Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya."
1 Yohanes 14: 15-16
Beberapa waktu lalu, laptopku yang udah berusia 7 tahun error. Lagi asik mengetik, tiba-tiba layarnya berubah biru dan nge-restart sendiri. Kata temenku, laptopku sebentar lagi mau rusak. Aku lalu berdoa sama Tuhan minta supaya laptopku kembali normal. Harapanku, aku tidak usah keluar uang untuk membeli laptop baru. Tapi, yang terjadi laptopku malah makin sering error, sehingga dengan berat hati kuputuskan untuk membeli laptop baru.
Guys, apakah Tuhan kejam karena Dia tidak mengabulkan doaku? Of course not! Sometimes, kehendak kita memang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan. But, kalo dibanding kehendak kita, kehendak Tuhan terbukti selalu jadi yang terbaik! Jadi, semisal Tuhan menginterupsi kehendak kita, jangan buru-buru kecewa! Kayak pengalamanku tadi, biarpun harus membeli laptop baru, ternyata Tuhan sudah sediakan dananya. Lagipula, sekarang aku dan kakakku tidak rebutan mengetik lagi, karena laptop yang lama masih bisa dipake meski kadang-kadang suka error.
Di dalam Alkitab pun, ada sebuah kisah tentang Perempuan Samaria yang juga ngalamin peristiwa dimana kehendaknya ‘dibatalkan’ oleh kehendak Tuhan. Alasannya kenapa menimba air di siang bolong adalah supaya tidak ketemu sama orang lain. Mungkin pikirnya: “Aku harus cepat menimba, terus cepat pulang.” Tapi, keinginannya itu diinterupsi oleh Tuhan Yesus yang meminta minum.
Seorang Yahudi meminta minum kepada seorang Samaria, beneran aneh karena waktu itu mereka tidak saling bergaul, bahkan terkadang saling bermusuhan. Biarpun perempuan itu awalnya mungkin merasa terganggu, pertemuan itu mendatangkan perubahan besar dalam dirinya. Ia yang sebelumnya malu bertemu orang, kini berani memberitakan Injil di depan banyak orang.
Ketika berdoa, kita bisa mengutarakan apa pun yang kita inginkan kepada Tuhan. Ada kalanya Tuhan mengabulkan, tapi ada kalanya pula permohonan kita ditolak. Umpamanya Tuhan tidak mengabulkan, tapi menginterupsi kehendak kita dengan kehendak-Nya, jangan buru-buru kecewa! Kenapa? Karena ngga lama lagi kita akan menerima kehendak-Nya yang jauh lebih istimewa! Intinya, Tuhan selalu memberi yang lebih baik dari yang kita kehendaki. (MA)
Dunia Kita
Tinggi badan merupakan salah satu tolak ukur seberapa baik pertumbuhan tubuh manusia, terutama untuk anak-anak. Beberapa faktor dapat memengaruhi tinggi badan seseorang, sebagian besar oleh faktor genetik atau keturunan. Untuk lebih jelasnya, ketahui fakta unik mengenai tinggi badan manusia:
1. Pertumbuhan Pesat pada Masa Bayi
Saat bayi lahir, pertumbuhan mereka sangat pesat. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), panjang badan bayi dapat meningkat hingga sekitar 25 sentimeter dalam tahun pertama kehidupan mereka. Masa pertumbuhan ini menjadi dasar yang kuat untuk perkembangan fisik selanjutnya.
Dalam rentang waktu dari bayi hingga remaja, panjang tulang manusia terus bertambah, bahkan ketika kita tidur. Hormon pertumbuhan dilepaskan saat kita tertidur, memberikan dorongan ekstra untuk pertumbuhan tubuh.
2. Tinggi Badan yang Berubah-ubah
Berat badan bukan satu-satunya aspek yang bisa berfluktuasi; tinggi badan juga dapat berubah, bahkan hanya dalam beberapa jam. Menurut penelitian Biomedical And Biotechnology Research Journal (BBRJ), tinggi badan seseorang dapat berkurang sekitar 1,59 hingga 1,63 cm dari pagi hingga malam. Perubahan ini sebagian besar terkait dengan tekanan gravitasi pada tulang belakang selama aktivitas sehari-hari.
3. Tinggi Badan dan Risiko Kanker
Sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet Oncology menyoroti keterkaitan antara tinggi badan dan risiko kanker. Tubuh yang tinggi memiliki jumlah sel yang lebih banyak, meningkatkan peluang sel kanker muncul. Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko ini tergolong rendah dibandingkan dengan faktor risiko lainnya seperti merokok, konsumsi alkohol, atau pola makan tidak sehat.
