Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Daud berkata kepada para hambanya yang berada di Yerusalem,
Bangunlah, marilah kita lari, kalau tidak,
tidak ada di antara kita yang akan lolos dari Absalom."
2 Samuel 15:14a
Hari-hari ini dunia bisnis sedang bergerak. Perubahan era telah banyak mengubah tata cara berbisnis. Contoh yang paling terlihat adalah bisnis retail. Banyak toko-toko yang mulai tutup dan berpindah haluan menjadi online shopping.
Namun tahukah Anda bahwa perubahan ini bisa menjadi sangat menyulitkan bagi sebagian para profesional dan pebisnis yang bekerja di dalamnya? Mereka mesti mengubah administrasi, mengubah sistem, dan masih banyak lagi. Dan tentu bukan suatu hal yang mudah ketika orang harus keluar dari zona nyaman.
Tidak hanya itu, perubahan manajemen ini juga sering membuat karyawan khawatir, karena perusahaan bisa saja melakukan pengurangan karyawan sebagai bentuk penyelamatan perusahaan dari kehancuran.
Ada dua tokoh di Alkitab yang sama-sama pernah menghadapi perubahan yakni raja Saul dan raja Daud. Pada waktu itu Saul menyadari bahwa posisinya sebagai raja terancam, dia kehilangan damai sejahtera. Maka ia menjadikan Daud sebagai sasaran kemarahannya.
Daud berbeda dengan Saul, ketika salah satu anaknya, Absalom melakukan pemberontakan dan hendak mengambil alih kerajaan, ia justru memilih untuk mundur dan mengalah pergi dari istana. Tentu situasi tersebut membuatnya tidak nyaman, namun Daud tetap menautkan hati pada Allah.
Lihatlah, kedua tokoh Alkitab tersebut sama-sama menghadapi hal yang tidak mereka inginkan, namun yang satu berusaha mengatasinya dengan cara-cara daging, dengan kehendak sendiri, yang satu lagi memecahkannya dengan hikmat, dengan mengandalkan kekuatan Tuhan.
Mari belajar dari Daud, ketika terjadi hal yang membuat kita tidak nyaman, carilah Tuhan. Ya, ketimbang hanya gusar, mengeluh, lalu lebih parahnya memakai cara-cara yang kita kira baik, padahal keliru, akan jauh lebih baik kita membawanya dalam doa.
Percayalah, saat kita bertanya sepenuh hati, Tuhan pun akan menunjukkan jalan-jalan yang mesti kita tempuh. Seringkali, setelah berdoa kita akan menemukan bahwa pemecahan masalah yang tengah dihadapi, begitu simple, tidak serumit yang kita bayangkan sebelumnya. Percayalah ! (MA)
Ruang Keluarga
"Dan lagi Aku berkata kepadamu:
Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku,
di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Matius 18:19-20
"Jadi karena dalam Kristus
ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh,
ada kasih mesra dan belas kasihan,
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan."
Filipi 2:1-2
"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
Yosua 24:15
Untuk membangun sebuah keluarga yang sehat dan kuat, kita harus mulai dengan melakukan usaha yang disengaja untuk membangun keintiman rohani, baik secara individu maupun bersama. Keintiman rohani ini akan mengatasi akar dari semua permasalahan dalam sebuah pernikahan. Membangun keintiman rohani tidaklah mudah, mengingat sifat manusiawi kita. Tapi kita seharusnya tidak putus asa karena Tuhan memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan untuk terhubung secara rohani. Dia tidak meninggalkan kita dalam kegelapan dan juga Dia tidak membiarkan kita tidak berdaya. Jika kita berhasil dalam bagian ini, maka kita sudah berada pada jalur yang benar untuk menikmati keluarga yang sehat dan kuat, yang Tuhan ingin untuk kita miliki.
Untuk membangun keluarga yang sehat dan kuat, kita perlu untuk ‘berjalan’ bersama dengan Tuhan. Kita harus dekat dengan Bapa Surgawi. Tuhan harus terlibat dalam keluarga kita. Tuhan adalah Pihak yang terus aktif dalam pernikahan kita, tempat kita menaruh pengharapan di saat-saat sulit dalam keluarga.
Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk membangun keluarga yang sehat dan kuat:
1. MEZBAH KELUARGA
Mezbah keluarga secara teratur menghasilkan hubungan dan ikatan yang kuat antar anggota keluarga. mezbah keluarga secara konsisten akan berdampak pada:
Mezbah keluarga melibatkan hati dan memberdayakan jiwa, mencakup rasa sakit yang terdalam dalam jiwa kita: luka kita, kegagalan kita, kesedihan, dan tantangan yang sedang maupun yang akan kita hadapi. Bergumul dengan berbagai kenyataan hidup ini, dan di sisi lain ada janji-janji dan cinta abadi-Nya, membantu kita untuk membangun keintiman spiritual yang sejati.
Mezbah keluarga bisa juga berupa ucapan pujian atau ucapan syukur yang sederhana, atau permintaan untuk perlindungan dan menyerahkan hari ini kepada Tuhan. Kita harus menyisihkan waktu tertentu setiap hari untuk mezbah keluarga.
Kunci pentingnya bukan soal panjang pendeknya waktu dalam mezbah keluarga, tetapi pada konsistensi, sungguh-sungguh, dengan hati yang tulus dan terbuka satu sama lain.
2. BERIBADAH BERSAMA
Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan. Ibadah menghubungkan manusia yang alami dengan Tuhan yang supernatural. Hal ini memungkinkan kita untuk mengungkapkan penghormatan kepada Dia dan menjadi sangat sadar dan bersyukur atas semua yang telah dilakukan-Nya untuk umat manusia.
Ibadah menunjukkan pengakuan kita akan kedaulatan Allah, mengungkapkan rasa syukur kita atas kasih-Nya, dan mengajarkan kepada kita kerendahan hati saat kita menyadari bahwa kita diterima oleh Allah Pencipta yang Kudus.
Ibadah menyejukkan hati yang lelah. Ibadah memberi kita kekuatan untuk terus maju dalam tantangan.
Selain mezbah keluarga, beribadah bersama juga sangat penting dalam membangun keintiman rohani dalam keluarga. Dengan sengaja menjalani ibadah bersama akan menumbuhkan dan memperkuat kesatuan keluarga. Kesatuan memberi kekuatan untuk mengatasi kesulitan dan juga serangan musuh. Lebih penting lagi, beribadah sebagai satu daging akan membangun keintiman rohani dalam keluarga.
3. BERTUMBUH BERSAMA DALAM FIRMAN-NYA
Cara lain untuk ntuk membangun keintiman rohani adalah dengan mengenal Tuhan secara pribadi. Meskipun kita tidak bisa mengenal Tuhan sepenuhnya dengan pikiran kita yang terbatas, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengenal Dia lebih baik, melalui firman-Nya yang tertulis. Semua yang perlu kita ketahui tentang Bapa ditemukan dalam kata-kata yang tertulis di Alkitab: karakter-Nya, sifat-sifat-Nya, kasih-Nya, keagungan, kemahakuasaan, rahmat, kasih karunia, dan lain-lain.
Meskipun kita tidak dapat sepenuhnya memahami Dia, Alkitab mengungkapkan secara memadai kepada kita bahwa Dia mengasihi kita dan menginginkan kita untuk berdamai dengan Dia, supaya kita mengenal Dia. Melalui Alkitab, kita bisa mengenal sifat dan karakter ALLAH, mengimani dan meyakini kesetiaan-Nya untuk menepati janji-janji-Nya.
Dengan alasan ini, penting bagi seluruh keluarga untuk membaca Alkitab bersama dan tumbuh bersama-sama dalam pengetahuan akan Tuhan. Asupan firman Tuhan bagi keluarga pasti akan menghasilkan kehidupan rohani yang lebih sehat. Dan roh yang sehat menghasilkan hubungan yang lebih sehat!
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela."
Efesus 5:25-27
Dari ayat tersebut di atas, jelas bahwa suami sebagai kepala keluarga mempunyai tanggung jawab yang sangat penting, yaitu membuat istri dan anak-anak untuk hidup kudus dan tak bercela.
Ada beberapa cara untuk melakukan ini:
Membangun keintiman rohani harus dimulai dengan sebuah kesadaran. Kesadaran bahwa kita adalah manusia yang kekuatannya terbatas, tapi kita punya Tuhan yang kuasa-Nya tak terbatas. Ia-lah Sang Kreator dan Inisiator terbentuknya keluarga. Dan Ia mau dan siap untuk melindungi dan menolong kita membangun keluarga yang sehat dan kuat. (TB).
Ruang Kesaksian
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
Yeremia 29:11
Perkenalkan nama saya Maria, saya seorang istri dan ibu dari 1 orang putri. Profesi saya adalah seorang dokter umum. Saya dan keluarga melayani di GBI MTH Rayon 1G. Saya ingin berbagi kisah tentang keajaiban Tuhan serta pertolongan dan campur tangan Tuhan dalam hidup saya.
