Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
“Tetapi kita tahu bahwa bagi mereka yang mengasihi Allah,
segala sesuatu turut bekerja untuk kebaikan,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya.”
Roma 8:28
Teman-teman, pernahkah kamu berpikir bahwa Tuhan sebenarnya memiliki selera humor? Jika kita membaca kisah Yunus, kita akan mengetahui betapa besar selera humor Tuhan dalam menghadapi sikap keras kepala Yunus. Setelah Yunus melarikan diri dari tanggung jawab memperingatkan penduduk Niniwe tentang hukuman Tuhan yang akan datang, alih-alih hukuman yang keras, Tuhan memberinya voucher gratis untuk menghabiskan tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar.
Selanjutnya, ketika Yunus sudah memperingatkan penduduk Niniwe bahwa Tuhan akan menghukum kejahatan mereka, Tuhan malah membatalkan hukuman itu. Yunus juga kecewa dengan keputusan Tuhan. Yunus memprotes dan marah kepada Tuhan. Untuk menenangkan amarah Yunus, Tuhan menumbuhkan pohon jarak untuk menghalangi Yunus dari terik matahari. Tapi sementara Yunus bersukacita atas pohon itu, Tuhan membiarkan pohon jarak itu mati karena dimakan ulat.
Tuhan mengajari Yunus bahwa cintanya kepada orang Niniwe lebih besar daripada keinginanNya untuk menghukum mereka. Kalau anak-anak zaman now mengatakan bahwa Yunus dalam cerita itu benar-benar dikerjain oleh Tuhan.
God’s Sense of Humor
Dari kisah Yunus, kita dapat mengetahui bahwa ada suatu masa dimana Tuhan menggunakan cara yang unik untuk menegur anak-anak-Nya yang nakal dan melanggar kehendak Tuhan. Terkadang kita harus melihat kejadian tidak menyenangkan yang kita alami sebagai pelajaran selera humor Tuhan.
Mungkin saat kita berdoa memohon kesabaran, Tuhan malah mengizinkan kita berurusan dengan mereka yang mengaduk-aduk emosi kita. Mungkin Tuhan mengizinkan kita berada dalam situasi yang menggoda kita untuk berbohong ketika kita berdoa agar kita hidup dengan jujur. Karena Tuhan begitu kreatif dalam mengungkapkan kasih-Nya kepada umat-Nya, Dia dapat menjawab permintaan kita dengan cara yang tidak pernah kita duga.
Hari ini, jika kita bangun dengan perasaan kusut dan merasa bahwa Tuhan telah mengecewakan kita, berarti kita telah melakukan kesalahan seperti Yunus. Perlu kita ingat bahwa Tuhan terkadang menunjukkan selera humornya saat kita dalam kesulitan, meski untuk sesaat kita mungkin menganggapnya tidak lucu.
So, siapkah kamu tertawa di tengah kesulitan yang kamu hadapi? Tuhan Yesus memberkati. (MA)
Ruang Keluarga
Mari kita arahkan fokus kita kepada dua panggilan unik Allah, yaitu peran bapa dan peran ibu. Setiap bapa dan ibu harus mengerti panggilan Allah ini. Setiap istri harus tahu panggilan Allah bagi setiap suami sebagai seorang bapa sehingga bisa menolong suami supaya berhasil.
SETARA DAN BERBEDA
Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kesetaraan nilai dan harkat. Dalam Kejadian 1:27 tertulis bahwa:
"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."
Allah menciptakan 2 jenis gender, yaitu laki-laki dan perempuan, mereka sama-sama diciptakan menurut gambar Allah dan mereka berdiri SETARA di hadapan Allah. Dalam Galatia 3:28, Paulus mengulang pernyataan bahwa laki-laki dan perempuan bernilai sama dan mereka berdiri setara di hadapan Allah.
"Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada, hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus."
