"Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel."
Mazmur 121:4 TB
Perkenalkan nama saya Khristine Wijaya dan suami saya Michael Hadiyanto, kami mempunyai tiga orang anak, satu orang menantu dan dua orang cucu. Keluarga besar saya dari latar belakang kepercayaan yang berbeda.
Saya terlahir dengan pribadi yang tegas, memiliki pendirian yang kuat serta tidak mudah menyerah sehingga sulit bagi saya untuk menerima sesuatu yang berbeda apalagi sampai menerima ideologi yang baru. Namun oleh karena kasih karunia Tuhan Yesus pada diri saya dan keluarga menjadikan bagian dari domba-domba-Nya, supaya kami menjadi saksi-Nya sampai ke ujung-ujung bumi.
Saya menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi pada bulan Juli 2004, dan sejak tahun 2007 saya mulai tertanam di Gereja GBI Gatot Subroto Jemaat Induk Senayan di bawah pengembalaan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo. Firman-Nya berkata,
“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”
Kisah Para Rasul 16:31
Puji Tuhan seperti kata janji Firman Tuhan, akhirnya kedua orang tua dan saudara saya menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi pada tahun 2009. Mereka semua beribadah di GBI daerah Pekiringan Cirebon dengan gembala cabang Pdt. Samuel Susijanto yang merupakan salah satu cabang di bawah GBI Jl. Gatot Subroto.
Saya ingin bersaksi akan kebaikan Tuhan atas keluarga saya, pada saat COVID-19 varian Delta sedang tinggi-tingginya di akhir Juni 2021, saat itu keadaan Jakarta sangat menakutkan; bahkan telah menelan banyak korban jiwa. Tanggal 30 Juni 2021, saat itu saya diberitahu oleh anak saya bahwa istrinya Maria yang sedang mengandung anak kedua, dengan usia kandungan 28 minggu divonis COVID-19. Mendengar kabar tersebut, hati saya menjadi sangat kuatir, rasa takut dan sedih begitu menguasai saya secara luar biasa sehingga saya hanya mampu menangis.
Ketika mendengar kabar tersebut baru saja saya masuk karantina satu hari di hotel, karena baru pulang bepergian dari luar negeri, dan saat itu ketentuan karantina diberlakukan selama 5 hari. Saya sempat menyampaikan keinginan saya kepada suami untuk dapat kabur saja dari hotel dan mendatangi rumah anak saya untuk melakukan perjamuan kudus sebelum menantu saya dibawa ke rumah sakit di daerah Kelapa Dua.
Selesai karantina saya mendengar kabar bahwa sejak tanggal 6 Juli nafsu makannya Maria berkurang sekali, ia sempat sesak napas dan pingsan. Dokter memberikan obat yang pada saat itu tergolong langka serta disuntik anti virus dengan dosis tinggi. Karena kondisinya yang sangat lemah dan sulit bernapas, tidak bisa tidur maka ia harus masuk ke ICU di RS daerah Lippo Karawaci. Melihat keadaannya yang kritis, saya berkata kepada besan saya: “Jika pasien sudah sampai masuk ICU, kita harus berjaga-jaga di dalam doa dan puasa di rumah masing-masing, karena ruang ICU sangat besar roh mautnya”.
Besan saya melakukan puasa dan berdoa dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam, sementara saya berdoa dari pukul 10 malam sampai pukul 8 pagi di rumah. Saya tidak berpuasa karena semalaman saya tidak tidur, saya hanya duduk berlutut berdoa minta belas kasihan dan kemurahan Tuhan untuk menantu dan cucu saya. Setiap hari saya minta dukungan doa dari gembala dan anggota COOL, penjaga menara doa di SICC, kenalan hamba-hamba Tuhan serta lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Karena saya merasa kuatir, takut dan cemas, akan tetapi di sisi yang lain saya harus kuat karena bila saya tidak kuat siapa lagi yang mau berdiri dan terus berdoa untuk kesembuhan menantu saya. Setiap hari saya terus
mengupdate kondisinya dan menulisnya di kertas
post-it berwarna, saya tulis apa saja yang harus didoakan lalu saya foto. Yang saya doaikan agar tidak sampai terserang badai sitokin, PAO2 kondisi oksigen di dalam darah dapat 100% dan agar tim dokter diberi hikmat untuk mengambil keputusan yang terbaik dari Tuhan.
Golongan darah menantu saya adalah AB+ termasuk golongan darah yang sangat langka tersedia di PMI, jadi kami harus berusaha mencari pendonor plasma; sampai ke semua teman-teman anak saya dan seluruh keluarga dikerahkan untuk mencari pendonor yang sesuai. Karena kriteria plasma yang dibutuhkan begitu sulit didapat, syaratnya harus berasal dari orang yang belum pernah melahirkan, sehat dan baru terkena COVID-19 kurang dari 3 bulan serta antibodinya lebih dari 200.