Bermula pada bulan Desember 2020, waktu saya bangun pagi, saya merasakan nyeri di leher sebelah kanan. Saya coba periksa, dan ternyata ada benjolan. Padahal saya tidak demam, batuk ataupun pilek.
Karena saya juga seorang dokter, maka saya coba mengobati sendiri. Namun setelah 1-2 minggu ternyata tidak ada perubahan. Pikiran saya sudah kemana-mana, timbul rasa kuatir, takut bercampur aduk. Akhirnya saya memutuskan untuk konsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
Saya pun melakukan beberapa pemeriksaan, dari mulai cek darah, rongent, biopsi dan CT scan. Selama menunggu hasilnya, hati saya berdebar-debar. Karena saya orang medis, dugaan saya adalah TBC kelenjar. Namun yang saya kuatirkan jika itu adalah sebuah penyakit yang ganas (kanker). Saya terus berdoa, berharap hasilnya bukan merupakan sesuatu yang membahayakan atau pun sesuatu yang ganas.
Puji Tuhan hasil pemeriksaan keluar, dan saya dinyatakan TBC kelenjar, tetapi paru-paru saya bersih sehingga tidak menularkan ke orang lain. Dokter mengatakan untuk proses kesembuhannya saya harus menjalani pengobatan kurang lebih 9 bulan sampai 1 tahun lamanya.
Tidak sampai di situ, anak saya yang usianya baru 1 tahun lebih ternyata juga ada benjolan di lehernya. Melihat hal ini kami takut, kuatir, kami tidak mau anak sekecil ini harus mengkonsumsi banyak obat setiap harinya. Saya pun konsultasi dengan beberapa Dokter Spesialis Anak, saat pemeriksaan dinyatakan normal pada anak. Jika ada penurunan berat badan, batuk dan demam lama cepat bawa ke dokter..
Dua bulan awal saya pengobatan, benjolan di leher saya semakin membesar, besarnya sebesar telur ayam, kadang telur bebek. Padahal saya sudah minum obat rutin, 6-8 tablet yang harus saya konsumsi setiap harinya. Dua bulan itu pula alergi yang saya alami semakin memburuk. Tiap pagi alergi, sehingga saya bersin-bersin dan pilek dan terkadang bisa seharian bersin.
Sementara saya minum obat-obatan, jujur saja ada rasa takut menyeruak dalam hati saya. Saya terus bergumul dari hari ke hari, berdoa biar mujizat Tuhan yang bekerja. Di sinilah dimulainya perjuangan iman, hari lepas hari yang saya lewati tidak lepas dari doa dan doa. Sementara saya rutin minum obat, saya percaya kepada Tuhan sebagai satu-satunya dukungan dan harapan saya. Saya sangat berharap Tuhan menyembuhkan saya.
Puji Tuhan, setiap pagi di cabang kami, dari PPA ada doa dan saat teduh bersama. Tuhan tidak tinggal diam, Tuhan kirimkan orang-orang; dari adik-adik yang melayani di sekolah minggu sampai kakak-kakak yang kuliah bahkan yang sudah bekerja, mereka sama-sama mendoakan saya. Di situ saya didoakan setiap hari, tanpa terlewatkan satu hari pun.
Iman saya dikuatkan, iman saya bangkit, perjuangan iman saya terus berjalan dari hari ke hari, bulan ke bulan. Saya percaya bahwa doa adalah kunci kesembuhan yang akan saya dapatkan.
Bulan September 2021, saya kembali cek ke lab dan rongent. Hasilnya sungguh luar biasa, saya dinyatakan sembuh total dalam waktu 9 bulan saja. Bahkan benjolan yang tumbuh di leher saya juga hilang dan hasilnya bersih.
Tuhan Yesus sungguh baik. Cinta kasih Tuhan Yesus yang sudah menyembuhkan saya, dengan memberikan proses percepatan sesuai waktunya Tuhan yaitu 9 bulan, yang seharusnya 1 tahun. Puji Tuhan anak kami juga sehat, tidak pernah batuk, pilek ataupun penurunan berat badan. Benjolan di lehernya pun hilang dengan sendirinya.
Saya hanya bisa merenungkan kebaikan Tuhan yang tidak pernah habis dalam hidup saya. Mengucap syukut buat hari yang Tuhan beri. Sungguh Tuhan Yesus baik dan teramat baik.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.