Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Berbahagialah orang yang murah hatinya,
karena mereka akan beroleh kemurahan."
Matius 5:7
David Brainerd adalah seorang misionaris untuk suku-suku Indian di Amerika. Ia lahir pada tahun 1718 di Amerika Serikat. Sejak usia 8 tahun ia sudah kehilangan ayahnya dan pada usia 15 tahun ia kehilangan ibunya. Kisah mengenai masa kecilnya tidak banyak diceritakan. Namun dari sebagian hidupnya, dapat terlihat bahwa ia adalah seorang Kristen yang taat.
Dalam kesehariannya, Brainerd rutin melakukan kegiatan rohani seperti saat teduh, berdoa, membaca Firman Tuhan dan sebagainya. Bahkan ia pernah dalam setahun menyelesaikan pembacaan Alkitab sebanyak dua kali. Namun aktivitas rohani ini belum membuatnya benar-benar mengenal Allah. Brainerd mengenal hatinya. Ia bersandar kepada kewajiban yang ia lakukan ini. Ia masih menganggap bahwa kewajiban yang ia lakukan inilah untuk dia mendapatkan pengampunan dari Tuhan.
Namun seiring berjalannya waktu, iman Brainerd makin bertumbuh. Ia makin menyadari bahwa dengan usahanya sendiri, tidak mungkin ia dapat memperoleh keselamatan untuk dirinya sendiri. Keselamatan adalah di luar kemampuannya dan itu hanyalah pemberian dari Allah. Dan kesadaran ini membuat hidupnya berubah. Ia dapat melihat kasih karunia Allah yang besar kepada dirinya dan segenap hidupnya ia pusatkan hanya untuk kemuliaan Allah.
Dalam pergumulannya, Brainerd memiliki kerinduan mengabarkan Injil ke suku-suku Indian terpencil di Amerika. Ia mulai mempersiapkan dirinya untuk terjun ke bidang penginjilan ini. Ia mengikuti rangkaian ujian dari lembaga misi yang mengutusnya. Akhirnya Brainerd ditugaskan mengabarkan Injil untuk suku-suku Indian di pelosok.
Walaupun sempat mengalami kendala karena bentrokan antara suku Indian dan orang kulit putih, akhirnya Tuhan membuka pintu untuk Brainerd dapat melayani Suku Kaunameek, di New York.
Kendala lainnya dalam penginjilan yang dilakukan Brainerd adalah keterbatasan bahasa lokal untuk berkomunikasi dengan suku ini. Ia mulai merasa sangat kesulitan dan putus asa. Namun Tuhan menolongnya dengan mempertobatkan seorang dari suku itu untuk menjadi penerjemah bagi Brainerd. Masih ada banyak lagi kesulitan yang ia hadapi. Bahkan kesehatannya mulai terus menurun. Namun dari banyak kesulitan yang ia alami, Brainerd dapat melihat pertolongan Allah yang luar biasa dalam dirinya.
Dengan mengendarai kuda, Brainerd mulai memberitakan Injil di suku-suku Indian di lokasi lain. Puncak pelayanan Brainerd terjadi di Crossweeksung. Setelah ia berkhotbah, banyak orang yang hadir dan mau membuka hatinya menerima Tuhan.
Karena kesehatan Brainerd yang terus menurun, akhirnya ia menyerahkan pelayanannya kepada saudaranya. Brainerd meninggal pada usia 29 tahun, usia yang terbilang muda. Ia tidak cukup lama menyicipi buah dari pelayanannya, namun pelayanannya begitu menginspirasi. Ia adalah sosok pemuda yang giat dan tangguh.
Begitu banyak kesulitan dan bahaya yang ia alami selama penginjilan, namun ia terus berjuang untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan. “Saya tidak memiliki konsep tentang sukacita dari dunia ini; saya tidak peduli di mana atau bagaimana saya hidup, atau penderitaan apa yang harus saya alami, asalkan saya dapat memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus,” demikian kalimat yang keluar dari mulut Brainerd saat ia sedang menjalankan misinya.
