Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
YesusTeladanIntegritasdalamPerbuatan.pdf
Ruang Kesaksian
“Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah,
dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payahmu tidak sia-sia.”
1 Korintus 15:8
Perkenalkan nama saya Cynthia dan suami saya Andanu, kami memiliki seorang putri bernama Bella. Andanu adalah Gembala Cabang GBI Cijantung Rayon 1G. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi cerita bagaimana Tuhan memberikan mujizat serta pertolongan-Nya yang sungguh ajaib.
Ini semua bermula ketika anak kami Bella mengalami panas tinggi, karena saat itu pandemi COVID-19 sedang tinggi, Bella pun menjalani tes PCR dan ternyata hasilnya positif. Besoknya kami sebagai orang tua, diharuskan menjalani PCR. Setelah keluar hasilnya positif Covid, kami diberikan obat-obatan dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun pada hari ke enam suami saya mulai muntah-muntah. Setiap ia makan, minum obat pasti muntah, sehingga banyak kehilangan cairan tubuh. Seminggu kemudian saat Bella sembuh, kondisi saya dan suami masih lemas.
Hari Selasa tanggal 29 November 2022, pagi hari saat Bella pamit mau pergi ke sekolah, ia melihat kedua mata papanya sudah putih dan bicaranya pun sudah pelo. Awalnya saya berpikir kondisi kesehatan suami sudah membaik, karena ini hari ke 9-10 isolasi mandiri kami. Kira-kira jam 9 pagi, saya sempat melihat Andanu mau berdiri ke toilet, tapi karena tubuhnya lemah, dia jatuh terduduk dan berbaring kembali di tempat tidur. Saat saya bertanya mau makan apa, saya kaget karena ia menjawab seperti melantur/ mengigau dan pelo, matanya kelihatan putih semua, ke dua tangannya sudah kaku. Ternyata Andanu sudah tidak sadarkan diri. Saya segera membawanya ke IGD Rumah Sakit.
Sampai di IGD, ia langsung diinfus dan dirawat di ruangan khusus. Saya hanya bisa melihat dari balik kaca, saat dipasang selang infus di tangan kanan dan kiri, selang oksigen untuk pernapasan di hidung dan mulut, juga ada selang untuk urine/ kateter. Sore harinya anak saya kaget melihat kondisi ayahnya yang belum sadar. Kami berdua tidak diperbolehkan masuk ke ruangannya, hanya melihat dari balik kaca, badannya sudah dipasang banyak sekali selang dan ada alat monitornya.
Melihat kondisi seperti itu, hati saya sedih, saya tidak tahu apakah suami saya akan selamat? Semalaman kami menunggu di RS, berdoa, dan terus berdoa minta pertolongan Tuhan, supaya Andanu disembuhkan. Saat saya bertemu suster perawat dan minta waktu 5 menit saja untuk masuk ke ruangan kaca supaya bisa mendoakan, saya tidak diizinkan masuk.
Beberapa pemeriksaan pun dilakukan seperti scan otak, Puji Tuhan hasilnya baik, tidak ada pendarahan, dan paru-parunya juga bagus. Tetapi jantungnya lemah/ kritis dan menurut dokter bisa berhenti sewaktu-waktu, lalu ginjalnya juga bermasalah. Beberapa kali gula darahnya diperiksa dari 500, tengah malam menjadi 1000 lebih. Dokter menyarankan untuk dilakukan cuci darah, jika keadaan terus memburuk.
Tengah malam saya dan putri saya dipanggil dokter, untuk menandatangani Form / Surat pernyataan menyatakan, jika terjadi kondisi gawat darurat dapat dilakukan pertolongan pertama melalui beberapa tindakan.
Saat itu juga kami harus menandatangani form itu berdua bersama dengan anak saya Bella. Selesai menandatangani form tersebut, hati saya galau, perasaan saya tidak tenang, saya takut jika terjadi dampak dari tindakan-tindakan tersebut. Setelah beberapa lama, saya berinisiatif mencari dokter/ perawat yang menyerahkan form itu, namun tidak ketemu, dan surat itu tidak bisa dibatalkan.
