Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya,
tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya."
Amsal 11:3
Di sebuah desa kecil yang terletak di tengah hutan, hiduplah seorang anak muda bernama Amir. Amir adalah pemuda yang cerdas dan penuh dengan kebaikan. Setiap hari, ia menghabiskan waktunya untuk menjaga ternak milik keluarganya di padang rumput yang hijau. Namun, ada satu hal yang membedakan Amir dari anak-anak lain di desa itu - kejujuran yang tak tergoyahkan.
Suatu hari, ketika sedang merumput, Amir menemukan sebuah dompet besar yang tergeletak di antara rerumputan. Dengan cepat ia membuka dompet itu dan terkejut melihat sejumlah uang yang ada di dalamnya. Sebagian besar anak-anak mungkin akan merasa gembira dengan temuan ini, tetapi tidak bagi Amir. Ia langsung menuju ke rumah kepala desa untuk mengembalikan dompet itu.
Ketika kepala desa menerima dompet itu kembali, ia terkejut dengan tindakan kejujuran Amir. "Anak muda, kau benar-benar memperlihatkan sikap yang mulia. Tidak semua orang akan melakukan hal yang sama sepertimu," ucapnya dengan penuh penghargaan.
Amir hanya tersenyum dan berkata, "Saya hanya melakukan apa yang saya yakini benar, Pak. Kejujuran adalah hal yang harus dijunjung tinggi."
Kabar tentang kejadian itu pun menyebar dengan cepat di seluruh desa. Orang-orang memuji Amir atas tindakannya yang jujur dan mulia. Namun, kejadian ini juga menarik perhatian seorang pedagang kaya yang tinggal di kota terdekat.
Pedagang itu memiliki reputasi yang kurang baik di antara penduduk desa. Ia dikenal sebagai orang yang sering menggunakan kebohongan dan tipu daya untuk mencapai tujuannya. Mendengar tentang kejujuran Amir, ia merasa tertarik dan ingin mengujinya.
Dengan sengaja, pedagang itu meninggalkan dompet berisi uang di tengah jalan menuju desa, berharap ada yang menemukannya. Ketika Amir dan sahabatnya sedang pergi ke desa untuk membeli perlengkapan, mereka menemukan dompet itu.
Terdorong oleh rasa ingin tahu, Amir membuka dompet itu dan terkejut melihat sejumlah uang di dalam dompet tersebut. Namun, sebelum ia sempat memutuskan apa yang akan dilakukan, sahabatnya menyarankan untuk mempertahankan uang itu.
"Kita bisa menggunakan uang ini untuk membeli banyak hal yang kita inginkan, Amir. Tidak ada yang akan tahu," kata sahabatnya dengan menyeringai.
Namun, Amir tidak tergoyahkan. Ia ingat dengan jelas pesan moral yang pernah diajarkan oleh orang tuanya tentang pentingnya kejujuran. Dengan mantap, ia membawa dompet itu ke kepala desa dan mengembalikannya.
Ketika pedagang kaya mendengar bahwa dompetnya telah dikembalikan oleh Amir, ia merasa tercengang. Tidak hanya itu, ia juga merasa malu karena tindakannya yang tidak jujur telah terbongkar. Namun, dari kejadian ini, ia belajar sebuah pelajaran berharga tentang pentingnya kejujuran dalam hidup.
Cerita tentang Amir mengingatkan kita akan pentingnya kejujuran dalam kehidupan. Meskipun terkadang jalan yang lurus dan jujur mungkin terasa sulit, namun pada akhirnya, itu adalah jalan yang membawa kita kepada kebenaran dan kebaikan.
