Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
YesusTeladanIntegritasdalamPerbuatan.pdf
Ruang Remaja
Tetapi Petrus berkata:
"Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu:
Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
Kisah Para Rasul 3:6
Pasti diantara kita ada yang masih ingat tentang kisah Alkitab dari ayat tersebut di atas kan? Ya, kisah itu terjadi saat Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah. Di dekat pintu gerbang Bait Allah tersebut ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir dan tiap-tiap hari laki-laki itu meminta sedekah kepada orang-orang yang lewat disitu.
Sesaat ketika Petrus dan Yohanes berdiri di dekat situ, orang lumpuh itu pun menatap Petrus dan berharap bisa menerima sedekah uang dari Petrus.
Tapi saat itu Petrus berkata:
"Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
Nah dari kisah ini, sebenernya ada WARNING yang butuh SPECIAL ATTENTION buat kita anak-anak Tuhan, loh!
Seringkali kita merasa gak berguna karena pikiran-pikiran seperti ini di jaman now :
“Ah, saya kan tidak sepandai dia…” atau “Ah, siapalah saya ini… Saya tidak punya apa-apa” atau “Ah, saya kan tidak sekreatif dia” dan lain-lain.
Hai kamu yang mengaku “orang percaya”, sadarlah bahwa:
So, wake up and jangan lemah, justru tunjukan di hari-hari ini kalau kita anak-anak Tuhan bisa jadi berkat bagi lingkungan sekitar kita! Doakan mereka yang sedang terpuruk… yang sedang sakit…yang sedang putus asa…or down.
Bukan harta benda atau kepandaian yang ada padamu yang membuat kamu jadi hebat, tetapi Tuhan mau pakai hidup kita lewat praktekan iman percaya dengan bersaksi tentang Kristus.
Bangkitkan dalam dirimu; iman yang seperti Petrus; yang PERCAYA 100% bahwa KUASA TUHAN akan terus ADA ketika tujuan kita benar, yaitu mau bersaksi tentang kebesaran Yesus yang sanggup MENGADAKAN MUJIZAT! (MS)
Ruang Marketplace
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Matius 5:16
Leadership is about INFLUENCE, demikianlah salah satu kutipan dari pengajaran Dr. John Maxwell yang dikenal sebagai pakar dibidang management dan leadership dunia. Ketika kita berbicara tentang pemimpin atau kepemimpinan, kita sedang berbicara tentang PENGARUH dan bukan tentang posisi, kedudukan atau jabatan tertentu.
Setiap orang memiliki “radius of influence” atau “lingkaran pengaruh”, yang merupakan seberapa luas jangkauan dimensi PENGARUH orang tersebut terhadap orang-orang di sekitarnya. Semakin luas radius PENGARUH seorang individu atau suatu organisasi maka semakin tinggi index atau tingkat kepemimpinannya.
TUHAN memanggil kita untuk menjadi “garam dan terang dunia”. Artinya, TUHAN rindu supaya kita membawa PENGARUH yang luas bagi dunia ini. Tujuan-Nya bukan untuk membangun tirani, bukan untuk membangun kekuasaan otoriter, bukan untuk membuat kita semakin sombong dan arogan.
Tujuan-Nya adalah supaya melalui PENGARUH kita yang semakin luas, maka semakin banyak orang disentuh oleh kehadiran-Nya, supaya kebenaran dan otoritas kerajaan-Nya dinyatakan, serta Amanat Agung-Nya dituntaskan.
Adapun keuntungan bagi kita sendiri adalah dengan semakin luasnya radius PENGARUH kita, maka kita akan menikmati sukses yang sejati, yakni makna hidup yang berarti. Tanpa PENGARUH, kehadiran kita nothing atau tidak berpengaruh: Datang tidak menambah, pergi tidak mengurangi. Tetapi dengan bertambahnya PENGARUH, maka gagasan kita akan didengar, kehadiran kita selalu dirindukan dan kita menjadi berkat bagi orang-orang disekitar kita.