Puji Tuhan, akhirnya pada tanggal 7 Juli ia menjalani proses terapi plasma pertama dan dimasukkan ectempra untuk menurunkan kadar radang paru-paru, agar CRP (C-reactive protein) dapat kembali normal dan bayi di dalam kandungannya tetap mendapatkan asupan makanan.
Puji Tuhan terapi plasma darah dapat berjalan dengan lancar, sehingga pada tanggal 13 Juli sekalipun ia masih berada di ICU dan masih menggunakan ventilator, namun kondisi paru-parunya sudah lebih baik; saturasi sudah naik, PO2 sudah mejadi 56. Untuk kebaikan bersama maka bayinya dilahirkan secara
premature dan ditempatkan dalam ruang NICU. Keadaan bayi semakin hari semakin baik, sudah dapat minum ASI sebanyak 5 mg, dapat buka mata sekalipun paru-paru belum berkembang dengan sempurna. Puji Tuhan setelah di USG semuanya dalam keadaan normal sebelumnya saturasi menurun dan sempat tidak bernapas. Namun oleh karena kuasa doa sanggup memberikan napas kehidupan.
Hasil pemeriksaan tanggal 14 Juli, paru-paru menantu saya masih terdapat banyak sekali dahak dan lendir sehingga masih harus di tempatkan pada ruang ICU, namun jika hasil PCR keesokan harinya hasilnya negatif maka ia dapat di pindahkan ke RS bersama bayinya. Namun sore harinya tim dokter memberitahukan bahwa ditemukan pneumonia (infeksi yang menimbulkan peradangan berisi cairan) pada bagian ujung paru-paru, sehingga tidak dapat berkembang dan menerima oksigen. Bahkan paru-parunya menjadi lebih putih dari sebelumnya dan mengecil. Awalnya kami sekeluarga sempat terkejut karena berpikir sudah akan membaik, namun terdapat pneumonia. Oleh karena keadaan itu maka tim dokter memutuskan untuk tidak mengizinkan keluar dari rumah sakit.
Keesokan harinya Maria demam, diberikan terapi plasma ketiga, juga ectempra. Pada tanggal 18 Juli, kondisi mental menantu saya cukup stress karena ia berpikir sudah akan sembuh, namun terdapat pneumonia yang mengakibatkan ia kembali sesak napas. Juga hasil tes PCR-nya masih positif dan bantuan oksigen 70%. Keadaannya semakin tidak tenang ditambah pada saat itu banyak pasien yang telah meninggal dan banyak yang berteriak-teriak kesakitan. Melihat keadaannya yang tidak dapat berjalan, ventilator/HFNC belum boleh dilepas membuat kondisinya semakin hari semakin menurun.
Saya tetap mengandalkan Tuhan dalam keadaan yang tidak baik itu, saya tetap percaya bahwa ada kuasa Tuhan yang besar. Saya terus berdoa dan meminta dukungan doa agar kiranya menantu dan bayinya diberikan paru-paru yang baru dari Tuhan Yesus, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, saya percaya paru-paru Maria dapat berkembang dengan sempurna.
Tanggal 20 Juli, pukul 2 pagi Tuhan mendengar doa kami. Maria boleh lepas dari ventilator HFNC berganti dengan masker oksigen sungkup. Kami terus minta dukungan doa agar terjadi mujizat
unusual untuk bayi dan Maria. Keesokannya pada pukul 1 pagi, mujizat
unusual terjadi. Maria memberitahukan bahwa hasil tes PCR-nya masih positif namun ia merasakan dadanya hangat seperti di jamah, sehingga ia tidak memerlukan oksigen lagi. Ajaibnya, tiba-tiba ia bisa duduk sendiri, kakinya bisa digerakkan, serta sesak napasnya hilang, ia merasakan badannya begitu sehat.
Akhirnya tanggal 24 Juli, hasil tes PCR-nya negatif. Namun keadaan bayi masih dalam keadaan yang sangat menguatirkan karena di otaknya terjadi pendarahan +/- 1 cm atau disebut “IVH”. Kami masih tetap berdoa dan minta dukungan doa untuk kesembuhan yang sempurna bagi bayinya.
Tanggal 27 Juli, jam 5 sore kami diberi kabar dari RS bahwa keadaan menantu saya di paru-parunya ada bakteri baru, walaupun hasil PCR sudah dinyatakan negatif namun PO2 turun dan agak sesak napas, akhirnya kembali menggunakan ventilator dan harus masuk ICU.
