Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat,
mereka berkata: "Itu raja Israel!"
Lalu mereka mengepung dia, untuk menyerang dia,
tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya.
Allah membujuk mereka pergi dari padanya."
2 Tawarikh 18:31
“Sini biar aku yang urus,” kata Gergaji. Dengan gigi-gigi yang tajam, ia pun mulai menggergaji. Tapi dia kaget dan kecewa, semua giginya jadi tumpul dan rontok. “Apa kubilang, kalian tidak bisa. Sini, aku tunjukkan caranya,” kata Palu. Tapi baru sekali dia memukul, kepalanya terpental sendiri, dan baja tetap tidak berubah.
“Boleh aku coba?” tanya Api. “Kamu begitu lemah, sepertinya tidak bisa,” ujar Kapak. Api tersenyum lalu mulai memeluk dan mendekap erat-erat si baja tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itu lama-lama meleleh.
Ketika Raja Yosafat dikepung musuh, dia berseru kepada Allah. Lalu Allah datang dengan pertolongan-Nya. Dia tidak hadir dengan pasukan bala tentara malaikat. Bantuan-Nya juga tidak lewat guntur, kilat atau gempa bumi yang dahsyat. Melainkan cara Allah justru unik, bukan dengan sesuatu yang keras dan frontal, sebaliknya malah dengan bujukan. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Allah membujuk orang-orang yang mengepung Yosafat itu sehingga mereka pergi darinya. Sobat Warta, Allah saja yang adalah pribadi yang kuat, yang berhak melakukan apapun, tetap menggunakan cara-cara yang elegan. DIA tahu kapan harus menghadapi ciptaan-Nya dengan tulah-tulah mematikan, dengan pukulan dan hantaman tanpa ampun. Namun di sisi lain, Dia pun mengerti bagaimana harus bertindak dengan bujukan dan cara-cara halus. Sebagai anak-anak-Nya, mari kita renungkan hal ini juga. Hanya karena kita punya otoritas, bukan berarti segalanya harus memakai cara-cara keras, bukan? Mohonlah hikmat Tuhan sehingga kita paham kapan mesti menggunakan strategi yang frontal, tegas, keras dan kapan harus memakai cara-cara persuasif namun tetap efektif. (MA)Ruang Marketplace
"Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa,
dua belas bakul penuh."
Matius 14:20
1. Kenalilah KEBUTUHAN Orang Banyak
Dari penjelasan diatas mulanya para murid berupaya lari dari tanggung jawab, namun oleh perkataan Sang Guru akhirnya mereka taat. “Tetapi Yesus berkata kepada mereka:“Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."
Matius 14:16
John C. Maxwell pernah berujar,
“Orang tidak peduli seberapa banyak yang kita tahu, sampai mereka tahu seberapa banyak kita peduli.”
Sayangnya, banyak orang ketika terdesak kebutuhan diri sendiri, cenderung makin ‘selfish’, terfokus kepada diri sendiri dan bukannya terfokus kepada kebutuhan orang banyak. Padahal, orang-orang yang terbilang berhasil dalam kehidupannya adalah orang-orang yang peka melihat kebutuhan yang sedang eksis.2. Sadarilah POTENSI yang Kita Miliki
Para murid berujar,
“Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
Matius 14:17
Bill Porter adalah seorang penderita celebral palsy, yakni orang yang mengalami kurangnya asupan oksigen ke otak saat lahir sehingga mengakibatkan perkembangannya abnormal pada kendali otot dan gerakan, namun ia dimampukan mencetak prestasi sampai menerima penghargaan dari perusahaannya, Watkins, sebagai penjual terbanyak. “Meski tubuh melemah, saya masih menelepon pelanggan-pelanggan lama untuk pesanan-pesanan mereka dan terus mengikuti perkembangan apa yang berubah dalam hidup mereka.”
Yang lemah sekalipun jika melekat kepada Sang Sumber Berkat akan melejit dengan cepat.3. Libatkanlah Campur Tangan TUHAN
Lima roti dan dua ekor ikan, tidak menjadi apa-apa, tidak jadi berlipat ganda, sampai itu dibawa kepada Tuhan. Pernahkah kita berpikir bagaimana seandainya jika bekal anak itu tetap ada di tangan murid-murid? Pasti akan tetap jadi makanan yang terbatas jumlahnya, bahkan akan habis dimakan oleh anak itu. Ketika Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.” (Matius 14:18), mereka melakukannya. Renungkan ini, ketika gadget kita rusak, ke mana kita akan membawanya? Saat barang elektronik kita tidak berfungsi dengan semestinya, ke mana kita akan pergi untuk memperbaikinya? Apakah kita akan membawanya kepada orang yang belum punya pengalaman apa-apa? Apakah kita menyuruh orang yang skillnya minim untuk memperbaiki kerusakannya? Tidak bukan? Pasti kita akan mencari dan membawanya kepada orang yang ahli di bidangnya. Maka, jangan pernah melupakan peranan Tuhan. Di tempat usaha, bangunlah sebuah mezbah doa. Persekutuan Doa Kantor sebenarnya adalah sebuah ekspresi bahwa kita mengandalkan Tuhan dan melibatkan-Nya untuk CAMPUR TANGAN. Jangan melangkah dengan kekuatan sendiri.“Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Amsal 3:6
4. Jadilah PENGELOLA Yang Bijak
Setelah lima roti, dua ikan dibawa kepada Yesus, Ia menyuruh murid-murid membagi orang banyak itu dalam kelompok-kelompok kecil, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Kemudian Yesus mengucap berkat, memecah-mecahkan makanan tersebut lalu memberikannya kepada para murid. Murid-murid segera membagikannya kepada orang banyak. Hasilnya, bukan saja ribuan orang mendapat bagiannya, namun juga ada lebihnya 12 bakul. Itulah yang pada akhirnya menjadi milik murid-murid Yesus untuk mereka nikmati. Ya, bukan kebetulan lebihnya adalah 12 bakul, pas dengan jumlah murid Yesus. Kadang orang kurang bijaksana mengelola waktu, mengelola aset atau mengelola anak buah. Alhasil, bukan hanya segalanya jadi terbengkalai, bahkan ia sendiri tidak bisa menikmati hasil dari kerjanya selama ini. Oleh sebab itu, mari jangan hanya sekedar sibuk atau yang penting bergerak. Mainan kuda-kudaan itu terus bergerak, tapi ia tidak berjalan ke mana-mana, tidak mencapai apa-apa. Sebaliknya, mohonlah hikmat-Nya agar kita dimampukan menjadi PENGELOLA yang bijak.“Tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat."
Pengkotbah 10:10B
5. Melangkahlah Dengan IMAN
Pernahkah kita bayangkan bagaimana perasaan murid-murid ketika membagi pecahan-pecahan makanan yang super sedikit itu kepada orang banyak? Ada rasa kuatir tentunya. Mereka bisa saja berpikir, “Mustahil rasanya kalau semuanya kebagian makanan. Bagaimana jika ada yang tidak dapat, lalu mereka protes dan memukul saya? Habislah saya!” Sekalipun mereka mungkin diintimidasi oleh pikiran negatif, mereka tetap melangkah dengan IMAN. Sementara, mereka bergerak, berjalan menghampiri orang-orang, mujizat pun terjadi! Ya, seringkali mujizat menunggu action kita. Lihatlah, kisah lainnya. Lautan tidak terbelah, sampai Musa mengangkat tongkatnya. Air sungai Yordan tidak akan sibak sampai para imam mencelupkan kaki mereka dalam sungai.“Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai."
Yosua 3:15
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.