.
BERSYUKUR Lebih Lagi
Tidak ada masa yang lebih berharga untuk mendewasakan kita dalam hal BERSYUKUR, kecuali MASA yang SUKAR. Ya, bila selama ini kita kurang dapat BERSYUKUR, maka besar kemungkinan kita akan semakin sukar BERSYUKUR di MASA yang (semakin) SUKAR. Sebaliknya, bila selama ini kita telah melatih diri BERSYUKUR, maka di MASA yang (semakin) SUKAR kita didewasakan untuk dapat BERSYUKUR dalam dimensi yang lebih lagi:
Ya, BERSYUKUR bahwa MASA SUKAR akan berakhir, tetapi ORANG BENAR akan tetap selamanya.
MENGANDALKAN TUHAN Lebih Lagi
Bila selama ini kita telah belajar arti MENGANDALKAN TUHAN, maka -di MASA yang SUKAR kita akan langsung mengerti apa artinya MENGANDALKAN TUHAN lebih lagi. MASA yang SUKAR, tough times, difficult times, dalam bahasa Yunani adalah 'chalepos kairos' yang berarti waktu Tuhan untuk bumi saat ini adalah masa-masa yang berbahaya, jahat, semakin sukar, dan segala kekuatan akan menuju lower as into void (terendah sampai kosong) -sampai setiap lutut (dipaksa) bertelut dan setiap lidah (dipaksa) mengaku bahwa Yesus ialah TUHAN, dan bahwa barangsiapa berseru akan nama Yesus akan diselamatkan. (MORE)
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN !
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,
dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah”.
Yeremia 17:7-8
Ruang Kesaksian
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Roma 8:28
Perkenalkan nama saya Sry Ulina Br Tarigan, saya anak keempat dari tujuh bersaudara, tumbuh dari keluarga yang belum mengenal Tuhan. Karena didikan keluarga yang keras membuat saya jadi anak yang paling nakal di sekolah. Ketika saya masih SD, saya harus berpindah sekolah sampai enam kali.
Saya menerima Tuhan sebagai Juru Selamat pribadi pada tahun 2017. Saat ini saya melayani sebagai pembina junior church (JC) di GBI Hotel Pelangi - Medan. Sejak kecil saya tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua dan juga kakak.
Saat itu orang tua saya lebih fokus kepada usaha dan mementingkan uang. Walaupun usaha orang tua saya itu terlihat sebagai sebuah warung kopi, tapi di dalamnya merupakan tempat perjudian yang cukup besar. Sehingga saya pun tumbuh dalam lingkungan yang kurang baik.
Seringkali saya menyaksikan orang tua dan saudara saya ribut, bagi saya rumah ibaratnya seperti neraka. Pergaulan yang buruk mengakibatkan saya cenderung kecanduan akan kehidupan malam. Sudah menjadi kebiasaan setiap akhir pekan, saya habiskan di klub malam dan perjudian.
Kebiasaan merokok dan minum-minuman keras membuat saya lebih merasa diterima dan dihargai, dibandingkan berada di rumah. Bergaul dari teman-teman yang buruk dari kelas 2 SMP hingga kelas 2 SMA.
Mereka hanya melakukan kewajiban sebagai orang tua yang dapat memenuhi kebutuhan saya. Tahunya mereka bahwa saya dalam keadaan baik-baik saja, pergi ke sekolah dan melakukan aktivitas seperti anak-anak lainnya.
Hingga pada suatu hari, saya bertengkar hebat dengan kakak yang mengakibatkan saya pergi dari rumah selama 4 hari. Orang tua mencari dan menemui saya di rumah sahabat, mereka membujuk saya untuk pulang. Sambil menangis saya menumpahkan kekesalan saya dan mengatakan bahwa di rumah sudah tidak ada keharmonisan, saya sudah sangat lelah.
Atas bujukan kedua orang tua dan juga permintaan maaf dari kakak, akhirnya hati saya luluh dan mau kembali ke rumah. Namun ternyata keadaan masih tetap tidak berubah.
