Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
YesusTeladanIntegritasdalamPerbuatan.pdf
Ruang Remaja
“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.”
Mazmur 37:5-6
Setiap nama yang diberikan orang tua pasti memiliki makna dalam kehidupan anaknya. Banyak orang yang percaya bahwa nama mewakili karakter orangnya, bahkan bisa menentukan kehidupannya. Makanya jarang ada orang tua yang memberi nama buruk kepada anak-anaknya.
Tetapi tidak demikian dengan ibu yang memberi nama 'Yabes'. Yabes dalam bahasa Ibrani memiliki pengertian kesedihan yang mendalam; penderitaan yang tiada henti dan rasa sakit. Nama Yabes diberikan ibunya karena si ibu sangat menderita kesakitan pada saat melahirkan.
Masa lalu Yabes yang demikian itu tidak membuat dia lemah, tetapi justru membuat dia memiliki keyakinan bahwa hidupnya tidak bergantung pada nasib, melainkan kepada Allah. Dia memohon kepada Allah untuk mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Dan pada akhirnya Alkitab mengatakan bahwa, “Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya.”
Di dalam 1 Tawarikh 4: 10, inilah bunyi dari doa Yabes:
“Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.”
Dari ayat ini kita bisa mendapati 4 hal yang Yabes minta kepada Allah, yaitu:
Disini kita akan pelajari bagaimana caranya agar doa kita bisa dikabulkan oleh Tuhan seperti Yabes. Berikut ada 5 point:
Mengetahui Kepada Siapa Kita Berdoa
Yabes berdoa kepada Allah yang benar, Allah yang saat ini kita panggil 'Bapa' di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita perlu lebih dahulu hidup dalam pengenalan akan Allah, agar kita tahu kepada siapa doa kita ditujukan.
Beriman Sepenuhnya Kepada Allah
Mengetahui dan percaya adalah sesuatu yang berbeda. Sekedar mengetahui tentang Allah tidak membuat kita berubah. Seharusnya, pengetahuan tentang Allah membawa kepada keyakinan yang kokoh kepada-Nya. Yabes memilih menggantungkan hidupnya kepada Allah daripada kepada nasib..
Memiliki Pengharapan Kepada Tuhan
Pengharapan adalah sesuatu di masa depan yang belum terwujud, dan bisa diwujudkan dengan satu keyakinan yang kuat. (Ibrani 11:1) Jika pengharapan kita hilang, maka iman tidak memiliki energi untuk mencapai. Iman harus memiliki sasaran, dan pengharapan kita adalah energi iman kita.
Berdoa Dengan Sikap Hati yang Sungguh-sungguh
Yabes mengungkapkan keinginannya kepada Allah dengan doa yang sungguh-sungguh. Kesungguhan Yabes diungkapkan dalam kalimat: “Yabes berseru kepada Allah.”
Permohonan Doa yang Sesuai Dengan Kehendak Allah
Ketika kita dapat berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan artinya kita menyenangkan hati-Nya dan hidup sesuai dengan rencana-Nya, sehingga Tuhan akan mengabulkan doa kita yang sesuai rencana-Nya.
Dari kelima point diatas kita bisa menyimpulkan; “apapun permintaan kita kepada Allah, doakanlah secara teratur dengan keyakinan bahwa Dia akan campur tangan dan kuasa-Nya tidak terbatas akan menolong kita.”
Melalui artikel hari ini, kita diingatkan supaya: “jangan pernah menyerah kepada nasib atau keadaan, karena hidup kita tidak tergantung pada nasib, tetapi kepada Allah.” Tuhan Yesus memberkati. (MA)
Ruang Keluarga
Umumya seorang pria atau wanita usia 25 hingga 40 tahun yang masih lajang di Indonesia seringkali menerima pertanyaan: "kapan nikah?" Bahkan ada kesan bahwa jika seseorang lajang yang telah menyelesaikan kuliahnya atau telah bekerja, menikah adalah suatu keharusan. Seakan-akan menjadi lajang bukanlah suatu hal yang wajar, sehingga timbul pertanyaan:
Jangan-jangan kita memasuki pernikahan karena “tekanan sosial”, bukan karena panggilan Tuhan dalam kehidupan kita. Ini merupakan dasar yang tidak kuat dalam membangun sebuah pernikahan.