Bila selama ini PENGARUH kita hanya tajam ke bawah; kepada bawahan saja, maka TUHAN sanggup memperluas dimensi PENGARUH kita ke kanan dan ke kiri, kepada rekan-rekan kerja yang selevel dengan kita, bahkan juga ke atas, kepada atasan kita.
Berikut ini adalah 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan untuk memperluas radius PENGARUH kita:
MEMPERBESAR KAPASITAS DIRI
Dalam perumpamaan talenta (Matius 25:14-30), nyatalah bahwa setiap orang diberi talenta yang berbeda-beda, sesuai dengan KAPASITAS atau kesanggupannya. Dengan demikian jelaslah, bahwa kita perlu mengembangkan KAPASITAS diri, agar TUHAN dapat menambahkan atau mempercayakan lebih banyak talenta-Nya.
Namun hal yang tak boleh dilupakan dalam pengembangan KAPASITAS diri itu adalah untuk memulai dengan “setia dalam perkara kecil”, yakni mulai dari apa yang TUHAN percayakan kepada kita saat ini.
Dalam perumpamaan tentang mina, dikatakan demikian:
“Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas seluruh kota”
Lukas 19:17
Percayalah, ketika kita semakin menjadi expert dibidang kita, maka seiring dengan itu PENGARUH kita akan semakin diperluas, dan ketika KAPASITAS diri kita semakin besar, maka radius PENGARUH kita pun semakin besar.
MENGEMBANGKAN SIKAP MELAYANI
Sebuah ilustrasi mengisahkan bahwa pada suatu hari seekor singa lepas dari sebuah taman safari, dan masuk serta bersembunyi di toilet sebuah kantor. Lalu, pada suatu pagi, ketika boss kantor itu masuk ke toilet, ia diterkam dan ditelan oleh singa itu. Namun hingga sore hari, dikisahkan, tidak seorangpun merasa kehilangan ataupun mencari-cari pimpinan kantor itu.
Selanjutnya, masuklah seorang office boy bernama Udin ke toilet kantor itu, dan ia pun juga diterkam dan ditelan oleh singa itu. Namun, tidak butuh waktu lama, pagi itu gemparlah seluruh karyawan kantor itu mencari-cari Udin: “Udiiin, mana kopinya......! Udiiin, mana koran paginya..….?”. Ternyata, inilah suatu bukti bahwa kehadiran, pengaruh dan pelayanan Udin si OB lebih berarti dari pada kehadiran boss tadi.
Yesus Kristus mengajar kita bahwa 'pemimpin' adalah pelayan.
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”
Markus 10:43-45
RINDUKAN PENGURAPAN ILAHI
PENGURAPAN ilahi adalah faktor adikodrati yang memampukan seseorang untuk memiliki PENGARUH atau kewibawaan rohani dan dimampukan melakukan kehendak Allah yang telah ditentukan baginya; melampaui keterbatasan manusiawinya.
Alkitab menjelaskan bahwa Roh Kudus lah yang mengalirkan PENGURAPAN itu kepada orang-orang pilihan-Nya. Dengan memahami adanya faktor PENGURAPAN ilahi ini maka seharusnya kita dapat terhindar dari kesombongan, karena luasnya PENGARUH yang kita capai tidak dapat dilepaskan dari adanya peranan PENGURAPAN ilahi.
Raja Daud sangat menyadari pentingnya arti PENGURAPAN ilahi itu, sehingga suatu kali ia berseru:
“...Jangan mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!”
Mazmur 51 : 13
Demikian pula dengan kita, PENGURAPAN ilahi itu tersedia bila kita merindukannya dan seiring dengan bertambahnya PENGURAPAN ilahi, maka dimensi radius PENGARUH kita akan semakin besar dan diperluas, untuk menjadi “the people of influence”. (MORE)
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.