Menginjak bangku SMA, khusus bagi siswa yang beragama Kristen diadakan ibadah setiap hari jumat. Biasanya saya tidak pernah mengikuti ibadah tersebut, tetapi kepala sekolah dan guru agama mengancam, apabila tidak ikut ibadah maka nilai saya akan jelek dan bisa tidak naik kelas. Dengan sangat terpaksa saya mengikuti ibadah.
Pada hari itu diadakan ibadah gabungan, karena ada pembicara tamu dari GBI Hotel Pelangi di bawah naungan GBI Medan Plaza. Saya masuk dan langsung duduk di barisan belakang. Hamba Tuhan yang melihat saya menunjuk dari depan dengan mengatakan:
“Kalau kamu tidak mau menghargai Tuhan, mau menghargai siapa ?”
Saya tidak menjawab dengan wajah yang kurang senang saya katakan kepada teman-teman yang duduk di samping, “Ini orang tidak tahu siapa saya ya?” Teman-teman lalu menegur saya untuk tidak perlu melawan karena khawatir akan dikeluarkan.
Usai ibadah, hamba Tuhan mengajak para siswa yang rindu di doakan untuk maju ke depan. Teman-teman mengatakan kepada saya “kalau kamu maju ke depan dan pura-pura rebah, nanti kita kasih uang” dan traktir ke klub. Karena saat itu saya sedang butuh uang, jadi tergoda dengan tawaran itu.
Akhirnya saya maju ke depan dan bersedia untuk memenuhi tantangan tersebut. Sebenarnya saya cukup heran ketika teman-teman yang didoakan mulai berjatuhan dan menangis. Ingin rasanya saya kembali mundur, namun karena posisi saya di depan, saya tidak bisa kemana-mana.
Mengikuti instruksi dari teman-teman, sayapun pura-pura menjatuhkan diri sekalipun tidak merasakan apa-apa. Selesai ibadah sesuai dengan janji, mereka memberikan sejumlah uang. Tetapi hamba Tuhan itu melihat kejadian tersebut dan berkata, “kamu itu menjadi pergumulan doa bagi saya”. Dalam hati saya katakan, “tidak usah sok-sok dekatlah sama saya, saya tidak suka!”
Hingga pada suatu suatu hari mama jatuh sakit dan perlu di doakan. Mama dibawa ke gereja, tanpa sengaja saya bertemu lagi dengan hamba Tuhan itu. Ia mengatakan, “bukan suatu kebetulan bila kita bertemu”. Dalam pertemuan tersebut, orang tua mengatakan untuk dapat beribadah di sini saja dan saya dapat menemani nenek dan mama.
Karena tidak ingin berdebat, maka saya mengiyakan saja. Hari minggu ketika menemani orangtua ke gereja, saya mamakai kaos pantai dipadu dengan celana model robek dan sandal jepit. Sampai di gereja saya pun di tegor oleh hamba Tuhan itu: ”kalau ke gereja harus berpakaian yang sopan, kan mau ketemu sama Tuhan”. Dalam hati saya berkata, “saya tidak mau ketemu sama Tuhan, saya hanya ingin menemani mama dan nenek.”
Tahun 2017 bulan ke empat, pada ibadah pencurahan Roh Kudus dari belakang hamba Tuhan itu datang memegang bahu saya serta berkata, “saya ingin mendoakan kamu’. Padahal kita belum saling kenal dan baru dua atau tiga kali beribadah di sini.
Saat hamba Tuhan membagikan, pandangannya terus ke arah saya. Ketika altar call jemaat saling bergandengan tangan sambil memejamkan mata, dalam hadirat-Nya saya melihat ada cahaya yang terang sekali yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Hamba Tuhan datang menghampiri saya dan mengatakan,
“Tuhan itu sayang sama kamu, sekalipun kamu tidak sayang sama Tuhan, Dia Bapa yang baik dan menerimamu tanpa syarat”.
