Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil,
ia setia juga dalam perkara-perkara besar."
Lukas 16:10 TB
Kisah Howard Schultz: Kesetiaan pada Visi 'kecil' yang Menjadi Besar.
Howard Schultz, mantan CEO Starbucks, memiliki awal yang sederhana dalam hidupnya. Terlahir dalam keluarga miskin di Brooklyn, New York, ia tumbuh dengan melihat perjuangan keluarganya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, Schultz memiliki ambisi besar untuk mengubah nasibnya. Pada awal kariernya, Schultz bekerja untuk sebuah perusahaan pembuat mesin kopi. Disinilah untuk pertama kali ia berkenalan dengan Starbucks, yang pada saat itu hanyalah sebuah toko kecil yang menjual biji kopi berkualitas.
Schultz melihat potensi yang besar dalam Starbucks. Ia memiliki visi untuk mengubah toko kecil ini menjadi jaringan kafe besar yang menawarkan pengalaman minum kopi yang berbeda, seperti yang ia temukan saat mengunjungi Italia. Namun, para pendiri Starbucks awalnya menolak ide Schultz, menganggapnya terlalu berisiko.
Tidak menyerah, Schultz memutuskan untuk tetap setia pada visinya. Ia bekerja keras untuk membeli Starbucks dari para pendirinya, dan meskipun mengalami banyak tantangan di sepanjang jalan, Schultz tetap berkomitmen pada misi dan nilai-nilai perusahaan. Dari sebuah toko kecil di Seattle, Schultz berhasil mengubah Starbucks menjadi salah satu jaringan kopi terbesar di dunia, dengan ribuan cabang di berbagai negara.
SETIA DALAM PERKARA KECIL
Kisah Howard Schultz menggambarkan dengan jelas pesan dari Lukas 16:10. Schultz mulai dari sesuatu yang kecil—sebuah toko kopi kecil di Seattle—dan setia terhadap visinya, meskipun pada awalnya orang lain tidak melihat potensinya. Kesetiaan Schultz pada detail kecil, seperti menciptakan pengalaman minum kopi yang unik dan berfokus pada kepuasan pelanggan, membuka pintu bagi berkat yang lebih besar. Dia setia terhadap hal-hal kecil, dan pada akhirnya, dia diberikan tanggung jawab yang lebih besar dengan kesuksesan besar Starbucks.
Alkitab mengajarkan kita bahwa kesetiaan dalam hal-hal kecil sangat penting, karena melalui kesetiaan itulah Tuhan akan mempercayakan kita dengan tanggung jawab yang lebih besar. Sama seperti Schultz, banyak dari kita mungkin menghadapi tantangan di mana orang lain meremehkan visi atau usaha kecil kita. Namun, jika kita tetap setia dan bekerja dengan tekun, Tuhan akan melihat dan memberkati usaha kita dengan cara yang luar biasa.
APA YANG BISA KITA PELAJARI?
Sobat Warta, sering kali kita merasa bahwa pekerjaan atau usaha kita saat ini terlihat sebagai tidak berarti, namun Tuhan memandang kesetiaan kita dalam perkara-perkara kecil sebagai kunci untuk membuka pintu bagi berkat yang lebih besar. Sama seperti Schultz yang tidak menyerah pada visinya meskipun dimulai dari hal kecil, kita juga diajak untuk setia dalam tugas-tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita sekarang.
Setia dalam hal kecil adalah langkah awal menuju berkat yang lebih besar. Ketika kita bekerja dengan kesetiaan dan ketekunan, Tuhan melihat kesungguhan hati kita, dan seperti janji-Nya, Dia akan mempercayakan kita dengan perkara-perkara besar. Marilah kita tidak mengabaikan hal-hal kecil dalam hidup kita, sebab di dalamnya ada peluang untuk pertumbuhan dan kesuksesan yang lebih besar di masa depan. (MA)
"Siapa pun yang ingin mencapai tujuan yang jauh,
harus mengambil langkah-langkah kecil."
Saul Bellow
Ruang Keluarga
Umumya seorang pria atau wanita usia 25 hingga 40 tahun yang masih lajang di Indonesia seringkali menerima pertanyaan: "kapan nikah?" Bahkan ada kesan bahwa jika seseorang lajang yang telah menyelesaikan kuliahnya atau telah bekerja, menikah adalah suatu keharusan. Seakan-akan menjadi lajang bukanlah suatu hal yang wajar, sehingga timbul pertanyaan:
Jangan-jangan kita memasuki pernikahan karena “tekanan sosial”, bukan karena panggilan Tuhan dalam kehidupan kita. Ini merupakan dasar yang tidak kuat dalam membangun sebuah pernikahan.