Dari kisah cerita David Brainerd ini kita bisa belajar bahwa kita diselamatkan oleh Anugerah Allah, kita diutus ke ladang misi dan disertai oleh Allah, kesulitan-kesulitan dan tantangan yang dihadapi tidak lebih besar dari kuasa Allah. Sebagaimana janji Tuhan kepada Yosua,
“Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu;
seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau;
Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
Yosua 1:5
Hal yang samapun terjadi pada kita, jika kita sungguh-sungguh mempercayai-Nya, eperti ada tertulis:
“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Roma 10:15
Ruang Kesehatan
Waktu muda dulu rasanya makan apapun ga ada masalah kesehatan ya dok, tapi sekarang masuk usia 30 tahun-an kok mulai banyak masalah ini itu, nyeri sendi, encok pegel linu, baru makan emping melinjo sedikit kok saya nyeri sendi?” ,Ujar pasien.
Nah kali ini kita akan sama-sama belajar tentang ASAM URAT
ASAM URAT
Penyakit asam urat merupakan kondisi yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian, sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.
Umumnya, penyakit ini dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya mereka yang berusia di atas 30 tahun. Pada wanita, penyakit asam urat ini dapat muncul setelah memasuki masa menopause.
Rasa sakit yang dialami pengidap asam urat dapat berlangsung selama rentang waktu 3-10 hari, dengan perkembangan gejala yang begitu cepat dalam beberapa jam pertama.
GEJALA
1. Nyeri Sendi yang Terus Menerus
Penyakit asam urat biasanya mempengaruhi jempol kaki, tapi bisa terjadi di bagian sendi manapun.
Sendi lain yang sering terkena yaitu pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari. Rasa sakit yang paling parah terjadi dalam empat hingga 12 jam pertama serangan penyakit asam urat.
2. Rasa Tidak Nyaman dalam Jangka Panjang
Setelah rasa sakit yang paling parah mereda, rasa tidak nyaman pada sendi dapat terjadi lagi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian.
Serangan selanjutnya cenderung bertahan lebih lama dan memengaruhi lebih banyak persendian.
3. Peradangan dan Kemerahan
Sendi yang terkena bisa membengkak, terasa lunak, hangat, dan tampak merah.
4. Range of Movement Terbatas
Ketika asam urat sedang kumat, beberapa pasien tidak dapat menggerakkan sendi secara bebas.
PENYEBAB
Secara alamiah, asam urat merupakan senyawa yang diproduksi oleh tubuh untuk mengurai purin. Purin merupakan zat alami yang memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh. Mulai dari mengatur pertumbuhan sel hingga menyediakan energi.
Nantinya, ketika sudah selesai digunakan tubuh, asam urat akan dibuang melalui urine. Namun, terkadang tubuh dapat menghasilkan terlalu banyak asam urat atau ginjal mengalami gangguan sehingga mengeluarkan terlalu sedikit asam urat.
Ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat tajam seperti jarum di sendi atau jaringan di sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.
FAKTOR RESIKO
1. Pola Makan
Konsumsi daging merah dan seafood secara berlebihan, sumber makanan yang mengandung banyak purin, dapat memicu penyakit asam urat. Selain itu, minum minuman manis dengan fruktosa juga dapat meningkatkan kadar asam urat, termasuk alkohol.
2. Berat Badan Berlebih
Orang yang kelebihan berat badan, tubuhnya memproduksi lebih banyak asam urat. Sementara itu, ginjal menjadi lebih sulit menghilangkan asam urat dari tubuh.
3. Riwayat Medis
Penyakit dan kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko asam urat, seperti tekanan darah tinggi yang tidak diobati, diabetes, obesitas, sindrom metabolik, dan penyakit jantung dan ginjal.
4. Konsumsi Obat Tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya obat-obatan yang bersifat diuretik atau imunosupresan.
5. Riwayat Keluarga
Orang yang memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit asam urat, kemungkinan besar juga akan terkena.
6. Usia dan Jenis Kelamin
Penyakit asam urat lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun, setelah menopause, kadar asam urat pada wanita bisa mendekati pria. Sementara itu, pria juga lebih mungkin terkena asam urat lebih awal, yaitu antara usia 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita asam urat setelah menopause.