Hampir semua pernikahan kristen memiliki masalah yang jauh lebih dalam daripada sekedar yang disadari, karena kita memasuki pernikahan dengan dasar yang tidak kuat; bukannya pengertian dan persiapan yang benar memasuki pernikahan sebagaimana tujuan Allah bagi pernikahan yang diungkapkan dalam Alkitab. Tidak memperhitungkan begitu banyak aspek yang menjadi konsekuensi daripada sebuah pernikahan.
Banyak dasar yang tidak kuat yang menjadikan seorang Kristen menikah, yaitu berpusat pada kebahagiaan pribadi diri sendiri, untuk memenuhi pencapaian pribadi diri sendiri, dan sementara itu mereka mengabaikan, bahkan kehilangan tujuan utama.
Ada beberapa dasar pernikahan yang tidak kuat yang sering dijadikan alasan bagi pasangan untuk menikah :
Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa pernikahan adalah suatu relasi antara Allah - suami – isteri. Membangun relasi pernikahan dibutuhkan komitmen dan kerjasama seumur hidup untuk dapat saling menyatukan diri dengan cara dan pola yang benar. Di awal kitab Kejadian kita menemukan rancangan Allah untuk pernikahan. (Kejadian 2:18-25)
Saat masuk dalam pernikahan, maka setiap pasangan akan memainkan peranan yang baru, baik sebagai suami maupun sebagai istri, bahkan ketika mempunyai anak, setiap pasangan akan memainkan peranan sebagai orangtua. Memasuki pernikahan berarti siap menjalankan peran tersebut dengan berkomitmen seumur hidup hingga kematian memisahkan. Karena itu setiap pasangan yang mau memasuki sebuah pernikahan memerlukan persiapan dan pengertian yang benar akan pernikahan. Namun, seringkali pasangan yang akan menikah lebih berfokus ke persiapan teknis seperti pemilihan gedung, pakaian adat, serta catering. Tidak salah dalam menyiapkan hal-hal teknis pernikahan tersebut, tetapi itu bukanlah hal yang hakiki daripada sebuah pernikahan kristen.
Kesiapan menikah bisa diartikan sebagai kesiapan untuk ber komitmen dan bertanggung jawab dalam pernikahan. Kesiapan ini mencakup area-area spiritual, emosional, fisik dan finansial.
KESIAPAN SPIRITUAL
Setiap pasangan harus memahami tujuan dan rencana Tuhan untuk sebuah pernikahan dan keluarga. Dalam persiapan pernikahan, hal yang paling utama adalah kita harus memalingkan hati kita kepada-Nya, kemudian kepada Firman-Nya sebagai panduan yang tepat dan memadai bagi pernikahan dan keluarga kita. Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk membangun pernikahan dan keluarga yang memiliki visi Allah. Jawablah pertanyaan ini: Apa visi Allah dalam (perjalanan) keluarga yang hendak kita bangun? Kesamaan visi Allah dalam sebuah pasangan adalah dasar daripada segala dasar pernikahan.
KESIAPAN EMOSIONAL
Kesiapan emosional tidak kalah pentingnya, karena masuk dalam pernikahan itu berarti kita menikah dengan orang yang tidak sempurna, punya kelebihan dan kekurangan. Kita harus siap menerima setiap kekurangan pasangan kita. Kita akan menjumpai perbedaan-perbedaan pada pasangan kita dan keluarga besarnya; mulai dari perbedaan karakter, perbedaan bahasa komunikasi, perbedaan pemikiran, bahkan seringkali perbedaan nilai! Kita harus siap menerima dan menangani perbedaan-perbedaan tersebut untuk saling melengkapi satu dengan yang lain. Ini memerlukan kedewasaan secara emosional. Dalam pernikahan, kita juga harus siap dengan perubahan, bahkan jika perubahan itu tidak sesuai dengan harapan kita.
KESIAPAN FISIK
Kesiapan secara fisik, dalam menjalani pernikahan penting untuk kita sehat secara jasmani agar tetap kuat dalam menjalani setiap peran dan tanggung jawab masing-masing. Gaya hidup yang sehat merupakan salah satu ekspresi komitmen untuk mengokohkan kelangsungan keluarga yang kita bangun. Banyak pernikahan yang hancur ditengah jalan disebabkan gaya hidup pasangan yang tidak sehat, misalnya : rokok, dugem, miras, judi dan seterusnya.