Tidak ada yang lebih berharga daripada mempertahankan integritas dan moralitas kita, meskipun dihadapkan pada godaan dan rintangan yang berat. Seperti yang diajarkan oleh Amir, kejujuran adalah sifat yang harus dijunjung tinggi, karena itu adalah pondasi dari hubungan yang kuat, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun di tengah bisnis. (MA)
Ruang Marketplace
Rasanya sulit membayangkan bagaimana jadinya jika dalam kehidupan kita sehari-hari tidak ada penemuan benda bernama ritsleting. Benda kecil bergerigi, yang jika dikaitkan menjadi satu rangkaian dengan menggeser besi kotak penguncinya, bisa menyatukan atau memisahkan gerigi di sebelah kiri dan kanannya, sehingga celana, jaket atau tas kita bisa terbuka atau tertutup rapi dengan cepat.
Ritsleting ditemukan pertama kali oleh pria bernama Elias Howe pada tahun 1851, lalu disempurnakan lagi oleh Gideon Sundback. Penyempurnaan disain yang dilakukan oleh Sundback inilah yang akhirnya membuat ritsleting dikenal dan tersebar keseluruh dunia.
Meskipun dikenal di seluruh dunia sebagai fastener atau zipper, penemuan ritsleting tidak menjadi primadona bagi fashion desainer dan para perancang tas. Mereka masih merasa bahwa kancing dengan berbagai type adalah pilihan yang terbaik. Sampai tiba masa Perang Dunia Pertama (PD-1). Perang Dunia waktu itu mengharuskan setiap prajurit untuk cepat dan sigap mempersiapkan peralatan perang. Pakaian, jaket dan sepatu mereka harus bisa dengan cepat dipakai atau ditanggalkan. Ritsleting tiba-tiba saja menjadi favorit untuk perlengkapan perang ketika itu di Amerika. Dengan ritsleting, para prajurit dapat menyingkat waktu mereka hanya dengan menggeser penguncinya. Tas, jaket dan sepatu mereka dapat dengan cepat ditutup rapi dan dibuka kembali.
Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1950, sebuah perusahaan di Jepang mengkhususkan diri memproduksi ritsleting dengan proses otomasi dan kualitas yang tinggi lalu memasarkannya ke seluruh dunia. Perusahaan tersebut bernama: YKK (Yoshida Kogyo Kabushikikaisha). Nama ini tentu tidak asing bagi kita, karena nama ini tertera hampir di semua ritsleting yang ada pada celana, tas dan jaket yang kita miliki. Kini Ritsleting menjadi kebutuhan pokok di hampir semua jenis fashion, karena praktis dan cepat. Semua itu karena krisis yang terjadi di dunia ketika perang berkecamuk dan semua orang ketakutan.
Mungkin tak terpikir di benak kita, bahwa krisis senantiasa mengandung peluang, tergantung bagaimana perspektif kita memandangnya.Sebenarnya, tidak ada krisis yang tidak mempromosikan peluang. Jika saja kita melihat krisis sebagaimana kita melihat peluang, kita tentu akan selalu bersahabat dengan semua situasi. Krisis yang kedatangannya tidak mampu kita cegah, sebenarnya adalah cara Tuhan mengirimkan kita peluang-peluang yang besar. Berikut adalah kacamata atau perspektif yang mestinya kita kenakan, ketika melihat atau berada dalam situasi krisis :
Menyikapi dengan POSITIF
Sikap kita ketika menghadapi sebuah kenyataan sangat penting. Apakah kita tetap tenang, tidak panik dan tetap positif ? Atau sebaliknya kehilangan harapan, mulai mengeluh dan patah semangat serta menyalahkan keadaan.
Yusuf mungkin akan sulit menemukan cara bertemu dengan saudara-saudara dan ayahnya, jika bukan karena Tuhan yang mengijinkan terjadinya krisis kelaparan dahsyat yang melanda Mesir waktu itu. Krisislah yang mengkondisikan Yusuf berpeluang menjadi orang paling berpengaruh di Mesir pada jamannya.
"Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya:
Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu."
Kejadian 45:8-9
Seorang lansia tampak gagah ketika mengenakan kaus bertuliskan “Usiaku bukan 60 tahun. Aku adalah pria berusia 16 tahun dengan 44 tahun pengalaman.” Problem sebagian besar orang mungkin sama, tapi sikap orang yang mengalami problem itu yang membuat perbedaan.