Keesokan paginya karena belum sadar, berita mulai tersebar, banyak orang yang berdoa untuk kesembuhan suami saya. Ibu Gembala kami, Ibu Olga Rajagukguk menelpon dan berdoa menguatkan saya. Pengerja dan jemaat GBI Cijantung berdoa bersama melalui Zoom jam 12 siang. Tim Rayon 1 G pun mendoakan kesembuhan Andanu.
Hampir 30 jam Andanu belum juga sadar. Tiba tiba saya ditelpon Gembala kami, Bapak Pdt. Johannes Rajaguguk yang datang ke RS. Karena tidak dapat parkir, beliau hanya dapat ijin parkir sebentar di depan IGD. Kemudian beliau berdoa bersama di depan tembok IGD, persis di mana posisi kepala Andanu berada di balik tembok itu.
Tiga puluh menit kemudian saya dan anak saya bertemu perawat di depan ruangan kaca dan menanyakan kondisinya. Saat itu kami diperbolehkan melihat dari depan pintu yang terbuka. Langsung kami berseru memanggil namanya. Puji Tuhan, Andanu sudah sadar dan bisa mengangkat tangannya, menoleh ke kami, dan juga terdengar pelan suara balasannya. Puji syukur kepada Tuhan setelah 30 jam tidak sadar, Andanu sudah sadar kembali. Setelah 3 malam di RS Andanu diperbolehkan dirawat di rumah dengan memakai selang makanan di hidung sampai 2 minggu.
Bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Tuhan memberikan mujizat kesembuhan, kesehatannya berangsur pulih. Sekarang setelah 4 bulan berlalu, Puji Tuhan jantung dan ginjalnya sembuh total dan gula darahnya normal serta tidak perlu cuci darah. Tuhan melakukan bagian-Nya, memulihkan keadaan suami saya, yang awalnya seperti tidak ada harapan lagi, namun karena banyak orang yang mendoakannya, Tuhan menunjukan kuasa-Nya.
Ada beberapa pengalaman rohani / spiritual yang dialami Andanu selama tidak sadar (30 jam) di RS, diantaranya adalah :
Kalau Andanu, suami saya mengalami mujizat kesembuhan dari Tuhan. Itu artinya tugasnya di dunia ini belum selesai. Harus menyelesaikan tugasnya di dunia ini sampai selesai, lalu pulang ke rumah Bapa yg permai. Haleluyah !! Maranatha !!
Ruang Remaja
Apakah Sobat Warta pernah terpikir bahwa Allah Tritunggal dan hubungan sosial kita (seperti: berkeluarga, berteman, bersahabat, dsb) dengan sesama mestinya memiliki banyak kesamaan?
Allah adalah tiga pribadi dalam satu hubungan. Dia berhubungan dengan cara tertentu. Karena kita dibuat menurut gambar Allah, maka kita juga dibuat untuk saling berkaitan dengan cara yang sama.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari tentang ‘sebuah hubungan’; dari ke Tritunggal an Allah:
It’s Not Good To Be Alone
Allah pada hakikatnya adalah hubungan. Bapa tidak akan menjadi bapa jika tidak ada anak. Anak tidak akan menjadi anak jika tidak ada bapa. Demikian juga, Roh disebut sebagai 'roh Yesus' (Filipi 1:19) dan 'roh Allah'. (Filipi 3:3)
Persahabatan kita juga membutuhkan hubungan yang saling terkait - seperti Bapa, Anak, dan Roh Kudus tersebut. Kita juga harus memiliki hubungan yang kuat dan sehat (have a community) dengan teman-teman kita. Kita tidak bisa hidup dalam isolasi dan meraih kesuksesan sendiri.
It’s Good To Be Different and Unique
Setiap pribadi Tritunggal berbeda dan unik. Bapa bukanlah Anak, yang bukan Roh, yang bukan Bapa. Ketiganya memainkan peran dan memiliki karakteristik yang berbeda.
