Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Tuhan dekat dengan orang-orang yang patah hati,
dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."
Mazmur 34:18 TB
Kisah J.K. Rowling: Mengatasi Kesulitan untuk Menemukan Keberhasilan
J.K. Rowling, penulis terkenal dari seri Harry Potter, mengalami masa-masa sulit sebelum meraih kesuksesan. Di awal karirnya, ia menghadapi berbagai tantangan besar—dari kesulitan keuangan hingga masalah kesehatan mental. Rowling menjadi seorang ibu tunggal, mengalami kemiskinan, dan bahkan sempat tinggal di rumah penampungan.
Namun, ia tidak menyerah. Rowling terus menulis dan berjuang, meski banyak penerbit menolak naskahnya. Akhirnya, kerja keras dan ketekunannya membuahkan hasil ketika salah satu penerbit akhirnya menerima naskahnya dan menerbitkan buku pertama Harry Potter. Kesuksesan besar mengikuti, dan Rowling menjadi salah satu penulis terkaya dan paling terkenal di dunia.
Kisah Rowling menunjukkan bagaimana kesulitan dan tantangan dalam hidup tidak harus menghalangi kita dari meraih impian kita. Dalam masa-masa sulit, Rowling menemukan kekuatan dan keberanian untuk terus maju, dan pada akhirnya, dia berhasil mengatasi rintangan-rintangan tersebut.
KEKUATAN BERTUMBUH DALAM KESULITAN
Kisah J.K. Rowling mencerminkan prinsip dalam Mazmur 34:18, yang mengatakan bahwa Tuhan dekat dengan orang-orang yang patah hati dan menyelamatkan mereka yang remuk jiwanya. Meski Rowling menghadapi berbagai kesulitan, dia tidak sendirian dalam perjuangannya. Tuhan dapat memberikan kekuatan dan dukungan dalam masa-masa yang paling sulit.
APA YANG BISA KITA PELAJARI?
Sobat Warta, kesulitan dalam hidup sering kali membuat kita merasa lemah dan patah hati. Namun, seperti J.K. Rowling yang menemukan kekuatan dalam masa-masa sulitnya, kita juga dapat menemukan kekuatan dan dukungan dari Tuhan. Jangan biarkan kesulitan menghentikan langkah kita. Sebaliknya, percayalah bahwa Tuhan dekat dengan kita dan siap membantu kita melewati setiap tantangan. (MA)
"When a man has no strength, then he leans on God,
he becomes powerful."
D.L. Moody
Ruang Keluarga
Pernikahan bukanlah ide manusia. Di awal kitab Kejadian kita menemukan rancangan Allah untuk pernikahan (Kejadian 2:18-25). Teks ini menggambarkan pernikahan asli yang menjadi dasar tentang pernikahan dalam Alkitab. Karena Allah yang merancang pernikahan, berarti Dia yang paling tahu bagaimana cara terbaik menjalankan pernikahan. Tuhan tidak merancang pernikahan hanya agar kita bisa bahagia dan memenuhi kebutuhan kita. Dia merancang pernikahan untuk menjangkau dunia dengan kasih-Nya melalui kita.
Kalau kita lihat bahwa sejak awal Tuhan memakai keluarga untuk menggenapi rencana-Nya. Tuhan menciptakan keluarga pertama yaitu Adam dan Hawa dengan sempurna. Namun Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan keluarga pertama ini gagal, namun Tuhan menjanjikan keselamatan dalam Kejadian 3:15. Dalam merealisasikan penyelamatan ini Allah tetap memakai institusi keluarga. la memakai keluarga-keluarga, seperti Keluarga Nuh, Abram, Ishak, Yakub, Musa bahkan sampai kepada keluarga kudus dalam Perjanjian Baru yakni keluarga Yusuf dan Maria, Allah pakai untuk melahirkan bayi Yesus.
Keluarga Abraham dan Sara, yang diberkati Tuhan dengan seorang anak bernama Ishak di usia tua. Ishak adalah anak janjian yang menjadi leluhur bangsa Israel. Tuhan menguji iman Abraham dengan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran. Abraham menuruti perintah Tuhan, tetapi Tuhan menyediakan seekor domba sebagai ganti Ishak. Tuhan juga berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi banyak seperti bintang di langit dan pasir di pantai dan melalui keturunan Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, ini merujuk kepada Tuhan Yesus.
Kemudian ada keluarga Musa dan Zipora. Musa adalah seorang pangeran Mesir yang berdarah Israel. Ia melarikan diri ke tanah Midian setelah membunuh seorang Mesir yang menindas saudaranya yang Israel. Di sana ia bertemu dengan Zipora, putri dari imam Midian, dan menikahinya. Suatu hari, Tuhan memanggil Musa dari semak yang terbakar dan menyuruhnya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Musa merasa tidak layak dan tidak mampu, tetapi Tuhan memberinya tanda-tanda dan kuasa untuk melakukan mukjizat di hadapan Firaun. Musa dan Zipora bersama-sama mengikuti rencana Tuhan dan menyaksikan pembebasan dan penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel.
Yusuf dan Maria sudah bertunangan, tetapi sudah dianggap sebagai suami istri menurut adat Yahudi tetapi belum tinggal bersama. Suatu hari, malaikat Gabriel datang kepada Maria dan memberitahukan bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan disebut Anak Allah. Maria merasa bingung dan takut, tetapi ia menerima kehendak Tuhan dengan iman.
Yusuf juga merasa bingung dan sedih ketika mengetahui bahwa Maria hamil sebelum mereka menikah. Ia berencana untuk menceraikan Maria dengan diam-diam agar tidak mempermalukannya. Tetapi dalam mimpi, malaikat Tuhan datang kepada Yusuf dan memberitahukan bahwa anak yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus dan ia harus menamainya Yesus. Yusuf pun bangun dari tidurnya dan melakukan apa yang diperintahkan malaikat Tuhan.
Yusuf dan Maria adalah keluarga yang taat dan setia kepada Tuhan. Mereka mengikuti semua perintah dan hukum yang berlaku bagi bangsa Israel. Mereka juga menghadapi berbagai tantangan dan bahaya yang mengancam keluarga mereka, seperti penganiayaan dari raja Herodes, pengungsian ke Mesir, dan kemiskinan di Nazaret. Namun mereka tetap memiliki komitmen mengikuti rencana Tuhan.
Yusuf dan Maria juga mengasuh dan mendidik Yesus dengan kasih sayang dan keteladanan. Mereka juga menjadi saksi dari karya-karya ajaib yang dilakukan Yesus di tengah-tengah umat-Nya. Mereka adalah teladan bagi kita semua tentang bagaimana menjadi keluarga yang berkenan di hadapan Tuhan yaitu tetap tinggal dalam iman, taat dan memiliki komitmen.
Keluarga yang dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya tidak selalu sempurna dan tanpa masalah. Mereka juga mengalami kesalahan, kegagalan, konflik, dan penderitaan. Tetapi mereka tetap percaya dan taat kepada Tuhan yang berkuasa dan baik. Mereka juga mengandalkan kasih karunia dan pengampunan Tuhan yang tidak pernah berubah. Mereka adalah contoh bagi kita bahwa Tuhan dapat menggunakan siapa saja yang bersedia untuk melayani-Nya dan menjadi berkat bagi dunia. (TB).
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.