DIAGNOSA
Dokter mungkin akan melakukan beberapa hal, seperti menanyakan riwayat penyakit pasien, seberapa sering gejala muncul, dan memeriksa lokasi sendi yang sakit.
1. Cek Darah
Tes ini ditujukan untuk mengukur kadar asam urat dan kreatinin dalam darah. Orang yang mengidap asam urat memiliki kreatinin hingga 7 mg/dL. Namun, tes ini tidak selalu memastikan penyakit asam urat, karena beberapa orang diketahui memiliki kadar asam urat tinggi, tetapi tidak mengidap penyakitnya.
2. Tes Urine
Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa kadar asam urat dalam urine yang dikeluarkan pasien selama 24 jam terakhir.
3. Pemeriksaan Cairan Sendi
Prosedur ini akan mengambil cairan sinovial pada sendi yang terasa sakit, kemudian akan diperiksa di bawah mikroskop.
4. Tes Pencitraan
Pemeriksaan foto rontgen akan dilakukan guna mengetahui penyebab radang pada sendi. Sementara itu, USG juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kristal asam urat pada sendi.
PENCEGAHAN
Beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan risiko terkena asam urat:
Ruang Remaja
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku
yang membawa kemenangan.”
Yesaya 41:10
Perkenalkan nama saya Agustinus Tony, saya melayani sebagai pengerja sepenuh waktu pada sekretariat SICC dan juga melayani sebagai WL di Rayon 1C (salah satu gereja yang ada di bawah pengembalaan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo). Saya ingin berbagi cerita tentang cinta kasih setia Tuhan Yesus yang sudah menyembuhkan saya dari sakit.
Empat atau lima tahun yang lalu, saat saya sedang bertugas pelayanan Healing Movement Crusade (HMC) di Kota Kediri, saya merasa agak demam dan lemas. Namun saya tetap memaksakan diri untuk menyelesaikan tugas malam itu. Sampai di hotel saya langsung terkapar. Melihat hal ini teman saya langsung membelikan obat, keadaan saya pun membaik, saya bisa tidur dan bertugas sampai HMC selesai.
Namun setelah kembali ke Jakarta, saya merasa tidak fit, tubuh terasa lemas. Akhirnya saya melakukan cek darah ke laboratorium, untuk mengetahui apakah ada gejala typus; namun ternyata tidak ada. Karena kondisi yang tidak membaik dan nafsu makan mulai hilang, maka saya segera berobat ke sebuah rumah sakit di daerah Kebon Jeruk. Pemeriksaan mencakup faeses dan urin, dan jujur saya takut mengetahui hasilnya. Biaya berobat yang terlalu besar dan mahal membuat saya stress, karena saya tidak mempunyai cukup biaya jika harus meneruskan pengobatan di rumah sakit ini.
Lewat tuntunan Tuhan, akhirnya saya pindah berobat di rumah sakit lain di daerah Salemba. Di sana saya menjalani beberapa pemeriksaan, termasuk salah satunya tes toraks. Hasilnya sungguh mengejutkan, saya divonis mengidap TBC (tuberculosis, atau penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis). Dari hasil rongent tersebut, paru-paru saya terlihat sudah putih. Saya diharuskan minum obat secara rutin setiap hari selama 6 bulan tanpa putus.
Mendengar hal ini saya benar-benar kaget, saya bingung; saya tertular dari mana? Sebelumnya saya memang sering batuk-batuk kecil. Melihat batuk saya yang tidak kunjung sembuh, seorang teman mengusulkan minum obat batuk atau cek ke dokter, namun saya abaikan, karena saya pikir hanya batuk biasa saja dan saya paling malas ke dokter.
Waktu pun terus bergulir, sampai saya begitu kaget melihat berat badan saya yang terus menyusut dari 72 kg menjadi 47 kg. Bayangkan saja, saya sendiri kaget melihat keadaan diri sendiri.
Dulu saya dijuluki si otot, karena badan saya yang kekar dan berotot. Lalu sekarang; saya kerempeng dan kurus sekali. Karena itu saya tidak mau orang lain melihat saya, memikirkan dan kuatir akan pertanyaan dan asumsi orang-orang.