Kita perlu menjaga sikap positif dalam setiap keadaan. Tak perlu kuatir berlebihan, tapi juga jangan menjadi korban situasi dengan menyerah pada keadaan yang akhirnya menggiring kita keluar dari panggilan Allah. Krisis itu sendiri sejatinya bukan bencana, karena bencana sesungguhnya adalah ketika krisis sudah berhasil mengubah sikap kita menjadi negatif dan tidak lagi mempercayai Tuhan.
Mendekat kepada TUHAN
“Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?"
Markus 4:38
Yesus menegur para murid ketika mereka membangunkan-Nya waktu tidur di tilam, sewaktu krisis terjadi dan kapal hampir tenggelam akibat angin ribut.
Berusaha mendekat dan “membangunkan” Tuhan adalah sikap yang benar. Karena situasi yang extraordinary biasanya memang tak akan mampu tertangani oleh manusia biasa, dibutuhkan tangan yang maha kuat untuk mengatasinya secara tuntas. Pahamilah bahwa Yesus sebenarnya bukan menegur sikap para murid yang mendekat dan membangunkan-Nya. Yang ditegur Yesus adalah statement negatif dan putus asa yang keluar dari mulut para murid.
Tuhan senang jika anak-anak-Nya mengandalkan Dia dalam segala hal. Jika krisis telah bereskalasi menjadi tak terkendali lagi, naiklah ke tempat yang lebih tinggi dan temui Tuhan dalam doa, pujian dan penyembahan. Dari tempat yang tinggi, perspektif kita dikerjakan ulang dan dibaharui oleh Roh Kudus, lalu hikmat-Nya mengalir ke akal budi kita, sementara berbagai selubung perlahan diangkat dan kita melihat dengan jelas melalui perspektif yang lebih akurat.
Mengantisipasi segala KEMUNGKINAN
Segala keputusan yang kita ambil tidak ada yang bebas dari resiko. Bahkan ketika kita tidak mengambil keputusan apa-apa, dengan maksud menghindari resiko, di situ pun ada resiko, resiko menyesal. Ketika akhirnya kita menyesal mengapa tidak bertindak.
Yang benar adalah kita menganalisa berbagai keadaan dari berbagai input dan masukan.
Krisis bisa di analisa. Banyak metode analisa yang diciptakan para ahli untuk membantu pengambilan keputusan. Salah satunya adalah SWOT, singkatan dari : Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Kita bisa memanfaatkan dan berlatih dengan metode-metode yang ada.
Selain itu, kita juga bisa memperoleh nasihat dari para ahli: Dokter, penasihat hukum, guru/dosen bahkan gembala dan sahabat yang lebih rohani. Semakin dalam analisa dan pertimbangan kita, dengan pertolongan Tuhan melalui doa, keputusan kita akan menjadi presisi dan tepat sasaran.
Mengubah strategi PEPERANGAN
Dalam situasi peperangan yang dinamis, bisa saja terjadi perubahan strategi. Demi mempertahankan kelangsungan bisnis, efisiensi perlu dilakukan. Memangkas berbagai pengeluaran yang tidak mendukung peningkatan produktifitas, menunda liburan, mengurangi penggunaan bahan baku baru, menggunakan sisa potongan material dan lain sebagainya.
Dalam perjalanannya berlayar ke Roma, Paulus dan seisi kapal mengalami situasi krisis yaitu angin badai, “angin timur laut” (Kisah Para Rasul 27:14). Mereka terombang-ambing dengan begitu hebatnya. Muatan kapal telah mereka buang ke laut, dengan harapan beban kapal menjadi ringan, namun mereka tetap saja terombang-ambing. Kondisi gelap gulita dan sangat mencekam. Mereka berada dalam krisis angin badai itu karena mengabaikan nasihat Paulus, bahwa seharusnya mereka tidak melewati Kreta. (Kisah Para Rasul 27:21)
Jika saja mereka mengikuti nasihat Paulus, sudah pasti mereka akan terluput dari keganasan angin timur laut. Namun begitu, tetap Tuhan mengasihi seisi kapal oleh karena kehadiran Paulus. Kali ini Paulus dengan sabar menasihati seisi kapal untuk tetap memiliki pengharapan. Seorang malaikat telah memberitahunya bahwa semua orang di kapal itu akan selamat, asal tinggal diam di kapal.