Kata-kata itu sangat menyentuh saya dan saya mulai di lawat Tuhan. Kasih Bapa mengalir ketika saya memanggil nama Yesus.
Saat itulah saya merasakan hal yang belum pernah saya rasakan selama hidup ini ada kasih Bapa yang mengalir di dalam ibadah itu. Selesainya ibadah hamba Tuhan itu berkata bahwa, “Tuhan itu sayang sama kamu, jangan kamu rusak tubuh kamu dengan sesuatu yang sementara.”
Pada malam harinya di rumah saya mempunyai kerinduan untuk berdoa kembali. Saya merindukan suasana pengalaman rohani yang baru bersama Tuhan pada pagi itu. Sekitar pukul 23.30 saya masuk ke dalam kamar, keadaan rumah sudah mulai sepi.
Saya mulai memuji dan menyembah Tuhan, entah bagaimana saya kembali dilawat Roh Kudus. Karena suasana itu, orangtua segera masuk ke dalam kamar, juga seisi rumah dan bertanya kepada saya, ada apa?. Selesai berdoa, saya memberitahu bahwa lawatan Tuhan sedang terjadi. Karena orang rumah tidak mau mengerti, maka keesokan harinya mereka dijelaskan oleh hamba Tuhan.
Sekalipun telah dijelaskan, mereka tetap hanya mau ke gereja saja tanpa harus lebih sungguh-sungguh sama Tuhan.. Sejak mengalami kasih mula-mula, membuat saya rindu dan komitmen lebih sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Sejak saat itu saya meninggalkan pergaulan yang buruk.
Puji Tuhan, di semester akhir kelas 3 SMA, saya dipercaya menjadi pembina PA. Saya terbeban agar jiwa-jiwa yang terhilang dapat di selamatkan. Kerinduan saya untuk dapat melanjutkan kuliah di perguruan tinggi teologia (STT). Tetapi orang tua tidak setuju, mereka ingin saya melanjutkan kuliah yang lebih menjanjikan. Mereka juga tidak bisa membiayai kuliah saya, karena uang yang diperoleh tidak halal, dari perjudian.
Setelah tamat dari SMA, saya pamit dari rumah dengan alasan bekerja. Saya melanjutkan kuliah mendapat bantuan dari hamba Tuhan yang selama ini sudah mengangkat dan membimbing saya menjadi anak rohaninya. Ia juga menawari saya bekerja menjaga tokonya. Upah yang saya terima dapat digunakan untuk melanjutkan kuliah.
Orang tua tidak mengetahui bahwa saya kuliah di STT. Hingga ketika masuk semester dua barulah saya memberitahu mereka. Saya katakan bahwa saya ingin menjadi hamba Tuhan (Pendeta) dan ini sudah menjadi keputusan saya, terserah papa dan mama menyetujui atau tidak. Akhirnya mereka mengalah dan mengatakan kepada saya, “mau kuliah dimana saja terserah asalkan tidak minta uang kuliah”, karena saya dianggap sudah dewasa.
Selama saya berada di rumah, saya terus berdoa dan memasang lagu-lagu rohani. Hal ini membuat orang tua dan para tetangga saya tidak suka dan merasa terganggu. Bahkan sempat terjadi keributan dengan salah satu kakak yang berprofesi sebagai bandar. Namun saya hanya dapat berseru dan menangis kepada Tuhan atas cercaan mereka. Sebagai manusia saya sempat protes kepada Tuhan, kenapa saya harus mengalami hal seperti ini?
Tetapi Tuhan itu baik, Tuhan ijinkan mama kembali jatuh sakit dan harus di operasi. Kakak mulai mencari saya agar dapat mendoakan mama. Pasca operasi mama masih terus saja menangis. Tubuhnya tidak sakit tapi ia seperti sakit.
Saya mulai mengajak keluarga untuk bersatu di dalam doa. Kami memuji dan menyembah Tuhan. Sungguh dahyat Ia mendengar seruan doa kami, mama berangsur-angsur mulai sembuh. Melihat hal itu papa akhirnya mau ke gereja.