Jujur ada rasa gengsi, saya tidak mau orang melihat perubahan total pada fisik saya. Maka dari itu selama sakit saya istirahat total dan menyembunyikan diri di rumah. Jika ada yang ingin bertemu, saya selalu menolak dengan segudang alasan.
Keadaan ini membuat saya stress, otomatis imun saya jadi drop, akhirnya tubuh saya semakin melemah. Dokter mengatakan bahwa tubuh saya kekurangan garam yang menyebabkan saya cepat capek dan tidak kuat jalan jauh, cepat ngos-ngosan. Keseimbangan tubuh saya pun terganggu, sehingga untuk memegang sesuatu barang tangan saya sudah gemetar. Maka saya harus diinfus garam 2-4 botol dalam sehari. Jika saya merasa lemas maka akan diulang lagi. Setiap cairan yang masuk akan keluar melalui air seni atau keluar keringat yang berlebihan.
Terkadang saat berbaring saya melihat paha dan kaki saya begitu tipis dan kecil. Secara fisik tubuh saya hanya tinggal tulang berbalut kulit, melihat diri saya sedemikian rupa saya sangat sedih dan sering menangis sendiri. Untuk berkaca saja saya tidak berani. Memikirkan bagaimana kehidupan saya ke depannya? Banyak pikiran yang melintas di kepala saya. Apakah saya akan pulih? Berapa lama lagi saya akan seperti ini? Hari-hari yang saya lalui dipenuhi dengan rasa takut, kuatir, bimbang bercampur aduk jadi satu.
Saya harus melewati masa-masa sulit, untuk dapat menerima keadaan ini. Perasaan saya campur aduk, saya marah karena ada rumor yang beredar; bahwa saya menderita suatu penyakit yang mematikan. Kebetulan yang menangani saya adalah dokter senior spesialis penyakit dalam bidang Gastroenterologi dan infeksi HIV. Sehingga timbul asumsi dari berbagai macam cerita tentang saya, mungkin karena saya menolak untuk dibesuk dan menyembunyikan tentang penyakit saya ini.
Setiap malam selama berbulan-bulan saya merasakan sesak napas. Rasa takut menghantui saya, saya takut tidak bisa bernapas. Pernah pada suatu malam saya begitu sesak sampai tidak mampu bernapas. Saya hanya berseru kepada Tuhan: "Tuhan Yesus tolong saya!" Puji Tuhan, atas kemurahan-Nya, tidak lama kemudian saya bisa bernapas normal kembali, dan bisa tidur.
Beberapa bulan kemudian tiba-tiba saya dinyatakan TB kelenjar getah bening. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria berusia sekitar 20-40. Sistem kekebalan tubuh tidak dapat menahan perkembangan M. tuberculosis. Bakteri M. tuberculosis tersebut dapat memasuki aliran darah atau kanal limfatik tubuh. Kemudian, bakteri yang telah memasuki aliran darah berpotensi mencapai organ-organ tubuh lainnya, seperti ginjal, otak, tulang, serta kelenjar getah bening.
Akibatnya tumbuh benjolan sebesar kelereng di leher sebelah kanan, tidak sakit namun tetap harus dioperasi. Waktu tindakan pertama, saya sempat tidak siuman cukup lama, hal ini membuat mama saya panik. Beliau takut saya tidak bangun lagi.
Bekas operasi meninggalkan jejak seperti ceruk di leher, perban harus diganti di rumah sakit setiap minggu, dan juga obat, biayanya mencapai 600 ribu setiap minggunya. Akhirnya atas seizin dokter, mama saya sendiri yang mengganti perban dan obat, tanpa harus ke rumah sakit.
Belum sampai sebulan, timbul lagi benjolon di bagian ketiak sebelah kiri dan kanan. Saya sempat kuatir kalau harus operasi lagi. Setelah diperiksa dokter ternyata tidak perlu tindakan operasi lagi, tetapi hanya bedah kecil. Hal ini pun terjadi berulang kali.
Saya cukup stress karena bekas operasi lama keringnya, sempat keluar nanah dan luka. Saya ingat luka tersebut saya oles dengan minyak urapan dan didoakan. Puji Tuhan. Tiba-tiba ceruknya mengering dan sembuh. Namun datang masalah baru; nafsu makan saya hilang, melihat makanan saya mual. Tetapi karena ingin sembuh, saya paksakan untuk makan. Setiap harinya masalah 'makan' saja sudah jadi perjuangan buat saya.