Keadaan bayinya pun ikut menurun, seperti ada kontak batin antara ibu dan anak; sehingga tekanan ventilator harus ditambah yang sebelumnya sudah rendah dinaikkan menjadi medium. Kami mengadakan
meeting zoom dengan tim dokter dan dokter menyarankan supaya Maria diberi antibiotik yang lebih rendah daripada yang sekarang. Dokter juga minta dukungan doa dari keluarga supaya antibiotik yang akan diberikan ini bisa berfungsi maksimal untuk paru-paru bagian bawah, agar bisa berkembang dengan baik dan tidak mengecil. Dengan harapan tidak ada penyakit lain yang akan timbul akibat diberikan antibiotik dengan dosis lebih rendah.
Puji Tuhan, keadaan Maria semakin membaik sehingga pada tanggal 6 Agustus ia diijinkan pulang ke rumah. Namun bayinya masih di dalam inkubator, tetapi ventilator sudah dilepas dan bekas pendarahan sudah tidak ada lagi karena sudah diserap oleh tubuh bayi dan hanya memakai oksigen saja, sudah dapat minum ASI sebanyak 20 cc per 2 jam.
Tanggal 26 Agustus, untuk pertama kalinya Maria dapat bertemu dengan bayinya. Tetapi bayinya masih belum bisa pulang, paru-parunya masih dipantau dan masih di tempatkan di dalam inkubator. Tuhan melakukan mujizat-Nya sekali lagi, cucu saya di RS hanya memakai ventilator kurang dari 1 bulan yang sebelumnya sempat di prediksi oleh dokter dapat sekitar 3-6 bulan lamanya, itu pun tidak ada garansinya, apalagi biaya ventilator sekitar 15-25 juta / hari. Awalnya anak saya sempat kuatir dengan biaya RS bayinya yang begitu besar namun saya katakan bahwa tidak mungkin sampai begitu lama, Tuhan Yesus pasti akan mencukupkan semua biayanya. Karena saya percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan setiap orang yang berseru pada-Nya dan Tuhan yang kita sembah tidak pernah bekerja dengan setengah-setengah. Dia sanggup melakukan mujizat.
Tuhan Yesus Ajaib, kenyataannya bayinya menggunakan ventilator hanya sekitar 15 hari. Jangan pernah ragu dan menjadi kuatir dengan setiap masalah dan peristiiwa yang terjadi dalam hidup kita, tetaplah percaya bahwa di balik peristiwa yang keliatannya tidak mungkin selama kita dapat percaya pada Tuhan pasti ada pertolongan-Nya. Puji Tuhan, kini bayinya sudah berusia 10 bulan keadaannya sangat sehat, makanannya pun sudah seperti bayi yang lahir secara normal, berat badannya sekarang sudah 9 kg.
Di saat kita mulai berserah, di titik itulah saya merasakan kekuatan saya justru bertambah. Tergenapilah Firman-Nya: “Di dalam kelemahan kita kuat kuasa Tuhan akan dinyatakan.” Saya juga tahu Tuhan Yesus tidak pernah memberikan ujian melebihi kemampuan seseorang, akan tetapi kalau boleh saya minta tidak mengalami ujian yang seperti ini lagi, terlalu berat buat saya Tuhan.
Sampai kesaksian ini diturunkan, saya pun masih tetap minta dukungan doa dari teman-teman untuk cucu saya agar sesuai dengan namanya “Joshua” akan dipakai oleh Tuhan secara luar biasa, membawa banyak jiwa-jiwa untuk mempermuliakan nama Tuhan.
Dia yang membentuk kita, merajut kita sejak dari dalam kandungan. Kejadian kita dahsyat dan ajaib pula yang Tuhan sudah buat atas setiap hidup kita, oleh sebab itu janganlah takut karena kita telah ditebus oleh Darah-Nya yang mahal dan Tuhan Yesus pasti menyertai kita.
Kita berharga di mata Tuhan. Firman-Nya berkata:
“Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau”
Yesaya 43:2
Dan bersama dengan Tuhan Yesus, kita mampu melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa karena Tuhan sendiri yang menginjak para lawan-lawan-Nya.
Saya mengucap syukur kepada Tuhan Yesus untuk kemurahan-Nya, belas kasih-Nya yang senantiasa diberikan pada saya dan seluruh keluarga saya (suami, anak, mantu, cucu), juga kasih-Nya dan perkenanan-Nya senantiasa nyata saya rasakan sampai hari ini.
Kuasa kebangkitan-Nya itulah yang memampukan kita dalam setiap pergumulan, baik itu dalam membuat keputusan yang menurut logika ataupun menurut analisa yang sulit; bahkan menurut pandangan kita mustahil, akan tetapi bagi Tuhan Yesus tidak ada yang mustahil. Firman-Nya Ya dan Amin.
Shalom! Bagi Saudara sedang membutuhkan dukungan doa ataupun ingin memberikan kesaksian dan pengalaman tentang kebaikan Tuhan, silakan isi formulir di bawah ini. Tim Hotline kami akan segera melayani dan merespon Saudara. Tuhan Yesus Memberkati.
Form Permohonan Doa Form Kesaksian