Galatia 3:28
Alkitab selain mengajarkan laki-laki dan perempuan mempunyai nilai dan hakekat yang sama, Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah menciptakan keduanya dengan tujuan yang berbeda. Peran laki-laki dan perempuan berbeda sebagai orang tua, Allah tidak menciptakan laki-laki untuk melahirkan anak, itu adalah tugas perempuan. Allah menciptakan laki-laki dengan tanggung jawab istimewa untuk melindungi dan membela anak-anak mereka. Kita harus sadar akan nilai dan hakekat yang sama antara laki-laki dan perempuan peran yang berbeda.
PERAN SEORANG IBU
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas pentingnya dan bagaimana peran seorang bapa. Maka kali ini kita akan membahas pentingnya dan bagaimana peran seorang ibu.
Gambaran ibu menurut Alkitab bukanlah ibu yang sempurna. Allah tidak mencari Ibu super. Seolah–olah seorang ibu harus menjadi pribadi yang sempurna dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang tidak sempurna di sekelilingnya. Lambat laun kita mulai mempercayai “dusta” bahwa seorang ibu harus mampu membesarkan anak-anak secara sempurna.
Mengapa kita berharap dapat membesarkan anak-anak dengan sempurna? Kita bisa merasa malu dan frustasi ketika anak-anak kita tidak mendapat nilai yang terbaik di kelasnya, atau mereka tidak bersikap manis. Pasti dari sebagian diri kita berharap dan menuntut kesempurnaan dari anak-anak. Kita berharap bahwa anak- anak tidak melakukan kesalahan, seperti kita juga berjuang untuk tidak melakukan kesalahan. Perlu disadari bahwa Tuhan telah memanggil seorang ibu untuk menuntun, mengasihi dan berjalan bersama anak-anak mereka seperti kita bertumbuh bersama menuju gambaran Kristus.
MENGURUTKAN CINTA
Seorang Ibu yang hidup berdasarkan Alkitab adalah seorang perempuan yang telah mengurutkan cintanya dengan benar. Yang pertama adalah mencintai Allah, kedua mencintai suami, dan ketiga mencintai anak-anak.
1. CINTA PERTAMA: ALLAH
Jika Allah bukan cinta pertama kita, kita beresiko mengurbankan hal-hal yang paling penting. Sebagai orang tua mungkin saja kita menyembah Allah, tetapi pada saat yang sama kita melayani 'dewa-dewa' (ego, uang, hobby, dll) kita. Sikap ini akhirnya mengundang anak-anak kita mengikuti jalan yang sama, lebih mengutamakan melayani dewa-dewa mereka daripada menyembah Allah. (2 Raja-raja 17:41)
Kita perlu meminta kepada Allah untuk menyelidiki hati kita, adakah sesuatu di dalam hidup kita di luar Allah yang lebih kita andalkan dan dianggap lebih penting dan bermakna? Penyembahan berhala adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang terdalam di luar Allah. Mintalah Tuhan untuk menunjukkan kepada kita hal-hal yang kita mungkin telah posisikan menggantikan tempat Allah seperti harta benda, anak-anak, suami, status sosial, kebugaran bahkan makanan. Bersyukur kepada Allah yang mengundang kita untuk datang kepada-Nya dan mengaku bahwa hati kita terbagi-bagi.
Pengampunan dan kuasa-Nya untuk mengubah kita tak terhingga. Ibu yang hidup berpedomankan Alkitab adalah ibu yang sangat bergairah kepada Allah dan ingin menomor-satukan Allah di dalam hatinya. Ini adalah langkah yang terutama dan paling penting dalam menurunkan sikap hati yang mencintai Tuhan - kepada anak cucu kita.
