Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Jikalau suatu pohon kamu katakan baik,
maka baik pula buahnya;
jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik,
maka tidak baik pula buahnya.
Sebab dari buahnya pohon itu dikenal."
Matius 12:33
Setelah melakukan penelitian terhadap perilaku ribuan pengguna telepon genggam di salah satu kota di Amerika Serikat, Dr. James Katz, seorang profesor di bidang komunikasi di Rutgers University, menyimpulkan bahwa telepon genggam telah mengubah cara berpikir seseorang terhadap 'waktu'.
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa Amerika Serikat kini hidup dalam “soft time”. Istilah “soft time” diciptakan sebagai gambaran cara berpikir para pengguna telepon genggam di negara tersebut yang keliru dalam disiplin waktu.
Misalnya, ada orang yang menelepon pada pukul 08.20 untuk mengatakan dia terlambat hadir dalam rapat yang diadakan pukul 08.30. Dia minta maaf untuk itu. Parahnya adalah orang tersebut malah datang pukul 08.45, dan menganggap dirinya tidak bersalah, karena dia telah menelepon sebelumnya dan meminta maaf. Ironisnya, keterlambatan itu malah sering dia lakukan, seperti sudah menjadi gaya hidup saja.
Menghubungi seseorang, mengatakan bahwa kita akan terlambat, untuk sesekali tentu sah-sah saja. Yang salah adalah sudah terlambat, namun tidak memberitahu, kacaunya juga membiarkan gadget atau smartphone nya tidak bisa dihubungi sama sekali.
Ya, saat kita tidak bisa memenuhi waktu yang ada, sampaikan hal tersebut sehingga orang tahu dan dapat mencari cara untuk mengatasinya. Namun, jangan sampai keterlambatan menjadi habit kita, bahkan menjadikan kalimat seperti ‘sudah memberitahu sebelumnya’ sebagai alasan membenarkan diri, atau menjadikan itu sebuah tameng menutupi kesalahan.
Sobat Warta, jadilah pribadi yang tidak soft time,melainkan yang ontime. Disiplin menjadi faktor dimana kita sebagai pelajar/ karyawan teladan, yang dikenal orang selalu datang lebih awal. Ketahuilah, jika kita selalu memperhatikan perilaku, kita tidak perlu khawatir jika mesti berbicara tentang kinerja, kedisiplinan, pelayanan. Mengapa? Sebab, lewat tindakan sehari-hari, kita sudah membuktikannya. Akan tetapi jika ucapan kita berlainan dengan action yang ada, maka orang pun tidak akan menaruh respek kepada kita. (MA)
Dunia Kita
Tulang merupakan alat gerak pasif yang menopang, membentuk kerangka, dan melindungi organ manusia. Tulang manusia merupakan salah satu bahan terkuat yang ditemukan di alam. Sebatang baja dengan ukuran yang sama dengan tulang manusia akan memiliki berat empat hingga lima kali tulang manusia.
Jika tulang manusia lebih kuat dari baja, lantas mengapa banyak orang yang mengalami patah tulang?
Tekanan dalam waktu singkat (kompresi mendadak) dapat mematahkan tulang manusia. Namun, jika tekanan dalam jumlah yang sama dilakukan secara perlahan. Maka, tulang manusia dapat bertahan selama masih dalam batas tekanannya berkaitan dengan fungsi tulang manusia.
Dalam kisah Yehezkiel 37:1-14, nabi Yehezkiel mendapat penglihatan tentang tulang-tulang yang dihidupkan, tentang kebangkitan Israel. Yehezkiel mendapatkan penglihatan, bahwa saat itu dia dibawa oleh Roh Allah dan ditempatkan di tengah-tengah lembah yang penuh dengan tulang-tulang kering yang berserakan dimana-mana.
Dalam Perjanjian Lama 'tulang' dipahami sebagai lambang kekuatan dan daya topang hidup manusia. Tulang-tulang kering yang berserakan di lembah ini bisa jadi adalah korban gugur dalam peperangan antara Israel Utara dan Israel Selatan, karena saat itu kondisi bangsa Israel sedang terpecah menjadi dua. Kedua kubu ini meninggalkan Tuhan dan masing-masing membangun kekuatannya sendiri untuk saling membinasakan. Maka banyak dari antara mereka yang mati karena peperangan itu.
Lalu Tuhan bertanya kepada Yehezkiel,
"Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?”
Lalu dia menjawab: “Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui! Lalu Allah memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat kepada tulang-tulang kering itu,
”Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN!
Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini:
Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali.
Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu,
Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali.
Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."
Yehezkiel 37: 3-6
Separah apapun kondisi hidup kita hari-hari ini, mari mulai hari ini kita belajar untuk benar-benar menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam setiap sisi kehidupan kita. Biarlah Roh Kudus membimbing kita dan membangkitkan 'tulang-tulang kering' kita. Amin. (LY)
Ruang Kesaksian
"Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya,
ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan."
Amsal 11:24
Perkenalkan nama saya Tuti. Saya ingin menyaksikan tentang kebaikan Tuhan dan bagaimana Tuhan memberkati saya dengan cara-Nya Tuhan.
Saya melayani sebagai pendoa di GBI ICON, Rayon 1F di bawah penggembalaan Bapak Pdt. Budi Satradiputra. Namun saat ini saya menetap di Balikpapan, Kalimantan Timur. Puji Tuhan, hampir semua kegiatan dapat diikuti melalui zoom, sehingga saya tetap bisa bersekutu dan mengikuti kegiatan yang ada.