Hampir semua pernikahan kristen memiliki masalah yang jauh lebih dalam daripada sekedar yang disadari, karena kita memasuki pernikahan dengan dasar yang tidak kuat; bukannya pengertian dan persiapan yang benar memasuki pernikahan sebagaimana tujuan Allah bagi pernikahan yang diungkapkan dalam Alkitab. Tidak memperhitungkan begitu banyak aspek yang menjadi konsekuensi daripada sebuah pernikahan.
Banyak dasar yang tidak kuat yang menjadikan seorang Kristen menikah, yaitu berpusat pada kebahagiaan pribadi diri sendiri, untuk memenuhi pencapaian pribadi diri sendiri, dan sementara itu mereka mengabaikan, bahkan kehilangan tujuan utama.
Ada beberapa dasar pernikahan yang tidak kuat yang sering dijadikan alasan bagi pasangan untuk menikah :
Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa pernikahan adalah suatu relasi antara Allah - suami – isteri. Membangun relasi pernikahan dibutuhkan komitmen dan kerjasama seumur hidup untuk dapat saling menyatukan diri dengan cara dan pola yang benar. Di awal kitab Kejadian kita menemukan rancangan Allah untuk pernikahan. (Kejadian 2:18-25)
Saat masuk dalam pernikahan, maka setiap pasangan akan memainkan peranan yang baru, baik sebagai suami maupun sebagai istri, bahkan ketika mempunyai anak, setiap pasangan akan memainkan peranan sebagai orangtua. Memasuki pernikahan berarti siap menjalankan peran tersebut dengan berkomitmen seumur hidup hingga kematian memisahkan. Karena itu setiap pasangan yang mau memasuki sebuah pernikahan memerlukan persiapan dan pengertian yang benar akan pernikahan. Namun, seringkali pasangan yang akan menikah lebih berfokus ke persiapan teknis seperti pemilihan gedung, pakaian adat, serta catering. Tidak salah dalam menyiapkan hal-hal teknis pernikahan tersebut, tetapi itu bukanlah hal yang hakiki daripada sebuah pernikahan kristen.
Kesiapan menikah bisa diartikan sebagai kesiapan untuk ber komitmen dan bertanggung jawab dalam pernikahan. Kesiapan ini mencakup area-area spiritual, emosional, fisik dan finansial.
KESIAPAN SPIRITUAL
Setiap pasangan harus memahami tujuan dan rencana Tuhan untuk sebuah pernikahan dan keluarga. Dalam persiapan pernikahan, hal yang paling utama adalah kita harus memalingkan hati kita kepada-Nya, kemudian kepada Firman-Nya sebagai panduan yang tepat dan memadai bagi pernikahan dan keluarga kita. Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk membangun pernikahan dan keluarga yang memiliki visi Allah. Jawablah pertanyaan ini: Apa visi Allah dalam (perjalanan) keluarga yang hendak kita bangun? Kesamaan visi Allah dalam sebuah pasangan adalah dasar daripada segala dasar pernikahan.
KESIAPAN EMOSIONAL
Kesiapan emosional tidak kalah pentingnya, karena masuk dalam pernikahan itu berarti kita menikah dengan orang yang tidak sempurna, punya kelebihan dan kekurangan. Kita harus siap menerima setiap kekurangan pasangan kita. Kita akan menjumpai perbedaan-perbedaan pada pasangan kita dan keluarga besarnya; mulai dari perbedaan karakter, perbedaan bahasa komunikasi, perbedaan pemikiran, bahkan seringkali perbedaan nilai! Kita harus siap menerima dan menangani perbedaan-perbedaan tersebut untuk saling melengkapi satu dengan yang lain. Ini memerlukan kedewasaan secara emosional. Dalam pernikahan, kita juga harus siap dengan perubahan, bahkan jika perubahan itu tidak sesuai dengan harapan kita.
KESIAPAN FISIK
Kesiapan secara fisik, dalam menjalani pernikahan penting untuk kita sehat secara jasmani agar tetap kuat dalam menjalani setiap peran dan tanggung jawab masing-masing. Gaya hidup yang sehat merupakan salah satu ekspresi komitmen untuk mengokohkan kelangsungan keluarga yang kita bangun. Banyak pernikahan yang hancur ditengah jalan disebabkan gaya hidup pasangan yang tidak sehat, misalnya : rokok, dugem, miras, judi dan seterusnya.
KESIAPAN FINANSIAL
Kesiapan ini mencakup persiapan tempat tinggal yang tetap, penghasilan bulanan yang tetap, dan kesepakatan dalam perencanaan serta pengelolaan keuangan keluarga. Pada masa ini sebuah pesta pernikahan membutuhkan dana yang cukup besar, sedangkan pasca pesta tersebut kita langsung diperhadapkan dengan 'proyek' selanjutnya; persiapan akan kelahiran anak, pemeliharaannya, pendidikannya dan seterusnya. Setiap pasangan perlu punya landasan keuangan yang siap meng handle area ini juga.