Paulus menasihati mereka untuk mengisi perut mereka dengan makanan. Setelah makan, mereka kembali membuang bahan makanan, gandum, ke lautan lepas, dengan maksud kembali meringankan beban kapal. (Kisah para Rasul 27:38)
Dan pada akhirnya, Paulus serta seluruh penumpang kapal benar-benar selamat.
Melakukan langkah IMAN
Setelah semua strategi dan analisa dilakukan, sekarang waktunya melangkah dengan iman. Jangan gentar, karena semua resiko sudah diperhitungkan. Serangan keraguan pasti datang, tapi milikilah keberanian. Ingatlah bahwa oleh korban darah Yesus, kita bisa dengan keberanian masuk ke hadirat Allah, ke tempat kudus-Nya dan mendengar dengan lebih jelas, bagaimana tuntunan Tuhan bagi kita dalam melangkah. Lakukan dengan apa yang kita miliki, percayalah meski memulai dengan serba sedikit, pelipatgandaan pasti akan terjadi. Bukankah Maria, ibu Yesus menasihatkan para pelayan perjamuan kawin di Kana agar melakukan apa saja yang diperintahkan Yesus kepada mereka? (Yohanes 2:5)
Mujizat air menjadi anggur dalam perkawinan di Kana tentu tidak akan pernah terjadi, bila para pelayan perjamuan menolak mengisi tempayan-tempayan kosong itu dengan air, apalagi ketika mereka disuruh Yesus mencedok tempayan-tempayan yang mereka tahu semua isinya adalah air! Mungkin mereka akan dibilang gila oleh para tamu, jika air tersebut ternyata gagal menjadi anggur. Namun para tetap pelayan percaya. Padahal sampai pada waktu itu Yesus belum pernah membuat mujizat. Teladanilah langkah iman para pelayan di Kana.
Krisis hanyalah bungkus dari sebuah bingkisan dari Tuhan. Jika bingkisan itu adalah teguran karena perbuatan masa lalu yang keliru; dosa atau kejahatan di masa lampau, maka kita perlu bertobat dan memohon ampunan Tuhan, lalu berjalan menghampiri Tuhan.
Atau mungkin bingkisan itu adalah situasi yang kita tahu, bukan disebabkan akibat tindakan dosa atau kejahatan yang kita perbuat, namun kini kenyataannya kita terjebak di dalamnya, semua orang mengalaminya. Maka lihatlah peluang besar di dalamnya:
dan masih banyak lagi peluang-peluang lain yang nilainya jauh melebihi emas, perak dan harta duniawi semata. (MORE)
"IN THE MIDDLE OF DIFFICULTY LIES OPPORTUNITY"
-Albert Einstein-
Ruang Kesaksian
"Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia."
Roma 8-28
Shalom, perkenalkan nama saya Yosia Nitiatmadja atau dikenal dengan panggilan Yosi. Saya sudah berkeluarga dan dikarunia dengan dua orang putri. Saya melayani sebagai worship leader di GBI Tampak Siring, Rayon 1D. Saya dibesarkan di Cirebon hingga lulus SMA. Kehidupan keluarga yang serba berkecukupan, membuat saya tumbuh menjadi remaja yang nakal sejak SMP dan bergabung dalam komunitas geng motor.
Saat duduk dibangku SMA, saya mengikuti jambore rohani di Malang. Saya mengalami lawatan Tuhan dan menerima Tuhan Yesus secara pribadi. Puji Tuhan, sejak itu saya merasakan perubahan dalam hidup saya. Namun beberapa lama setelah pertobatan, usaha orang tua bangkrut. Papa saya yang gemar bermain judi bahkan sampai ke orang pintar membuat perekonomian keluarga semakin sulit.