4. Penyusutan Tinggi Badan pada Usia 40 Tahun
Menurut Medline Plus, penyusutan tinggi badan menjadi nyata seiring bertambahnya usia. Pria dan wanita akan mulai mengalami penyusutan tinggi tubuh pada usia 40 tahun. Osteoporosis, penyakit yang melemahkan struktur tulang, menjadi salah satu penyebab utama dari perubahan ini.
5. Pengaruh Rokok pada Tinggi Badan
Penelitian dalam Annals of Epidemiology menemukan bahwa anak laki-laki yang merokok pada usia 12-17 tahun memiliki tinggi badan 3 cm lebih pendek dibandingkan dengan rekan mereka yang tidak merokok. Meskipun penelitian ini fokus pada anak laki-laki, hal ini menunjukkan dampak buruk rokok terhadap pertumbuhan.
APA KATA ALKITAB??
"Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi,
sebab Aku telah menolaknya.
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi TUHAN melihat hati."
1 Samuel 16:7 TB
Dalam perjalanan hidup, kita dapat memandang tinggi badan seseorang sebagai cermin dari pertumbuhan dan faktor kesehatannya. Padahal setiap manusia diciptakan unik menurut gambar dan rupa Allah, baik dia tinggi maupun pendek. Hal ini menekankan keunikan dan nilai setiap individu sebagai ciptaan-Nya.
Tuhan tidak melihat penampilan fisik, tetapi fokus pada hati dan karakter seseorang. Ini mencerminkan nilai ketulusan dan kebenaran hati manusia di hadapan Tuhan.
Ruang Kesaksian
"Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata:
Penyakit itu tidak akan membawa kematian,
tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah,
sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”
Yohanes 11:4
Perkenalkan nama saya Rospita Sitorus, sejak tahun 2015 saya dan keluarga telah menetap di Colorado-USA. Awal tujuan kepindahan kami, adalah sebagai upaya memperbaiki kehidupan keluarga menjadi lebih baik lagi. Namun Tuhan mempercayakan kepada kami, bukan hanya tentang uang, tetapi juga hati yang rela melayani. Saya bergabung di BIC Denver (Rayon 50) dan melayani sebagai worship leader.
Dalam kesempatan ini saya ingin membagikan kebaikan Tuhan melalui kesaksian saya. Pada bulan Oktober 2022 saya dinyatakan terpapar COVID-19 untuk kedua kalinya. Padahal sudah satu setengah bulan saya isolasi mandiri di rumah; bahkan berobat ke dokter sampai tiga kali, namun saya merasa penyakit saya kali ini tidak juga kunjung sembuh, bahkan semakin memburuk.
Dibeberapa bagian tubuh saya mulai timbul ruam atau memar, mulut penuh dengan sariawan, napas pun mulai terasa berat sehingga sulit sekali untuk bernapas. Karena merasa curiga ada kelainan dari paru-paru saya maka tiga hari kemudian saya pergi ke dokter. Hasil pemeriksaan tidak terdapat pneumonia (radang paru-paru).
Karena keadaan saya tetap saja tidak membaik, saya kembali memeriksa diri ke klinik. Perawat yang melihat keadaan saya segera merujuk saya ke RS. Setibanya di UGD RS, saya diperiksa secara menyeluruh. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter memvonis saya menderita kanker darah.
Sebagai manusia saya tidak dapat menerimanya saat pertama kali mendengar vonis tersebut, karena saya tidak punya riwayat kanker dalam keluarga besar saya, selain itu saya juga sudah menjaga pola makan dan rajin berolahraga dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Saat itu saya ditemani oleh gembala dan suami, hanya dapat terdiam lemas. Dokter belum dapat menentukan jenis kanker yang saya derita karena memang harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Siang itu, dokter memutuskan agar saya harus langsung di opname. Dokter menyarankan untuk segera ditangani dan kemoterapi, sebab apabila tidak akan berakibat fatal bagi hidup saya.
Selama di opname saya terus bergumul dan berdoa, saya tetap percaya bahwa ada mujizat Tuhan. Setelah tiga hari di rumah sakit, pada tanggal 24 November 2022, dokter menyuruh saya menandatangani surat untuk segera melakukan biopsi sumsum tulang belakang; guna mengetahui jenis kankernya.