Jadi, bagi Anda yang mungkin punya rencana untuk menikah, ada baiknya merefleksikan hal-hal berikut ini:
Masih banyak lagi pertanyaan yang perlu ditanyakan dan menjadi bahan evaluasi sebelum menikah. Mari selamatkan pernikahan kita sebelum pernikahan itu; dimulai dengan memiliki KESIAPAN. (TB)
Ruang Kesaksian
"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi,
yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat
dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala."
Kolose 3:5
Bertumbuh dalam keluarga yang broken home, membuat saya menjadi seorang pribadi yang tidak mengenal Tuhan. Sejak kecil saya tidak pernah bertemu dengan sosok ayah saya. Mereka sudah berpisah. Mama sendirian berjuang untuk menghidupi keluarganya. Kondisi perekonomian ini membuat saya ingin membantu mama dan meringankan bebannya.
Saya kemudian bertemu dengan teman yang mulai membangun suatu bisnis yang melanggar Firman Tuhan. Di sini saya mulai terlibat pornografi dan sering menonton film–film porno. Hal tersebut menjadi lebih buruk ketika saya menginjak bangku SMP, papa kembali ke rumah. Hal yang saya bayangkan akan adanya sebuah perbaikan kehidupan ternyata gagal, bahkan situasi dan kondisi di rumah kian memprihatinkan. Inilah awal yang menjadi pemicu saya untuk jatuh lebih jauh dalam dunia pornografi. Saya bahkan tidak hanya mengkonsumsi dan menonton sebuah film, namun saya membuka peluang lebih jauh dari itu. Hal ini membuat saya terseret lebih jauh hingga pada suatu saat, saya merasa hampa dan tidak ada damai sejahtera. Saya jenuh, bosan, walau saya memiliki cukup uang untuk membiayai kuliah saya di sebuah universitas swasta di kawasan Jakarta Utara. Saat itu saya tidak mengenal dan tidak takut akan Tuhan.
Hingga pada tahun 2002, pada awal masa perkuliahan, seorang teman mengajak saya untuk datang menghadiri sebuah ibadah raya gereja di hari Minggu. Pada saat kantong persembahan diedarkan, saya mendengar sebuah lagu pujian yang begitu indah, membuat damai sejahtera yang selama ini saya belum pernah alami, saya menghapalkan liriknya dan saya mulai bersenandung; bahkan tidak kuasa menahan air mata yang sudah deras mengalir. Lirik lagu tersebut adalah, "persembahanku - betapa hatiku...". Saya membayangkan sosok Tuhan Yesus yang penuh kasih yang menerima saya apa adanya. sepulangnya dari gereja tersebut saya kembali menjalani hidup seperti biasa, hingga beberapa waktu berlalu untuk yang kedua kalinya Tuhan beracara meneguhkan hati saya untuk mengenal-Nya lebih dalam. Saya merasa menjadi bosan dengan apa yang saya lakukan dan saya ingin merasakan kembali hadirat Tuhan yang begitu kuat yang mengingatkan saya akan seluruh pelanggaran-pelanggaran hidup saya.
Di sini saya mulai mencari sebuah wadah gereja yang bisa membawa hadirat Tuhan seperti yang saya rasakan sebelumnya. Saya mencari dan menemukan salah satu gereja di bawah naungan Pak Niko. Padahal latar belakang saya bukan seorang yang karismatik. Pada waktu saya menaikkan doa, pujian dan penyembahan, saya sungguh menikmati dan merasakannya. Haleluya… Saya merasakan hadirat Tuhan, perjumpaan dan Tuhan serta gaya pujian penyembahan yang sama dengan yang sebelumnya; ketika Tuhan jamah saya. Bahkan secara berkesinambungan membuat melodi dan sejarah baru dalam hidup saya. Saya bertumbuh iman kerohanian dan ketaatan saya melalui Doa, Pujian dan Penyembahan.
Pada tahun 2005 saya memberi diri untuk dibaptis selam. Dan tahun 2008 aktif melayani pekerjaan Tuhan dan bernaung di bawah Rayon 1C. Sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya dapat terbebas dari belenggu ikatan pornografi. Melalui Doa Pujian dan Penyembahan yang ada dalam wadah gereja ini hidup saya dibaharui. Saya melayani dan menjadi seorang pelayan jemaat yang takut akan Tuhan, bahkan lebih dari itu, hidup saya dipulihkan sempurna. Saya menikah dan memiliki keluarga baru yang cinta dan takut akan Tuhan. Saya menanamkan dalam keluarga saya, arti pentingnya hadirat Tuhan melalui Doa Pujian dan Penyembahan, bahkan pada tahun 2011 ketika Tuhan ijinkan saya pindah ke Pontianak, saya tetap beribadah dan bernaung dalam sebuah gereja Pak Niko di bawah penggembalaan Rayon 1i.
Sungguh suatu bukti nyata yang sempurna atas perubahan hidup dan pengenalan saya akan Tuhan Yesus melalui kuasa Doa, Pujian dan Penyembahan… Puji Tuhan!
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.