KESIAPAN FINANSIAL
Kesiapan ini mencakup persiapan tempat tinggal yang tetap, penghasilan bulanan yang tetap, dan kesepakatan dalam perencanaan serta pengelolaan keuangan keluarga. Pada masa ini sebuah pesta pernikahan membutuhkan dana yang cukup besar, sedangkan pasca pesta tersebut kita langsung diperhadapkan dengan 'proyek' selanjutnya; persiapan akan kelahiran anak, pemeliharaannya, pendidikannya dan seterusnya. Setiap pasangan perlu punya landasan keuangan yang siap meng handle area ini juga.
Jadi, bagi Anda yang mungkin punya rencana untuk menikah, ada baiknya merefleksikan hal-hal berikut ini:
Masih banyak lagi pertanyaan yang perlu ditanyakan dan menjadi bahan evaluasi sebelum menikah. Mari selamatkan pernikahan kita sebelum pernikahan itu; dimulai dengan memiliki KESIAPAN. (TB)
Ruang Kesaksian
“Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya”.
Mazmur 20:6-7
Perkenalkan nama saya Sri Lestari (Tary) dan suami saya Dedi. Suami saya adalah pendoa di SICC Tower Sentul. Saya ingin bersaksi tentang keajaiban Tuhan yang terjadi dalam hidup saya. Ada dua kejadian yang ajaib yang mau saya saksikan.
Yang pertama, terjadi di awal Januari 2022. Saya mengalami demam tinggi hingga 10 hari lamanya. Saya tidak berobat ke RS, karena saat itu COVID-19 sedang menyebar kemana-mana. Saya takut, maka saya menolak berobat ke RS. Perlu diketahui bahwa saya belum vaksin, disebabkan saya ada autoimun yang menyerang sistem syaraf di tengkuk dan mengakibatkan kelumpuhan pada kedua tangan saya.
Saya bertahan dengan obat penurun panas, namun tidak membantu penyembuhan. Terkadang membuat saya menggigil, kadang panas tinggi hingga mengigau. Saya tidak bisa bangun selama beberapa hari dan jika bangun untuk berdiri saya jatuh, kepala saya sangat pusing. Penglihatan saya pun gelap; serasa mau pingsan.
Pada hari keempat saya bermimpi, saya dibawa ke Sorga tempat yang luar biasa indah dan penuh kedamaian. Tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Paginya saat saya bangun, sungguh ajaib seperti ada kekuatan baru, yang semula saya berpikir saya sudah tidak ada di dunia ini. Ternyata Tuhan alirkan kekuatan baru yang membuat saya bisa merambat untuk ke kamar kecil. Saya melihat bintik-bintik kecil merah di kulit kaki saya, saya curiga DBD.
Tuhan ingatkan saya tentang pohon pepaya yang tumbuh sendiri di depan rumah sebulan yang lalu. Pohon itu sudah setinggi 1/2 meter. Lalu saya minta tolong suami untuk petik daunnya, ditumbuk dan peras airnya. Selama 2 hari saya minum perasan itu dan juga jus jambu yang diolah oleh suami saya. Saya bersyukur berkat ketekunan, kesabarannya di dalam mendoakan dan merawat saya, maka saya berangsur pulih. Hari kedelapan saya sudah bisa makan sedikit. Oleh karena anugerah dan kemurahan Tuhan serta doa dari hamba-hamba-Nya, saya terus mengalami kesembuhan. Hari kesepuluh saya sembuh pulih sehat kembali. Tuhan Yesus sungguh dahsyaaaat.
Saat trombosit turun drastis dan tubuh saya tidak bisa melawan virus karena ada autoimun, saya hanya bisa berdoa dan berserah. Firman Tuhan mengatakan, "Di dalam kelemahanmu kuasa-Ku menjadi nyata” dan itu saya alami. Haleluyaaa!!
Kedua, pada tanggal 6 Juli 2022, saya mengalami pendarahan hebat yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Tiba-tiba darah keluar setiap harinya seperti haid namun bergumpal-gumpal dengan intensitas tinggi. Sehingga saya tidak bisa leluasa bergerak atau berjalan. Kondisi seperti ini saya alami sampai tanggal 15 Agustus 2022.
Tanggal 16 Agustus - 8 September agak sedikit mereda walaupun tidak total berhenti. Namun tanggal 9 September keluar lagi sangat banyak sampai tanggal 20 Oktober 2022. Ketika agak sedikit mereda, saya segera memeriksakan diri ke RS di daerah Cibinong. Sebelumnya saya tidak berobat, karena saya kehilangan banyak darah yang membuat saya lemas, tidak bertenaga dan sakit kepala.