Setelah bergumul akhirnya saya menandatangani surat tersebut. Sebagai manusia saya tidak dapat merubah suatu keadaan. Saya menerima apapun yang telah menjadi kehendak Tuhan atas kehidupan saya. Yang saya lakukan adalah menerima keputusannya Tuhan dan berdamai dengan diri saya sendiri.
Saya melihat ada penyertaan Tuhan ketika saya mulai berserah. Sekalipun saya menderita kanker leukemia, secara fisik tubuh saya tidak mengalami penurunan dan merasakan sakit dibanding dengan penderita leukemia lainnya. Dokter pun heran melihat kondisi fisik saya hingga mengatakan saya adalah special person.
Setelah dua hari kemudian hasil biopsi pun keluar dokter menyatakan bahwa saya menderita Acute Myeloid Leukemia (AML) atau Leukemia Myeloid Akut; jenis kanker darah dan sumsum tulang, yakni jaringan spons dalam tempat sel darah dibuat sehingga tidak dapat menghasilkan darah putih yang matang.
Mendengar penyataan dari dokter, saya sangat terkejut dan khawatir. Bagaimana bila sampai terjadi apa-apa dengan diri saya karena anak-anak saya masih kecil. Saya berusaha tidak ingin mencari tahu detail penyakit yang saya derita. Saya tidak ingin bertambah khawatir.
Fokus saya hanya membangun iman, berdoa dan merenungkan Firman serta menyembah Tuhan. Pada tanggal 25 November 2022 saya dipindahkan ke rumah sakit khusus kanker. Ketika menjalani proses kemoterapi, mulai saya mengalami rambut rontok dan merasa mual.
Setiap kali dokter bertanya: “apakah ada pertanyaan?” saya selalu menjawab: “kapan saya pulang?”. Akhirnya dokter memperkirakan bahwa saya dapat pulang sekitar bulan Januari 2023. Saya yang tidak merasakan sakit apa-apa menjadi bosan bila harus tinggal berlama-lama di RS. Sampai-sampai agar otot tubuh saya tidak menjadi kaku dan lemah, saya sering olah raga mengelilingi RS.
Pada tanggal 21 Desember 2022, saya kembali melakukan biopsi yang kedua, guna mengetahui apakah pengobatan yang diberikan berhasil atau tidak. Saya baru mendapatkan hasilnya di tanggal 26 Desember 2022 karena pada hari sebelumnya dokter yang bertugas sedang libur.
Dokter menghampiri saya dan berkata: “good news”, karena hasil biopsi yang kedua menunjukan sel kanker saya sudah tidak ada. Puji Tuhan, secara spontan saya berseru memuji Tuhan, dokter kembali menanyakan, “apakah ada pertanyaan?”. Saya menjawab: “kapan saya pulang?”. Dokter akhirnya mengijinkan saya pulang selesai biopsi ketiga di tanggal 27 Desember 2022.
Sekalipun hasil biopsi belum keluar, saya akhirnya diijinkan pulang. Pada tanggal 29 Desember 2022, appointment dokter yang pertama setelah keluar dari RS, dokter mengatakan bahwa saya harus di kemoterapi seumur hidup sekalipun sudah dinyatakan tidak diketemukan sel kanker, karena ia tidak mau mengambil resiko apabila penyakitnya timbul kembali.
Mendengar hal itu saya sangat terkejut dan menangis, saya berpikir untuk apa saya di kemoterapi lagi? Bukankah sudah tidak ada sel kanker pada hasil biopsi yang kedua. Saya tidak pernah mempelajari tentang kanker, saya pikir apabila sudah sembuh, pasti sembuh. Tetapi ternyata tidak seperti itu.
Setiap selesai kemoterapi saya merasakan tubuh saya lemah. Saya tidak ingin sepanjang hidup harus bergantung kepada orang lain. Saya mulai protes kepada Tuhan, saya berpikir lebih baik Tuhan memanggil saya pulang dari pada harus menyusahkan orang lain.
Saya memang telah berdamai dengan diri saya sendiri. Menerima kehendak Tuhan dengan tidak menyalahkan dan mempercayakan hidup saya kepada Tuhan. Saya tahu ada penyertaan Tuhan di dalam hidup saya.
Saya menangis histeris, merasa tidak ada lagi harapan. Saya menghubungi gembala serta teman saya yang pernah mengalami penyakit yang sama. Saya menceritakan bahwa saya harus melakukan kemoterapi seumur hidup. Saya katakan “untuk apa saya hidup. Lebih baik saya mati saja”.