Setiap kali saya kontrol ke dokter, seringkali saya bertanya: "Apakah tubuh saya bisa kembali seperti sediakala?" Dokter menjawab "bisa", namun saya meragukannya. Saya tidak tahu apakah jawaban itu hanya untuk menenangkan saya saja, karena pada kenyataannya saya begitu lemah dan kurus kering.
Dalam masa pengobatan saya membutuhkan biaya yang cukup besar, karena saya sempat opname, keluar masuk rumah sakit, dan pada akhirnya rawat jalan. Namun di sinilah saya melihat bukti nyata kasih pemeliharaan Tuhan atas hidup saya. Perpanjangan tangan Tuhan melalui orang-orang yang memang tidak dekat, tetapi tiba-tiba mereka memberkati saya.
Semua biaya operasi Tuhan yang mencukupkan. Dalam situasi itu banyak orang mendoakan saya, mama, keluarga dengan sabar membantu saya dalam masa masa sulit, teman-teman kantor menyemangati, mendukung dalam doa juga dengan kata-kata yang positif. Perhatian dan doa dari Ps. Paulus Suryadjaya gembala GMCC (Rayon 1C); termasuk bantuan diakonia. Semuanya ini membuat iman saya timbul dan lebih lagi berharap mengandalkan Tuhan.
Dalam masa berdiam diri, saya banyak merenungkan tentang kebaikan Tuhan. Saya merasakan Tuhan begitu dekat. Saya melihat pemeliharaan Tuhan dalam masa sulit ketika sakit, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya. Oleh sebab itu saya serahkan hidup saya tanpa kekuatiran kepada Tuhan.
Terlebih lagi kalau saya melayani di HMC, saya melihat di lapangan banyak orang mengalami kesembuhan. Saya percaya Tuhan juga bisa menyembuhkan saya. Saya tidak mau hanya menjadi penonton, namun saya juga mau mengalami. Kalau Tuhan bisa menyembuhkan mereka, Tuhan juga bisa menyembuhkan saya. Yang membuat saya pulih dan sembuh adalah saya terus mempercayai Tuhan, saya mulai membangun hubungan yang lebih intim sama Tuhan. Saya putar lagu Pak Niko tentang kesembuhan, setiap menyanyikan lagu itu saya langsung menangis.
Pada bulan ke-6 saat kontrol ke dokter, saya disarankan agar lanjut minum obat sampai 6 bulan berikutnya, totalnya 1 tahun. Puji Tuhan; di bulan ke-9 Tuhan mulai memulihkan saya, semakin hari saya semakin membaik. Saya merasakan badan saya mulai semakin kuat. Saya percaya semua itu karena Tuhan.
Tuhan yang terus memulihkan keadaan saya dan menggantikan apa yang selama ini hilang; yaitu damai sejahtera, Tuhan gantikan dengan kesukaan. Selama ini saya berpikir Tuhan hanya sayang sama orang lain, tapi tidak kepada saya. Namun melalui proses ini saya belajar; bahwa ternyata Tuhan itu sangat sayang dan peduli kepada saya.
Tuhan Yesus baik, hidup saya sepenuhnya ada di dalam rencana-Nya, dan melalui proses ini saya mau lebih lagi sungguh-sungguh di dalam kesempatan yang Tuhan anugerahkan kepada saya. Hasil rontgen terakhir menyatakan tubuh saya clear, tidak ada TB paru atau pun TB kelenjar getah bening. Semuanya sudah hilang karena Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya dengan sempurna, bahkan berat badan saya tembus 75 kg. Haleluya, Tuhan Yesus dahsyat!
Shalom! Bagi Saudara sedang membutuhkan dukungan doa ataupun ingin memberikan kesaksian dan pengalaman tentang kebaikan Tuhan, silakan isi formulir di bawah ini. Tim Hotline kami akan segera melayani dan merespon Saudara. Tuhan Yesus Memberkati.
Form Permohonan Doa Form Kesaksian
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.