Persahabatan kita juga membutuhkan perbedaan - seperti ketiga pribadi dalam Tritunggal, setiap teman kita memiliki perbedaan yang unik dan kualitas yang berbeda. Kita harus menerima perbedaan dan menghargai, bahkan memahami bahwa hal itu memperkaya life resource kita.
Loving in Interdependence Is the Way To Relate
Hubungan internal Allah adalah kasih. Anak tidak mandiri dari Bapa. Bapa tidak mandiri dari Roh. Roh tidak mandiri dari Anak. Kasih dan bekerja sama adalah inti dari the great relationship of our God.
Persahabatan kita juga membutuhkan kerjasama yang penuh kasih - seperti dalam hubungan internal Allah. Kerja sama yang penuh kasih menjadi dasar hubungan kita dengan teman-teman kita, tanpa kita harus mengorbankan jati diri kita. Kita bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan memperjuangkan kebaikan satu sama lain.
Jadi, jika kita benar-benar percaya bahwa Allah kita itu Tritunggal, dan bahwa kita dibuat menurut gambar-Nya, kita juga akan memikirkan hubungan sosial kita sesuai dengan yang diteladankan oleh Allah.
Kita Akan Memikirkan Tentang Kesatuan
Daripada mengejar hal-hal yang menguntungkan diri sendiri dan menunggangi orang lain untuk mencapai tujuan kita, kita akan lebih memilih untuk melayani Allah dan sesama. Dan kita akan mempertimbangkan kebutuhan mereka setara dengan kebutuhan kita sendiri.
Kita Akan Menghargai Perbedaan
Pernahkah kita memperhatikan bahwa kebanyakan orang takut dengan orang lain yang berbeda dari mereka? Tetapi ketika kita memiliki cara pandang bahwa Allah Tritunggal adalah unik, kita juga bisa melihat bahwa setiap orang memiliki kualitas yang unik yang bisa kita hormati dan hargai, tanpa harus membuat semua orang sama seperti kita.
Kita Akan Diliputi Kasih dan Saling Membangun
Dengan kata lain, apa yang dilakukan oleh satu orang memengaruhi orang lain. Apa yang dibutuhkan oleh satu orang bisa dipenuhi oleh orang lain. Apa yang dicoba oleh satu orang bisa dibantu oleh orang lain.
So, bagaimana dengan kita? Apakah artikel ini mengubah caramu memikirkan hubungan sosialmu? Pikirkanlah tentang seberapa penting kebersamaan, perbedaan, dan saling keterkaitan dalam persahabatanmu. Tuhan Yesus memberkati (MA)
Dunia Kita
Mata adalah satu dari panca indera yang punya fungsi sangat penting. Tanpa mata maka segalanya akan terlihat gelap. Kita tidak akan bisa melihat apapun. Apakah itu berbagai keragaman ciptaan Tuhan, keindahan warna-warni dunia, segala karya seni yang indah akan luput dari penglihatan kita tanpa adanya sepasang mata.
Tahukah Anda?
Saat dilahirkan, semua bayi buta warna. Dibutuhkan proses perkembangan sekitar 1 tahun untuk bayi bisa melihat warna.
Pada usia 7 tahun mata kita baru sepenuhnya berkembang secara fisiologis. Berat bola mata manusia adalah setengah dari berat bola golf, dan hampir 80% informasi yang masuk ke otak kita adalah melalui indera penglihatan (mata).
Apa Kata Alkitab Tentang Mata?
Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
Ulangan 32:10
Mari kita lihat sebentar sebuah bagian dari kisah hidup Daud. Ketika Daud dikejar-kejar musuh, Daud pun mengaitkannya dengan biji mata ini dalam menantikan perlindungan Tuhan.
Jika manusia menganggap mata itu penting atas banyak alasan, demikian pula bagi Tuhan. Betapa indahnya ketika Tuhan menganggap kita bagai biji mata-Nya. Dia akan senantiasa menjaga, melindungi dan mengawasi kita bagaikan menjaga biji mata-Nya sendiri.