2. MENCINTAI SUAMI
Allah harus menjadi cinta pertama kita dan cinta kedua kita adalah suami. Alkitab mengajarkan perempuan (seorang istri) untuk menjadikan suami mereka prioritas utama di bumi (Titus 2: 4)
3. MENGASIHI ANAK-ANAK KITA
Alkitab merupakan buku pedoman pengasuhan anak yang terbaik bagi orang tua. Perhatikan bagaimana Allah mengasihi kita dan usahakahlah untuk melakukan yang terbaik menuruti teladan-Nya, mengikuti pimpinan-Nya, berjalan dalam anugerah-Nya dan dengan lembut memimpin anak-anak kita datang kepada-Nya.
GAMBARAN ALLAH INSPIRASI SEORANG IBU
Beberapa gambaran Allah yang dapat memberi kita inspirasi bagi kita untuk berfungsi sebagai ibu :
Seorang ibu sudah tahu bahwa pengorbanan adalah bagian dari pekerjaan ini. Mulai dari sembilan bulan mengandung, melahirkan, merawat, membesarkan, mendampingi mereka. Kita mengorbankan waktu, uang, hobbi dan lain-lain demi anak-anak. Allah mengorbankan Putra-Nya.
Tidak ada pengorbanan yang lebih besar daripada pengorbanan ini. Jika seorang ibu telah memberikan kasih menurut urutan yang benar, pengorbanan bukanlah suatu masalah sambil seorang ibu tetap dapat memperhatikan diri kesehatan jasmani dan rohaninya. Untuk siapa seorang ibu berkorban? Seorang ibu yang benar pasti ingin menyukakan hati Allah, suami dan anak-anak.
"Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu"
Galatia 5: 22-23
Ketika kita menemukan ketidaksabaran, kurang memiliki kelembutan, hal ini bukanlah sesuatu yang bisa kita biarkan. Solusinya bertobat dan minta Tuhan membuahkan kesabaran dalam watak kita. Ketika sedang bergumul dengan masalah karakter, mari kita mengakuinya kepada Tuhan, Dia akan merubah kita.
Tidak ada yang salah jika seorang ibu untuk sementara waktu ingin jauh dari tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ingin beristirahat. Allah memberikan waktu kita untuk beristirahat.Tetapi ada perbedaan antara membutuhkan istirahat dari tugas kita sebagi seorang ibu versus menyampaikan kepada anak-anak bahwa kita butuh waktu bebas dari kebersamaan dengan mereka. Adalah sehat dan benar bagi keluarga untuk bersama-sama menjaga serta menolong melewati masa-masa seperti itu. Hal ini harus disampaikan dengan bijaksana.
Allah tidak pernah ingin beristirahat dari kehidupan kita. Tuhan telah membuat hati anak kita mempunyai kerinduan yang dalam untuk mengalami kebersamaan dengan kita. Waktu akan cepat berlalu, di mana suatu saat anak- anak akan meninggalkan kita. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah biarkan anak-anak tahu bahwa kita ingin berada bersama mereka supaya mereka semakin merasa aman di dalam cinta kasih kita. Mereka akan cenderung untuk mempercayakan isi hati mereka kepada kita dan menuruti bimbingan kita.
Apakah kita menginginkan hati anak-anak kita ada bersama dengan kita, dan menjadi tempat curahan perasaan mereka dan yang mau menerima dan menguatkan mereka disaat mereka gagal? Mintalah kepada Allah untuk memberikan kepada kita hati seperti hati-Nya, hati yang rindu berada bersama anak-anak-Nya.
Dalam setiap rencana hidup kita, kita bukanlah majikan atas hidup kita sendiri. Allah adalah otoritas (kekuasaan) yang mengasihi kita; disaat kita menikah, kewenangan seorang ibu adalah pengasih atas anak-anaknya.
Setiap ibu tahu bagaimana memberikan perintah dan menerima kembali segala protes, keluhan dan gerutuan. Jika anak kita tidak mau menerima pengajaran dan tuntunan kita, itu adalah tanda bahwa ada masalah hati yang harus diperhatikan. Seberapa banyak kasih dan penerimaan yang mereka terima dari kita dibandingkan kasih dan penerimaan yang mereka dapatkan dari dunia di luar rumah kita.