Pada suatu ibadah Minggu, tiba-tiba dalam hati timbul keinginan untuk memberi persembahan sebesar Rp. 500.000. Dalam hati saya meresponi, "Tuhan bercanda ya", karena di rekening saya hanya ada sekitar Rp. 600.000 itupun untuk membayar asuransi dan untuk kebutuhan lain-lain saja belum cukup. Karena saat ini saya part time dan belum memiliki pekerjaan tetap. Tetapi saya tetap mau taat dan menstransfer sejumlah Rp.500.000 ke rekening GBI Icon sesuai perintah-Nya.
Sore harinya, seorang sahabat yang tinggal di Singapura menghubungi saya, kami memang telah bersahabat sejak tahun 2004. Pertemanan kami berawal saat saya bekerja di Shanghai, ia juga yang selalu mengajak saya ke gereja karena pada waktu itu saya belum lahir baru.
Beliau mengatakan "Tuti, Tuhan bekerja melalui saya untuk memberkatimu". Dalam hati saya berkata, "wah, Tuhan dahsyat" persembahannya saja belum dipikirkan, namun sudah ada yang mau memberkati. Sahabat saya juga mengatakan: "Kamu doa ya dan tanya Tuhan berapa jumlah yang harus dikirim".
Saya berdoa, berapa jumlahnya? Hampir 3 bulan saya berdoa, tetapi tidak ada tanda-tanda dari Tuhan berapa jumlahnya. Waktu terus berjalan dan saya pun melupakan hal tersebut.
Sampai pada suatu hari, ketika kami sedang sharing tentang kebaikan Tuhan melalui telepon, tiba-tiba sahabat saya mengingatkan kembali. "Tuti berkatmu masih ada ya, tanya Tuhan berapa jumlah yang harus saya kirim".
Beberapa waktu kemudian pada hari Sabtu, saat doa pengerja di GBI Icon diumumkan tentang perayaan ibadah Natal tgl 19 Desember 2021. Disampaikan juga tentang biaya-biaya yang diperlukan. Saya ingin ikut memberi persembahan Natal, tetapi saya tidak mempunyai dananya.
Kembali teringat akan sahabat saya yang tinggal di Singapura, "tanya Tuhan, berapa jumlah yang harus saya kirim?". Tetapi sampai di Minggu terakhir bulan November 2021, belum juga ada jawaban dari Tuhan berapa jumlah nominalnya.
Tiba-tiba timbul dalam hati, karena saya belum tahu berapa jumlahnya, anggap saja saya pinjam. Jujur saya sampaikan bahwa sampai sekarang saya belum menerima jawaban dari Tuhan, berapa jumlah yang harus saya minta. Namun karena waktu yang mendesak, saya utarakan bagaimana kalo anggap saja saya pinjam SGD $1000.
Sahabat saya meresponi "Tuti, kamu ngak usah kuatir tentang pinjamanmu itu, saya tidak meminjami dan kamu tidak perlu berhutang". Tetapi karena dia sangat sibuk pindahan, jadi baru bisa transfer di tanggal 10 Desember 2021.
Sekedar memastikan transferan tidak ada masalah maka tanggal 13 Desember 2021, SGD$10 Sin (Rp. 104.167) masuk di rekening. Setelah transferan berhasil dan tidak beberapa lama masuk lagi sejumlah SGD$1,200 Sin (Rp. 12.371.134).
Di tanggal yang sama seorang teman di Belanda memberkati sejumlah £50 Euro (Rp. 798.814), kemudian pada tanggal 22 dan 24 Desember, saya juga menerima tambahan berkat sejumlah Rp. 1.500.000 dari saudara seiman.
Saya hanya bisa menangis dan tak henti-hentinya berterima kasih kepada Tuhan. Pada tanggal 15 Desember saya pun memberikan perembahan Natal, selain itu saya juga tergerak untuk memberkati beberapa orang.
Hitungan matematika Tuhan sangat berbeda dengan hitungan matematika dunia. Firman Tuhan mengatakan dalam Lukas 6:38
"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu".
Dari kerinduan untuk memberi, Tuhan yang menyediakan berkat yang tidak terduga. Dari Rp. 600.000 – Rp. 500.000 = Rp. 13.274.115 – Rp. 1.000.000 (persembahan natal) = Rp. 12.274.115 + Rp. 1.500.000 = Rp. 13.774.115. Jumlah ini yang Tuhan berikan, dan dari jumlah ini saya membagi lagi sesuai yang Tuhan taruhkan untuk memberi termasuk anak-anak kecil saat natalan di rumah. Saya sengaja buat transparan angka-angkanya biarlah nama Tuhan yang semakin di tinggikan dan dimuliakan, supaya yang belum percaya bahwa Tuhan Yesus itu nyata.
Pada saat kita taat memberi dengan tulus, apa yang kita miliki tidak akan berkurang. Tetapi justru bertambah, itulah hitungan matematikanya Tuhan. Memang benar orang percaya tidak akan pernah minta-minta. Tetapi berkat-berkat itu yang Tuhan kirim buat mereka yang setia dan taat melakukan apa Tuhan mau kita lakukan. Meskipun ada proses yang harus kita lewati. Tuhan Yesus memberkati.
Shalom! Bagi Saudara sedang membutuhkan dukungan doa ataupun ingin memberikan kesaksian dan pengalaman tentang kebaikan Tuhan, silakan isi formulir di bawah ini. Tim Hotline kami akan segera melayani dan merespon Saudara. Tuhan Yesus Memberkati.
Form Permohonan Doa Form Kesaksian
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.