Jika Tuhan sudah menjanjikan sebuah jaminan pemeliharaan yang sama pentingnya seperti melindungi biji mata-Nya sendiri, maka itu artinya kita tidak perlu khawatir, tidak perlu ragu, tidak perlu takut dalam menatap hari depan, Karena kita biji mata-Nya Tuhan. (LY)
Ruang Kesaksian
“Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah pujianku!”
Yeremia 17:14
Perkenalkan nama saya Sri Lestari, 53 tahun, asal Sukoharjo. Sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2010 saya mengalami kecelakaan sepeda dalam perjalanan pulang ke rumah usai mengikuti acara gereja di Boyolali. Entah mengapa tiba-tiba sepeda yang saya kendarai oleng dan hilang keseimbangan. Saya jatuh, dan tidak sadarkan diri. Beberapa orang yang melihat peristiwa itu segera menolong dan membawa saya ke rumah sakit terdekat di Boyolali.
Setelah siuman saya tidak bisa menggerakkan beberapa anggota tubuh saya. Terus terang dalam hati timbul rasa panik dan kuatir. Setelah menjalani pemeriksaan diketahui kalau saya mengalami gejala stroke. Saya mengalami penyumbatan pembuluh darah karena kadar kolesterol yang tinggi. Hal itu mengakibatkan badan sebelah kiri saya tidak bisa bergerak. Setelah berbagai usaha pengobatan dan perawatan di rumah sakit puji Tuhan akhirnya saya kembali pulih.
Namun pada 13 Agustus 2017 untuk yang kedua kalinya saya kembali mengalami serangan stroke dengan kondisi bola mata saya berbalik ke arah yang tidak normal. Selain itu saya tidak bisa berbicara, dan separuh badan sebelah kiri saya mati rasa. Saya sama sekali tidak dapat merasakan dan menggerakkan anggota tubuh saya sebelah kiri.
Saat itu banyak pertanyaan yang melintas dalam pikiran saya. Saya takut sekali, mengapa bisa seperti ini? Saya mulai berpikir apakah saya bisa kembali melakukan aktifitas seperti biasa, apakah saya akan menyusahkan banyak orang terutama anak dan saudara-saudara saya? Saat itu saya hanya bisa berharap kepada Tuhan, saya percaya Tuhan Yesus sanggup melakukan pemulihan dan kesembuhan.
Saya kembali menjalani perawatan di rumah sakit selama 5 hari dan seiring dengan berjalannya waktu saya terus berusaha mengupayakan untuk dapat sembuh dengan melakukan terapi, mulai dari belajar jalan dan juga bicara.
Saya sering dikuatkan oleh acara “Mujizat itu Nyata” setiap hari minggu pagi di RCTI. Sepanjang penantian itu saya hanya berdoa dan memuji Tuhan. Saya katakan kepada Tuhan, “Tuhan… tolong sembuhkan dan pulihkan saya.” Saya terus berdoa, memuji dan juga menyembah Tuhan.
Hingga suatu waktu, Pendeta di gereja saya memberitahukan bahwa akan ada KKR Healing Movement Crusade di Lapangan Gelora Merdeka, Sukoharjo. Waktu mendengar hal itu saya sangat bersukacita, seperti Tuhan mendengar seruan doa saya. Saya sangat antusias untuk bisa mengikuti ibadah KKR ini.
Hari itu pun tiba, saya diantar oleh anak dan 3 saudara saya. Ketika saya didoakan oleh tim dari KKR saat itu, Tuhan menjamah saya. Saya seperti merasakan ada urapan dan kekuatan datang dalam diri saya. Kekuatan ini lebih besar dari kekuatan saya dan semakin bertambah sampai akhirnya saya mengalami kesembuhan dan saya dapat berjalan kembali. Saya tidak lagi membutuhkan tongkat untuk menyangga tubuh saya.
Saya sangat bersukacita dan bersyukur karena Tuhanku luar biasa. Dia adalah pemberi mujizat dan Dia jugalah yang memulihkan seluruh keberadaan tubuh saya sehingga saya dapat kembali beraktifitas seperti biasa. Haleluya, sekarang saya sudah sembuh, Tuhan Yesus baik!
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.