Ketika Allah memanggil kita untuk menjadi seorang ibu, itulah panggilan Allah dalam kehidupan. Alah telah memanggil kita untuk membawa suatu kehidupan baru ke dalam dunia ini, ini adalah suatu panggilan yang mulia dan suatu berkat. Tidak ada suatu kehidupan lain yang lebih berarti dari melakukan hal ini, walaupun ada banyak kesempatan dan tanggung jawab yang. lain. (TB)
Ruang Kesaksian
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Ibrani 11:1
Perkenalkan saya Martino dan istri saya Ratna Kristanti berjemaat di GBI Gatot Subroto (JIS) saya ingin membagikan kesaksian, bagaimana Tuhan sudah melakukan mujizat bagi keluarga kami, terutama dalam proses kelahiran anak kedua kami Jovita. Berawal bulan Agustus 2007, pada kondisi kehamilan yang kedua istri saya yang sudah mencapai 6,5 bulan dan saat itu waktunya untuk memeriksa USG kehamilannya 4 dimensi di RS daerah Bintaro.
Pada saat pemeriksaan, dokter merasa curiga anak saya yang kedua ini mengalami suatu kelainan. Namun saat itu tidak langsung diperiksa, baru setelah 2 hari kemudian dirujuk ke dokter lain yang praktek di RS daerah Bintaro, yaitu spesialis cacat kandungan, untuk memastikan kebenaran USG tersebut.
Dari hasil pemeriksaan tersebut anak saya divonis mengalami cacat kromosom. Kelainan kromosom merupakan salah satu masalah yang bisa dialami bayi sejak dalam kandungan. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dalam kandungan; bahkan bisa menyebabkan kematian bayi sebelum dilahirkan. Kelainan itu menyebabkan kandungan yang sudah berusia 6,5 bulan, namun pertumbuhan tangan dan kakinya seperti berusia 3 bulan. Bahkan harapan untuk hidup hanya sekitar 50% saja.
Ketika mendengar hal ini, saya merasakan kesedihan yang amat sangat dalam. Timbul kekecewaan karena sebelumnya kami juga pernah kehilangan anak pertama, sama seperti saat terakhir; mau dilahirkan namun meninggal saat dalam kandungan. Anak yang kedua ini telah menjadi harapan kami, karena Istri saya sulit untuk mengandung.
Sepulang dari RS, kami menangis dan berdoa kepada Tuhan, minta anugerah dan mujizat-Nya untuk anak yang ada di dalam kandungan istri. Dalam keadaan yang penuh dengan kesesakan kami didoakan, dikuatkan dan dihibur oleh saudara saudara seiman melalui COOL JIS. Saat pujian “Pelangi Kasih-Nya” dinaikkan, iman kami bangkit dan kami percaya bahwa Tuhan belum selesai merenda anak kami.
Saat itulah terjadi kepenuhan Roh Kudus, berawal dari Istri kemudian menyambar ke saya. Di saat penuh kesedihan Tuhan berikan sukacita dari sorga, kami dapat tertawa sejadi-jadinya dan berbahasa Roh. Hingga hati kami dipenuhi damai sejahtera yang begitu luar biasa.
Keesokan paginya saat saya mengambil hasil USG, saya bertindak dengan iman. Yaitu dengan cara menginjak-injak hasil USG tersebut sambil memperkatakan, “bahwa hasil pemeriksaan yang ada di USG ini bukan milik anak saya”. Siang harinya saya kembali ke RS, bertemu dengan dokter dan menyerahkan hasil tes USG serta berkata: “Dok, hasil USG ini, tolong di buang”, tetapi dokter menjawab: “Jangan, itu nanti untuk diagnosa saya.”