Sebagai orang yang telah mengenal Tuhan, saya sempat protes. Mengapa keadaan ini harus terjadi?. Pertanyaan itu terus timbul dalam hati, sampai Tuhan bebicara kepada saya secara audible: “saya itu ada untuk keluarga saya“. Tuhan telah menetapkan saya untuk menjadi tiang doa bagi keluarga.
Penyertaan Tuhan sungguh nyata, kerinduan saya untuk dapat membawa mereka dalam pengenalan akan Tuhan dan selalu menyenangkan hati Tuhan serta bergaul intim dengan-Nya.
Setelah lulus SMA, saya merantau ke Jakarta dan tinggal di Bekasi. Saya diterima bekerja di daerah Pluit sebagai seorang akuntan sambil kuliah malam di Salemba. Kegiatan sehari-hari tersebut benar-benar sudah menghabiskan waktu saya. Karena saya harus bangun subuh untuk berangkat ke kantor dan tiba di rumah pada larut malam.
Pada tahun 1999, dengan jelas saya mendengar suara Tuhan ketika sedang membaca flier sekolah thelogia. Tuhan ingin saya untuk masuk ke sekolah theologia tersebut. Saya bertanya kepada Tuhan, bagaimana saya mengatur waktunya? Karena seharian telah habis waktunya dengan bekerja dan kuliah. Tuhan katakan agar saya berhenti dari pekerjaan.
Keputusan tersebut sungguh tidak mudah. Bagaimana saya dapat memenuhi kebutuhan hidup apabila saya tidak bekerja. Namun saya mau dengar-dengaran akan Tuhan dan saya taat kepada tuntunan Tuhan. Sungguh ajaib, Tuhan dapat memelihara dan memenuhi segala kebutuhan hidup saya.
Kesaksian ini bermula di tahun 2000, pada pukul 6 pagi saya berangkat kuliah. Situasi jalanan pada saat itu nampak begitu sepi. Seperti biasa saya mengendarai motor dengan kecepatan sekitar 70-80 km. Saya melihat mobil berhenti di lajur sebelah kiri tetapi tiba-tiba memutar balik tepat di depan saya. Sontak saya terkejut hingga tidak dapat mengendalikan kendaraan dan akhirnya tabrakan pun terjadi.
Motor yang saya kendarai menabrak sisi bagian kanan pintu depan mobil. Saya terpelanting terbentur kap mobil bagian depan dengan masih menggunakan helm. Tubuh dan kepala saya terbentur beberapa kali di atas aspal hingga helm lepas dari kepala.
Saya sempat berdiri dan akhirnya terjatuh lemas. Kepala saya sudah berdarah. Saya melihat orang-orang datang menolong dan membawa saya ke Puskesmas terdekat.
Saya mendengar sopir yang menabrak saya meminta maaf karena telah memasang musik dengan keras dan tidak memperhatikan jalan. Pihak Puskesmas tidak berani menangani lebih lanjut. Saya pun segera dilarikan ke rumah sakit lain. Tiba di rumah sakit, saya tidak sadarkan diri selama 7 hari. Setelah sadar setiap kali buka mata saya mengalami seperti vertigo berat, kepala saya sangat pusing dan terasa mual.
Saya merenungkan kejadian yang menimpa diri saya. Saya sempat menyalahkan keadaan,
Rasa sakit yang saya rasakan dikepala membuat saya terus menutup mata dan tidak berani bergerak dari tempat tidur. Keadaan kepala saya sungguh sangat mengerikan karena bengkak yang sangat luar biasa besar dari ukuran biasanya.
Hampir tiga bulan dirawat di rumah saki, ditangani oleh tim dokter bedah. Mereka mengatakan bahwa pembengkakan dikepala saya sudah mencapai titik kritis, jika batok kepala saya tidak dibedah maka kepala saya tidak akan kembali menjadi normal.
Gegar otak akan mempengaruhi saraf otak, bahkan jika operasi gagal dapat mengakibatkan saya kehilangan nyawa. Puji nama Tuhan, saya mendapat dukungan doa dari keluarga, rekan-rekan sepelayanan, gembala dan banyak orang yang mengetahui keadaan saya.