Hasil pemeriksaan dokter, terjadi penebalan dinding rahim; endometrium. Tetapi dokter tidak berani melanjutkan penangganan lebih lanjut, karena saya ada autoimun yang menyerang sistem syaraf. Saya dirujuk ke RS lain di daerah Cibinong. Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan adanya Miom. Lalu dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi yang dijadwalkan pada tanggal 17 November 2022.
Tanggal 15 November 2022, saya dihubungi oleh saudara saya untuk datang ke rumahnya di Jakarta tanggal 19 November 2022, karena beliau ulang tahun. Saya sampaikan bahwa saya tidak bisa datang, karena saya akan dioperasi tanggal 17 November. Saya pun menjelaskan apa yang saya alami. Tetapi saudara saya mengatakan bahwa saya tidak perlu operasi, lebih baik kita doakan bersama di hari ulang tahunnya. Setelah diskusi dengan suami, akhirnya jadwal operasi diundur. Kami pun datang di acara tersebut. Sejak itu kami terus berdoa dengan iman yang teguh dan saya juga berusaha mengkonsumi makanan yang dapat mengecilkan miom.
Tanggal 28 November saya kontrol ke dokter untuk mengetahui kondisi miom. Karena dalam doa saya yakin bahwa Tuhan berkenan menolong saya, maka saya harus kontrol ke dokter untuk membuktikan iman saya itu.
Namun sayang, dokter menolak melakukan USG. Katanya tidak perlu USG lagi karena waktu itu sudah di USG. Malah dokter minta operasi dimajukan dari tanggal 17 Desember menjadi tanggal 5 Desember. Saya tidak setuju karena pada tanggal tersebut anak saya sedang ujian final test. Tetapi dengan beberapa pertimbangan medis, dokter tetap akan melakukan tindakan operasi tanggal 5 Desember 2022. Akhirnya kami mengikuti keputusan dokter, tetapi di dalam hati saya sangat bergumul masalah anak, dan ada beberapa biaya yang tidak ditanggung BPJS.
Tanggal 2 Desember 2022, tiga hari sebelum hari operasi, saya mengutarakan keheranan saya kepada seorang teman, mengapa dokter menolak keinginan saya untuk USG. Teman saya menyarankan untuk USG di RS lain. Memang kami sempat berpikir seperti itu, tapi berhubung pembayaran harus tunai dan biaya RS yang tidak murah, maka kami tangguhkan. Setelah mendapat konfirmasi dari teman, malamnya kami sepakat berdoa lewat zoom dan esok paginya kami USG ke RS.
Saya katakan,"Dok tolong USG, apa miom saya sudah hilang atau sudah lenyap?"
Mendengar hal ini suami saya sempat tertawa, karena dikira saya salah. Saya memang sengaja bernubuat seperti itu. Setelah saya ceritakan jejak rekam medis saya, dokter memeriksa dengan USG luar, namun tapi tidak ditemukan apa apa. Untuk memastikan hasil yang maksimal maka dokter mengganti dengan alat yang dimasukkan ke dalam. Alat itu diputar untuk memeriksa seluruh bagian dan Puji Tuhan hasilnya bersih. Sama sekali tidak ada miom.
Suami saya menanyakan hasil pemeriksaan tersebut dan dokter menyatakan bersih. Haleluyaaah!! Tuhan Yesus sungguh dahsyaaaat dan ajaib!!. Sehingga saya tidak perlu dioperasi dan pergumulan berat yang saya rasakan, Tuhan angkat begitu saja. Saya sangat bersyukur untuk pertolongan dan kemurahan Tuhan. Saya juga sangat berterima kasih kepada suami, anak, team Profetik dan teman2 pendoa, penjaga Menara Doa SICC dan Bandung yang turut berdoa buat saya. Tuhan Yesus memberkati senantiasa berlimpah.
Tuhan Yesus baik, dalam segala waktu pertolongan-Nya pada waktu kesesakan sungguh terbukti. Sepanjang tahun 2022 adalah tahun yang berat bagi kami, tetapi segala perkara dapat ditanggung dalam Dia yang memberi kami kekuatan.
Dua kali melewati bayang-bayang maut, tapi Tuhan luputkan,Tuhan memberikan mujiizat. Tuhan melakukan jauh lebih banyak dari yang dapat kita doakan dan pikirkan yang ternyata dari Kuasa yang bekerja di dalam kita. Haleluyaaah!!
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.