Seperti biasanya setiap minggu saya selalu mengantar istri untuk jadwal pemeriksaan kandungannya. Herannya dokter tidak lagi berkomentar apa-apa. Padahal sejak awal anak kami divonis cacat kromosom dan dua minggu kemudian anak saya akan dilahirkan secara premature. Puji Tuhan, setiap kali kami datang ke dokter rencana itu selalu ditunda, dan sepertinya dokter tidak berani melanjutkan rencana itu, padahal persalinan dini sudah disiapkan.
Kami percaya itu karena Tuhan, kami terus memperkatakan hal yang positif. Bahkan kami bertindak dengan iman apabila ditanya orang, "bagaimana kondisi janinnya istri saya?” Kami selalu berkata sesuatu yang baik bahwa “janin anak kami dalam keadaan yang luar biasa sempurna”.
Genap delapan bulan; tepatnya tanggal 13 November 2007, saat pemeriksaan terakhir, kami pun menanyakan kondisi anak kami yang terlihat di USG. Puji Tuhan, dokter berkata “bagus semua”. Namun ketika kami menanyakan, “bagaimana kaki dan tangannya?”, dokter tidak dapat menjawab dengan pasti, hanya berkata: “Kita lihat saja nanti saat dilahirkan; apakah tangan kakinya cacat."
Malam harinya sebelum pesalinan anak kami, sebagai manusia kami merasa takut dan kuatir. Kami terus berdoa dan mempercayakan serta berpegang teguh dengan janji Tuhan. Akhirnya kami dapat berserah dan berkata: “Apapun yang terjadi Tuhan Yesus baik, semuanya Tuhan yang sempurnakan.”
Waktu operasi persalinan berlangsung dalam 30 menit, saya sebagai suami boleh ikut mendampingi istri. Saya melihat bayi mungil dan dokter yang membantu proses pesalinan masih tetap tidak berkata apa-apa. Akhirnya dokter berkata: “Pak, semuanya sempurna ya.” Puji Tuhan, saya melihat tangan dan kaki anak kami yang begitu sempurna padahal awalnya divonis akan kecil atau kerdil. Tetapi masalah lain terjadi karena anak kami tidak menangis sama sekali sehingga perlu dibantu dengan oksigen.
Saya melihat dokter dan suster yang memberikan bantuan oksigen agar paru-parunya dapat berkembang. Oksigen terus dinaikkan sampai di ambang batas, saya terus berdoa memohon pertolongan Tuhan sambil berkata: “Dalam Nama Tuhan Yesus bernapaslah!” Mujizat Tuhan terjadi tepat pada hitungan ketiga, anak saya dapat bernapas normal dan menangis, Haleluya.
Menurut dokter, karena kondisi paru-parunya belum sempurna maka perlu perawatan di NICU selama 3 bulan untuk observasi. Ujian demi ujian kami lalui, keajaiban pun terjadi setiap kali kami menjenguk dan menaikkan lagu pujian “Langit dan Bumi Pujilah Tuhan”. Mujizat Tuhan terjadi sehingga baru menginjak hari ke-3 anak kami dinyatakan sudah boleh pulang karena pertumbuhan paru parunya telah menjadi sempurna dan normal.
Apa yang dinyatakan dalam Ibrani 11:1 dengan Iman kita percaya maka mujizat demi mujizat dinyatakan dan masih terjadi sampai hari ini. Kiranya kita semua menjadi orang-orang yang mampu meresponi dengan baik keadaan yang kita alami sambil tetap mengarahkan pandangan kita pada Tuhan dan melakukan segala sesuatu dengan taat tepat seperti apa yang Tuhan katakan maka kita akan melihat hidup kita akan dipenuhi dengan mujizat Tuhan setiap hari. Amin.
Shalom! Bagi Saudara sedang membutuhkan dukungan doa ataupun ingin memberikan kesaksian dan pengalaman tentang kebaikan Tuhan, silakan isi formulir di bawah ini. Tim Hotline kami akan segera melayani dan merespon Saudara. Tuhan Yesus Memberkati.
Form Permohonan Doa Form Kesaksian
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.