Saya sangat takut membayangkan jika terjadi sesuatu dengan saraf diotak saya, jika gagal dalam pembedahan. Esok hari adalah penentuan untuk operasi.
Malam harinya saya mendengar siaran rohani dari salah satu saluran radio. Saya mendengar kotbah dari hamba Tuhan yang berkata bahwa bagi Tuhan tdak ada yang mustahil.
Seorang wanita yang sakit pendarahan selama bertahun-tahun dapat mengalami mujizat kesembuhan; bahkan Lazarus yang sudah meninggal 3 hari pun Tuhan Yesus sanggup bangkitkan.
Mendengar Firman Tuhan tersebut, iman saya mulai bangkit. Saya mulai menyembah dan memuji Tuhan, saya menangis dihadapan Tuhan. Saya menyerahkan diri kepada Tuhan, berharap dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Saya berkata: “Ya Tuhan, Engkau sanggup melakukan mujizat kesembuhan dan pemulihan atas keadaan saya. Saya percaya rencana Tuhan belum selesai. Saya percaya Tuhan sanggup memakai hidup saya sampai masa tua menjadi alat Tuhan.”
Saya minta ampun kepada Tuhan dan tidak menyalahkan keadaan dan Tuhan. Saya mulai mengucap syukur dan membawa korban syukur kepada Tuhan.
Keesokan harinya asisten dokter memeriksa kondisi saya untuk pembedahan. Ia begitu terkejut melihat keadaan kepala saya sudah tidak lagi keras seperti batu.
Sampai diperiksa beberapa kali akhirnya ia memanggil dokter. Dokter pun tidak percaya sampai harus memeriksa berulang-ulang. Dokter berkata, “bagaimana mungkin dapat terjadi perubahan dalam satu malam kalau bukan karena mujizat Tuhan." Puji Tuhan, tim dokter memutuskan bahwa saya tidak perlu melakukan tindakan operasi, hanya cukup bedah kecil saja.
Tuhan Yesus baik, saya tidak dapat menahan haru. Saya berseru mengucap syukur kepada Tuhan. Tim dokter pun bersepakat bahwa ini terjadi karena mujizat dari Tuhan. Kepala saya berangsur-angsur kembali normal seperti semula setelah dirawat tiga bulan. Haleluya.
Setelah sembuh, saya harus berjuang keras untuk belajar berulang-ulang saat saya menyelesaikan kuliah dan ujian skripsi, namun Tuhan membuat semua dapat dilalui dengan ajaib, terpujilah Tuhan Yesus.
Mujizat ini membuat saya kuat bertahan menghadapi segala macam proses kehidupan bahkan fase padang gurun yang harus saya lewati. Saya percaya, tidak ada pergumulan yang lebih besar, tidak ada hal yang lebih menakutkan karena saya sudah mengenal kasih kemurahan Tuhan dalam karya-Nya menyembuhkan dan memulihkan saya.
Jika Tuhan Yesus sanggup tolong dan buat mujizat dalam hidup saya maka saya percaya apapun pergumulan, masalah, keadaan kita semua, Tuhan Yesus Kristus sanggup berkarya atas hidup kita. Dia sanggup lakukan mujizat dalam hidup kita, apapun keadaan kita. Bangkitkan iman doa, pengharapan dan kasih kepada Tuhan Yesus Kristus. Jadikan Tuhan Yesus segala-galanya, Tuhan sungguh amat sangat baik dan tidak ada Allah Tuhan pribadi seperti Tuhan Yesus. I Love You Jesus.
Shalom! Bagi Saudara sedang membutuhkan dukungan doa ataupun ingin memberikan kesaksian dan pengalaman tentang kebaikan Tuhan, silakan isi formulir di bawah ini. Tim Hotline kami akan segera melayani dan merespon Saudara. Tuhan Yesus Memberkati.
Form Permohonan Doa Form Kesaksian
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.