Selesai didoakan dan dikuatkan oleh beberapa hamba Tuhan, saya akhirnya kembali tenang. Gembala saya berinisiatif mengadakan pertemuan dengan tim dokter. Gembala saya bertanya: "apakah masih percaya kepada mujizat?” Tetapi menurut medis tetap harus diberikan kemoterapi karena jenis kankernya tersebut.
Rencananya akan dilakukan 6 kali kemoterapi, setelah itu barulah cangkok sumsum tulang belakang. Cara itulah yang terbaik untuk pasien leukemia. Saya menyerahkan dan mempercayakan semuanya kepada penyertaan Tuhan.
Puji Tuhan, karena dokter melihat perkembangan yang bagus dari hasil pemeriksaan, akhirnya kemoterapi yang seharusnya dilakukan 6 kali cukup 2 kali. Dokter memberikan referensi untuk segera melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang.
Semuanya berjalan dengan lancar. Dokter bagian pencangkokan langsung merespon sehingga semuanya dapat berjalan lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan. Sehingga pada tanggal 26 April 2023 dilakukan pencangkokan sumsum tulang belakang dengan pendonor anak saya sendiri yang sudah berumur 18 tahun. Tuhan seperti sudah mengatur segala sesuatu tepat waktunya. Pencangkokan harus ada hubungan keluarga, itupun dilihat dari kecocokan darah.
Puji Tuhan setelah dilakukan pemeriksaan, saya dan anak mempunyai kecocokan. Namun sekali lagi iman saya diuji. Dua minggu sebelum hari pencangkokan, dokter yang menangani anak saya mengatakan bahwa darah anak saya bermasalah; artinya tidak dapat menjadi pendonor karena akan mengakibatkan hal yang fatal bagi orangtuanya.
Sampai akan dilakukan pemeriksaan darah ulang, sebab mungkin saja terjadi kesalahan. Terus terang, mendapat kabar seperti itu saya kembali merasa tertekan dan menangis, saya kembali komplain dan kecewa kepada Tuhan. Saya katakan “Tuhan, apakah tidak cukup sampai di sini saja, mengapa terus ada masalah baru?”
Saya jadi mengkhawatirkan anak, yang dikatakan dokter bahwa darahnya bermasalah. Jangan sampai anak sayapun menderita penyakit yang sama dengan saya. Dalam pengumulan saya berdoa berseru kepada Tuhan, meratap kepada-Nya, saya tidak tahu lagi harus bagaimana, tetapi ternyata Tuhan mampu membalikkan segala keadaan, apa yang tidak mungkin bagi manusia itu mungkin bagi Tuhan.
Setelah melakukan pemeriksaan ulang dokter mengatakan bahwa darah anak saya normal kembali, puji Tuhan, mujizat terjadi. Akhirnya pencangkokanpun berjalan dengan baik. Saat saya masuk RS, Tuhan katakan bahwa penyakit yang Tuhan ijinkan terjadi bukan untuk mendatangkan kematian, tetapi untuk mendatangkan kesaksian dan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Saya terus memperkatakan janji Tuhan.
Puji Tuhan sampai hari ini saya sehat oleh karena janji dan mujizat Tuhan. Terlalu mudah bagi Tuhan untuk menyembuhkan segala penyakit termasuk kanker. Saya mengalami Tuhan secara pribadi, Tuhan yang sangat baik dan penuh dengan mujizat. Pengharapan kita di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Melalui penyakit ini, Tuhan juga telah menyembuhkan jiwa dan karakter saya. Tuhan merubah paradigma saya, memulihkan hubungan saya dengan Tuhan. Saya kembali bergairah bersama Tuhan. Sekalipun secara fisik terasa lemah pasca pencangkokan namun secara roh, saya semakin dikuatkan. Pengharapan kita pasti akan menghasilkan sesuatu. Jangan pandang kepada apa yang kelihatan tetapi percaya dan yakinlah bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup yang penuh dengan mujizat.
Shalom! Bagi Saudara sedang membutuhkan dukungan doa ataupun ingin memberikan kesaksian dan pengalaman tentang kebaikan Tuhan, silakan isi formulir di bawah ini. Tim Hotline kami akan segera melayani dan merespon Saudara. Tuhan Yesus Memberkati.
Form Permohonan Doa Form Kesaksian
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.