Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban."
2 Timotius 1:7
Waktu mau ngambil motor di parkiran kampusnya, Aris nemuin dompet yang tergeletak didekat ban belakang motornya. la pun membuka dompet itu lalu melihat uang dalam jumlah yang lumayan banyak dan beberapa kartu identitas.
Meski saat itu ia lagi punya masalah keuangan, Aris tetap mengembalikan dompet yang tergeletak itu kepada pemiliknya, yang ternyata mahasiswa yang kuliah di kampus itu juga. Pas makan siang di kantin, Aris menceritakan pengalamannya tadi ke teman-temannya. Bukannya ngasih pujian atas tindakan jujur Aris, mereka malah ngebully Aris dan ngatain dia ‘bodoh’ karena ngembaliin dompet itu.
Meskipun dianggap bodoh dan sok jujur, Aris tidak menyesali apa yang udah dia lakuin. Baginya lebih baik dianggap bodoh karena melakukan hal benar daripada dapet pujian karena berbuat kejahatan.
BERANI HIDUP BENAR
Apa yang dilakuin Aris tadi sesuai dengan firman Tuhan:
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah."
1 Korintus 1:27
Bagi orang dunia, ada banyak hal 'bodoh' yang dilakukan pengikut Kristus.
Saat disakiti dan dibenci oleh musuh, mereka malah mengampuni dan mengasihi. Saat rekan kerjanya bisa hidup enak karena korupsi, mereka malah memilih hidup jujur dan mencukupkan diri dengan gaji yang diterima. Saat perselingkuhan dan perceraian lagi nge-trend, pengikut Kristus memilih tetap setia dengan pasangannya.
Kalo kita disebut orang bodoh karena melakukan apa yang benar sesuai firman Tuhan, berterima kasihlah untuk “pujian” tersebut. Adalah sebuah kehormatan kita dianggap bodoh karena tidak mau berbuat dosa, daripada disebut 'pintar' karena sering melakukan apa yang jahat bagi Tuhan.
Jangan pernah merasa malu kalo ada orang yang ngatain kita bodoh saat kita melakukan kebenaran. Faktanya, Allah senang melihat kita hidup sesuai kehendak-Nya. Justru seharusnya kita merasa malu saat menggunakan kepintaran yang merupakan karunia dari Allah untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak-Nya, Jadilah orang yang dianggap bodoh oleh dunia tapi di sisi lain kita punya komitmen untuk hidup dalam nilai-nilai kebenaran yang diajarkan Tuhan. (MA)
Ruang Keluarga
Pernikahan bukanlah ide manusia. Di awal kitab Kejadian kita menemukan rancangan Allah untuk pernikahan (Kejadian 2:18-25). Teks ini menggambarkan pernikahan asli yang menjadi dasar tentang pernikahan dalam Alkitab. Karena Allah yang merancang pernikahan, berarti Dia yang paling tahu bagaimana cara terbaik menjalankan pernikahan. Tuhan tidak merancang pernikahan hanya agar kita bisa bahagia dan memenuhi kebutuhan kita. Dia merancang pernikahan untuk menjangkau dunia dengan kasih-Nya melalui kita.
Kalau kita lihat bahwa sejak awal Tuhan memakai keluarga untuk menggenapi rencana-Nya. Tuhan menciptakan keluarga pertama yaitu Adam dan Hawa dengan sempurna. Namun Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan keluarga pertama ini gagal, namun Tuhan menjanjikan keselamatan dalam Kejadian 3:15. Dalam merealisasikan penyelamatan ini Allah tetap memakai institusi keluarga. la memakai keluarga-keluarga, seperti Keluarga Nuh, Abram, Ishak, Yakub, Musa bahkan sampai kepada keluarga kudus dalam Perjanjian Baru yakni keluarga Yusuf dan Maria, Allah pakai untuk melahirkan bayi Yesus.
Keluarga Abraham dan Sara, yang diberkati Tuhan dengan seorang anak bernama Ishak di usia tua. Ishak adalah anak janjian yang menjadi leluhur bangsa Israel. Tuhan menguji iman Abraham dengan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran. Abraham menuruti perintah Tuhan, tetapi Tuhan menyediakan seekor domba sebagai ganti Ishak. Tuhan juga berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi banyak seperti bintang di langit dan pasir di pantai dan melalui keturunan Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, ini merujuk kepada Tuhan Yesus.
Kemudian ada keluarga Musa dan Zipora. Musa adalah seorang pangeran Mesir yang berdarah Israel. Ia melarikan diri ke tanah Midian setelah membunuh seorang Mesir yang menindas saudaranya yang Israel. Di sana ia bertemu dengan Zipora, putri dari imam Midian, dan menikahinya. Suatu hari, Tuhan memanggil Musa dari semak yang terbakar dan menyuruhnya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Musa merasa tidak layak dan tidak mampu, tetapi Tuhan memberinya tanda-tanda dan kuasa untuk melakukan mukjizat di hadapan Firaun. Musa dan Zipora bersama-sama mengikuti rencana Tuhan dan menyaksikan pembebasan dan penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel.
Yusuf dan Maria sudah bertunangan, tetapi sudah dianggap sebagai suami istri menurut adat Yahudi tetapi belum tinggal bersama. Suatu hari, malaikat Gabriel datang kepada Maria dan memberitahukan bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan disebut Anak Allah. Maria merasa bingung dan takut, tetapi ia menerima kehendak Tuhan dengan iman.
Yusuf juga merasa bingung dan sedih ketika mengetahui bahwa Maria hamil sebelum mereka menikah. Ia berencana untuk menceraikan Maria dengan diam-diam agar tidak mempermalukannya. Tetapi dalam mimpi, malaikat Tuhan datang kepada Yusuf dan memberitahukan bahwa anak yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus dan ia harus menamainya Yesus. Yusuf pun bangun dari tidurnya dan melakukan apa yang diperintahkan malaikat Tuhan.
Yusuf dan Maria adalah keluarga yang taat dan setia kepada Tuhan. Mereka mengikuti semua perintah dan hukum yang berlaku bagi bangsa Israel. Mereka juga menghadapi berbagai tantangan dan bahaya yang mengancam keluarga mereka, seperti penganiayaan dari raja Herodes, pengungsian ke Mesir, dan kemiskinan di Nazaret. Namun mereka tetap memiliki komitmen mengikuti rencana Tuhan.
Yusuf dan Maria juga mengasuh dan mendidik Yesus dengan kasih sayang dan keteladanan. Mereka juga menjadi saksi dari karya-karya ajaib yang dilakukan Yesus di tengah-tengah umat-Nya. Mereka adalah teladan bagi kita semua tentang bagaimana menjadi keluarga yang berkenan di hadapan Tuhan yaitu tetap tinggal dalam iman, taat dan memiliki komitmen.
Keluarga yang dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya tidak selalu sempurna dan tanpa masalah. Mereka juga mengalami kesalahan, kegagalan, konflik, dan penderitaan. Tetapi mereka tetap percaya dan taat kepada Tuhan yang berkuasa dan baik. Mereka juga mengandalkan kasih karunia dan pengampunan Tuhan yang tidak pernah berubah. Mereka adalah contoh bagi kita bahwa Tuhan dapat menggunakan siapa saja yang bersedia untuk melayani-Nya dan menjadi berkat bagi dunia. (TB).
KELUARGA BANGKIT DAN JADI TERANGLAH!
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.