Puji Tuhan melihat orangtua mulai rajin ke gereja saya sungguh bersyukur, namun kehidupan lama mereka masih belum berubah dan tidak ada buah pertobatan. Saya meminta kepada Tuhan, agar menutup usaha perjudian yang sudah membuat Tuhan tidak berkenan sekalipun usaha itu sudah menjadi satu-satunya mata pencaharian keluarga.
Herannya usaha papa semakin hari semakin besar bahkan ditambah lagi dengan mesin-mesin perjudian yang baru, dan bertambah banyak orang yang datang. Dalam hati, saya tidak bisa membiarkan hal ini, sebagai anak Tuhan saya harus berdampak. Saya berdoa lebih sungguh lagi kepada Tuhan dengan berdoa dan puasa .
Pada akhir tahun 2020, Tuhan menjawab dengan mendatangkan kesatuan polisi untuk menutup usaha yang sudah berjalan selama 10 tahun lebih. Seperti membalikan tangan dalam sekejab waktu usaha keluarga bangkrut. Bahkan para penguasa di tempat itu juga memerintahkan agar usaha papa saya ditutup
Saya menyaksikan mesin-mesin judi dibawa oleh tim kepolisian. Herannya dalam kondisi itu saya tidak merasakan sedih, justru merasa senang. Tidak demikian dengan orangtua saya, mereka marah tidak bisa menerima ketika mereka mengetahui bahwa selama ini sayalah yang mendoakan agar usahanya di tutup. Dengan tenang saya menyakinkan kedua orang tua, bahwa Tuhan sangat tidak berkenan dengan usaha itu. Apabila Tuhan yang menutupnya pasti Ia akan bertanggung jawab memberi usaha yang baru yang berkenan dihadapan-Nya.
Akhirnya mereka pun mau berserah kepada Tuhan. Puji Tuhan, janji Tuhan sungguh terbukti ketika ada seorang hamba Tuhan memberikan seekor hewan ternak untuk papa. Akhirnya dapat dikembang biakkan, saat ini telah menjadi puluhan ekor. Selain itu dengan berkat yang ada, kami dapat membeli sebidang tanah untuk bercocok tanam dengan menanam kelapa sawit.
Sungguh heran dan ajaib perbuatan Tuhan Yesus atas kami. Dia sanggup memelihara keluarga saya sampai hari ini tanpa kekurangan suatu apapun. Bahkan Tuhan yang selalu mencukupkan kebutuhan kami. Kini kami merasakan bahwa Tuhan menjadikan keluarga kami indah pada waktu-Nya. Orang tua lebih sungguh-sungguh kepada Tuhan.
Bahkan keluarga besar yang belum mengenal Tuhan, mulai mengajak kami berkumpul untuk berdoa bersama-sama. Para tetangga yang awalnya tidak suka mendengar lagu puji-pujian, kini datang ke rumah merasa diberkati dengan pujian tersebut.
Herannya ketika saya di rumah, dan mereka belum melhat saya berdoa dan memuji Tuhan, pasti mereka bertanya-tanya. Saya percaya Tuhan telah memulihkan keluarga ini. Puji Tuhan Dia mengubahkan kami dari yang tidak ada harapan, gelap dan tidak ada masa depannya, saya sekarang menuai hasilnya. Semoga dengan kesaksian saya ini dapat menjadi berkat dan semangat bagi setiap mereka yang berbeban berat dan mengalami seperti apa yang telah kami lalui.
Sekalipun kita sedang melewati padang gurun yang penuh dengan cacian, hujatan orang-orang disekeliling kita. Percayalah bahwa doa, pujian dan puasa yang kita kerjakan semuanya tidaklah sia-sia. Pasti suatu saat nanti kita akan menuai dan mengecap manisnya buah pergumulan kita. Tetaplah setia, percaya, berharap, berserah dan jangan pernah menyerah, bangkitlah dan jadilah pemenang. Amin.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.